Hari ini, pagi pagi sekali keributan sudah terjadi di kediaman Bara. Lebih tepat nya di komplek Golden, komplek tempat tinggal Dito dan keluarga juga sahabat sahabat nya dengan keluarga dan Anak mereka masing masing.
Di dalam rumah, lebih tepat nya di depan pintu kamar Bara, ada Rere yang sedari tadi terus mengetuk pintu kamar putra semata wayangnya tersebut.
Jam sudah menunjukkan pukul 07:00 tapi Bara masih betah dengan tidurnya hingga gedoran pintu dari Rere tidak mengusiknya sama sekali. Tidak kehabisan akan Rere langsung membuka pintu kamar anaknya tersebut menggunakan kunci lain yang baru saja ia ambil dari tempat penyimpanannya.
Ckelek
Suara pintu kamar Bara dibuka oleh Rere dan menampakkan Bara yang masih tertidur pulas di atas kasur King Size miliknya. Kasur yang menurutnya adalah tempat paling nyaman dimuka bumi ini."Bara bangun"ucap Rere berusaha membangunkan anaknya yang masih tertidur pulas.
"Eugh"terdengar lenguhan dari Bara yang baru saja bangun dari tidur pulasnya. Ia terbangun setelah mendengar suara dari sang Mama.
"Kebo banget sih, udah sekarang cepetan mandi"ucap Rere sambil menjewer telinga Bara.
Panas.
Batin Rere setelah menyentuh kulit anak nya. Perasaan nya mulai khawatir, ia takut sesuatu yang buruk terjadi dengan anak semata wayangnya."Kamu sakit"ucap Rere khawatir kepada Bara yang saat ini memandangnya dengan tatapan sayu.
"Nggak ma"elak Bara, ia sudah tidak ingin membuat Mama nya khawatir.
"Jangan bohong, Mama tau kamu sakit, badan kamu panas banget, udah sekarang kamu tidur lagi ya, Mama mau telpon Bunda Kea dulu"ucap Rere langsung menghubungi Kea-Sahabatnya sekaligus tante Bara yang di panggil Bunda oleh Bara.
Kea. Untuk Kea saat ini ia sudah menjadi seorang Dokter handal. Dokter spesialis jantung, dan juga Kea adalah Dokter pribadi Bara yang bertugas untuk menangani Keponakannya tersebut yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
Setelah menghubungi Kea, Rere kembali fokus kepada Anaknya yang kini sudah tampak pucat, ditambah dengan keringat dingin yang sudah mulai membasahi tubuhnya.
"Apa yang sakit ?"tanya Rere khawatir kepada Bara.
"Ma, Bara nggak papa, Mama juga ngapainsih nelpon Bunda segala"ucap Bara.
"Jangan bohong, Mama tau kamu lagi sakit makanya Mama nelpon Bunda, Mama nggak mungkin tinggal diam lihat kamu sakit kayak gini sayang"ucap Rere seraya mengelus lembut rambut hitam legam milik Bara.
"Re, keponakan gue kenapa? "ucap panik Kea yang baru saja datang dengan nafas yang tidak beraturan.
"Woi nafas dulu elah"ucap Rere kepada Kea.
Setelah Rere menelponnya dan memberitahu bahwa Bara sakit ia langsung berlari dari Rumah nya yang hanya berjarak dua Rumah dari rumah Rere. Dan setelah menormalkan nafasnya Kea langsung menghampiri Bara dengan berbagai peralatan medis yang di bawanya di dalam sebuah tas. Dengan telaten Kea memeriksa kondisi kesehatan keponakan nya itu.
"Semalem ngapain aja? "tanya Kea kepada Bara yang tampak pucat.
"Nggak ngapa ngapain kok bun"jawab Bara.
"Tidur jam berapa? "tanya Kea lagi. Ia tau alasan kenapa Bara bisa drop seperti ini,itu semua hanya karena Bara yang kurang tidur.
"Jam sembilan Bun, sesuai dengan jam tidur yang Bunda wajibkan"jawab Bara berbohong, jam sembilan? Hhh gila aja Bara tidur jam segitu, orang tadi malam ia tidur saat jam sudah menunjukkan pukul 02:30 dini hari.
"Yakin? Nggak bohong kan? "tanya Kea memastikan.
"Iya Bun, Bara nggak bo---"
"Bara bohong Bun, apaan tidur jam sembilan, Bara tidur pukul 02:30 dini hari Bun, Afi punya bukti Bun, nih Bunda bisa lihat di Wa Bara jam berapa terakhir dia online"ucap Afi seraya menunjukkan bukti Kepada Kea-Bundanya.
