●4🌷

2K 116 10
                                    

Bara Pov

Aku terbangun, aku mencari ponsel dan aku lihat bahwa sekarang jam sudah menunjukkan pukul 19:11, aku lihat sekelilingku, aku baru menyadari bahwa saat ini aku sudah berada di dalam kamar, seingatku terakhir kali aku masih berada di dalam mobil bersama dengan kak Afi.

Aku sadar dan aku yakin sekali bahwa kak Afi lah yang sudah membawa aku pulang ke Rumah, jujur aku sangat beruntung bisa memiliki kakak seperti kak Afi, kakak yang benar benar peduli dengan ku. