●11🌷

1.5K 80 8
                                    

Tidak sampai Tiga Puluh Menit Afi sudah sampai di depan Rumah Sederhana berlantai dua yang ia ketahui adalah rumah milik Afi, perempuan yang teramat sangat adik nya Cintai, dan sayang nya perempuan ini tidak bisa balik mencintai adik nya.

Untuk itu Afi tidak marah, ia tau bahwa Cinta tidak bisa di paksakan, tapi ia marah, ia marah karena perempuan selalu membuat kondisi kesehatan nya adik nya menjadi buruk. Sebagai kakak tentu ia tidak terima saat adik nya di perlakukan buruk seperti apa yang Caca lakukan kepada Bara.

Setelah mengetahui alamat rumah Caca dari salah satu teman nya, Afi langsung mengendarai mobil nya di bawah deras nya hujan menuju rumah Caca. Niat awalnya ia ingin bertemu Caca untuk berbicara baik baik dengan nya. Namun sayang nya semua niat itu sirna setelah ia melihat pemandangan di depan nya. Pemandangan saat Caca sedang berduaan dengan seorang laki laki yang ia ketahui bernama Alfa.

Dengan emosi yang memuncak Afi langsung menghampiri mereka, Afi juga menyiram Caca dengan jus yang berada di atas meja.

"Kak Afi"gugup Caca melihat Afi sudah berdiri tegak di depan nya, lebih tepat nya di Rumah nya.

"Kakak ngapain disini? "tanya Afi gugup. Jujur ia takut, ia takut berhadapan dengan Afi, ditambah dengan Afi yang sepertinya sangat emosi.

Di dalam hatinya Caca berpikir bahwa semua ini pasti ada hubungannya dengan Bara. Ada apa dengan Bara? Pikirnya.

"Masih nanya kenapa? Lo nggak sadar dengan kesalahan lo? Iya?! "bentak Afi kepada Caca.

"Apa kak? Aku tidak tau di mana letak kesalahan ku"ucap Caca terdengar sangat ketakutan melihat Afi yang menatap nya dengan kilatan marah yang tampak jelas di mata nya.

"NGAPAIN LO NGAJAK ADIK GUE HUJAN HUJANAN?! LO TAU KALAU ADIK GUE ITU PUNYA PENYAKIT DAN KENAPA LO JAHAT BANGET SAMA DIA? KENAPA?! "bentak Afi tepat di depan wajah Caca.

Caca menunduk, ia benar benar takut mendengat bentakan dari Afi.

"Ada apa ini? Seenaknya berteriak di Rumah saya? "ucap seorang laki laki dewasa, yang tidak lain adalah Wandi-Papa Caca.

"Ini Pa, dia udah bentak bentak aku"adu Caca kepada Wandi.

Ia berlari menghampiri Wandi dan berlindung di belakang tubuh nya. Katakanlah Caca itu penakut, karena itu memang benar adanya.

"Siapa kamu? Dan ada urusan apa kamu dengan anak saya, sampai kamu berani membentak nya di rumah nya sendiri? "tanya Wandi dengan suara tegas dan tatapan tajam kepada Afi yang kini juga menatap nya, lebih tepat nya menatap Caca yang bersembunyi di belakang nya dengan tatapan yang tidak kalah tajam.

"Anda tidak perlu siapa saya? untuk pertanyaan anda tentang urusan apa saya kesini anda bisa menanyakan langsung kepada perempuan di belakang anda, dan saya yakin ia tidak akan bisa menjawab pertanyaan anda"ucap dingin Afi dengan senyum sinis nya.

"Ada apa sayang? Ada urusan apa kamu dengan perempuan ini? "tanya Wandi kepada Caca yang masih bersembunyi di belakang nya.

"Caca nggak tau pa, tiba tiba dia datang dan langsung bentak Caca pa"adu Caca tanpa menjawab pertanyaan dari sang Papa.

Shit!

"Saya sudah mendengar jawaban dari anak saya, dan saya yakin sekali bahwa dia tidak akan pernah berbohong"jawab Wandi seratus persen langsung percaya dengan apa yang di ucapkan oleh anak nya.

"Dan sekali lagi saya tanya, siapa kamu? Dan ada perlu apa kamu kesini sampai membentak anak saya seperti tadi?! "tanya Wandi semakin tegas.