"Benerkan Bun, Afi nggak bohong"ucap Afi lagi.
Dengan senyum penuh kemenangan Afi menatap Bara yang kini juga menatap nya dengan tatapan penuh permusuhan.
"Udah Ma, Bun, omelin aja"ucap Afi sengaja memanas manasi Rere dan Kea.
"Kak"kesal Bara kepada Afi.
"Apa? Mau marah? Iya? "ucap Afi langsung mengambil posisi duduk di kursi yang berada di samping Kasur Bara.
"Kakak apa apaan sih? Kayak anak kecil tau nggak, hobinya ngadu"ucap Bara kesal kepada Afi yang kini sudah duduk manis di samping kasurnya.
"Biarin, Kakak ngelakuin ini juga demi kamu"ucap Afi lembut kepada Adik sepupunya itu.
"Kakak cuma nggak mau kamu kenapa napa, Kakak sayang kamu, nggak cuma Kakak, Mama, Papa, Daddy, Bunda, Oma, Opa, Oom, dan yang lain nya juga sayang sama kamu, kita cuma nggak mau kamu kenapa napa"lanjut Afi membuat Bara tidak bisa membantah.
"..."
"Nggak usah terharu, gue tau gue ini baik hati"ucap Afi dengan PD nya yang sudah kelewat batas.
"Sialan lo kak"ucap Bara seraya melemparkan bantal kepada Afi.
"Ma, Bun, lihat nih, masa Afi di lempar bantal sama Bara"adu Afi kepada Rere dan Kea.
"Emang dasar anak kecil, hobinya ngadu, lagian lo mau ngadu sama siapa? Orang Mama sama Bunda udah keluar dari tadi"ucap Bara sengaja ingin menggoda Kakak sepupunya itu.
Melihat sudah tidak ada lagi Rere dan Kea di dalam kamar Afi hanya diam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Yatuhan Afi malu
"Kenapa diem lo kak? Malu ya? "ucap Bara semakin menggoda Kakak nya.
"Sialan lo"ucap Afi seraya melemparkan balik bantal yang tadi di lemparkan Bara kepadanya.
"Argh"Bara berpura pura mengerang kesakitan karena bantal yang di lemparkan Afi tepat mengenai dadanya.
"Dek, lo kenapa? Apa yang sakit? "ucap Afi bertanya dengan panik kepada Bara.
Melihat kepanikan di wajah Afi sontak membuat Bara tertawa, sehingga mata bulatnya menyipit.
"Dek, bilang ke Kakak apa yang sakit? Kamu tunggu disini ya, Kakak mau panggil Bunda dulu"ucap Afi masih panik, ia belum menyadari bahwa ternyata Bara hanya mengerjainya.
Mendengar bahwa Afi akan memanggil Bunda, Bara langsung saja mengaku bahwa sebenarnya ia hanya berpura pura, ia berpura pura karena ia senang sekali melihat kepanikan di wajah Kakak sepupunya itu.
"Eh jangan Kak, gue nggak kenapa napa kok, gue cuma bercanda"ucap Bara langsung mendapatkan tatapan tajam dari Afi.
"..."
"Elah jangan marah dong kak, gue kan cuma bercanda"ucap Bara berusaha membujuk Afi.
"..."
"Kak, jangan marah dong"bujuk Bara lagi.
"Gue nggak marah, gue cuma kesal, gue udah khawatir tau nya lo cuma main main"ucap Afi kesal.
"Iya iya gue salah, gue minta maaf, tapi lo jangan marah ya? "ucap Bara dengan puppy eyesnya.
"Dibilangin gue nggak marah juga, gue cuma----"
"Iya Kakak nggak marah, tapi Kakak nggak boleh kesal juga ya"ucap Bara lagi lagi dengan puppy eyesnya.
"Iya iya Kakak nggak marah, nggak kesal juga"ucap Afi langsung luluh dengan puppy eyes sang Adik.
"Udah sekarang kamu istirahat, Kakak mau sekolah dulu"
"Yakin mau sekolah kak, udah jam sembilan loh"ucap Bara tidak yakin.
"Yakinlah, Kakak kan rajin"kekeh Afi langsung berlalu dari kamar Bara.
------
Gimana? Suka nggak?
Vote sama komen nya jangan lupa, biar gue rajin up.
Bye
05 11 19
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Teen FictionSEQUEL COMPLICATED2. "Pacar kamu itu aku Ca, bukan dia"tunjuk Bara kepada Alfa yang saat ini berdiri tepat di samping Caca. "Gue tau, trus kenapa? "tanya Caca kepada Bara. "Pacar kamu itu aku, tapi kenapa kamu malah lebih mentingin dia dari pada a...