"Saya permisi"ucap Afi langsung pergi tanpa mau menjawab pertanyaan yang kembali di ajukan oleh orang tua Caca.

Afi pergi, ia melangkah dengan emosi yang masih memuncak di kepalanya, ia tidak terima melihat Caca bersenang senang dengan laki laki lain setelah membuat kondisi kesehatan adik nya menurun, ia bertambah emosi ketika Caca berucap bahwa disini ia sama sekali tidak bersalah, karena pada kenyataan nya, disini ia lah yang bersalah.

Dengan kecepatan penuh Afi kembali menjalankan mobil nya membelah jalanan jakarta yang masih di terpa derasnya hujan.

Setelah sampai ia langsung masuk ke dalam rumah, menuju kamar Bara untuk melihat bagaimana kondisi adik nya saat ini.

"Gimana kondisi adek Ma? "tanya Afi kepada Rere yang setia menemani Bara.

"Adek nggak papa kok Kak, kata Bunda adek cuma kelelahan, dan tadi adek juga sudah sadar, sekarang adek cuma tidur, bukan pingsan"ucap Rere menjelaskan, dan setelah mendengar penjelasan dari Rere terdengar helaan nafas kelegaan dari Afi, ia lega karena ternyata saat ini kondisi Bara sudah kembali baik.

"Syukurlah, yaudah kalau gitu Afi pulang dulu ya Ma"pamit Afi kepada Rere.

Ia ingat bahwa sekarang ia juga mempunyai dengan sang Daddy. Janji untuk pergi jalan jalan ke mall dan menonton film, tidak lupa Kea juga ikut serta di dalam perjalanan tersebut. Meskipun memiliki profesi sebagai seorang Dokter, tapi Kea tetap bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, sama seperti Kea, Alex juga bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarganya, karena menurutnya keluarga jauh lebih penting dari pada tumpukan kertas yang menumpuk di atas meja kantornya.

"Mau jalan jalan lagi ya? "tebak Rere yang memang sudah tau dengan kebiasaan keluarga Kea dan Alex.

"Iya Ma, kemarin Daddy sama Bunda ngajakin Afi buat jalan jalan lagi"ucap Afi dengan senyum manis di bibir nya.

"Yaudah, Afi pergi dulu ya Ma, assalamualaikum"lanjut Afi langsung keluar dari dalam kamar Bara. Tidak lupa Afi juga menyalami tangan Rere.

Tidak sampai dua menit Afi sudah sampai di kediaman nya yang memang hanya berjarak dua rumah dari rumah Bara. Sesampainya di Rumah ia langsung di sambut oleh kedua orang tuanya yang ternyata saat ini sedang duduk berdua di ruang tengah.

"Assalamualaikum"Afi mengucap salam dan langsung menyalami tangan kedua orang tuanya. 

"Waalaikumsalam"jawab kedua orang tua nya kompak.

"Habis dari mana sayang? Kenapa baru pulang? "tanya Alex kepada Afi dengan tangan yang mengelus lembut rambut kecoklatan milik anak nya, rambut turunan dari dirinya dan sang istri.

"Habis dari rumah Adek Dad"jawab Afi langsung memeluk Alex dan tak lupa ia juga melalukan kebiasaan nya, yaitu menenggelamkan kepalanya di dada bidang Daddy nya itu.

"Oh iya, Kakak masih ingat kan kalau hari ini kita ada janji buat jalan jalan"Kea bertanya dan ikut angkat suara.

"Iya Bun, Afi masih ingat kok"jawab Afi seraya melepaskan pelukan nya.

"Yaudah kalau gitu Afi ke atas dulu ya, mau mandi sama ganti baju"ucap Afi langsung melangkah berjalan ke lantai atas.

"Jangan lama lama ya Kak"ucap Kea kepada Afi yang sudah berada di pertengahan tangga.

"Iya Bunda, nggak lama kok"balas Afi kembali melangkahkan kaki nya, melanjutkan perjalanan nya yang sempat tertunda.

























___________

Hayooo gimana tanggapan nya dengan part yang ini? Suka nggak? Sukalah ya :)wkwk

Sorry Typo And See You Next Part.

NO KOMEN NO UP!

Pulau Baru
03 12 2019
-hari kedua ujian.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang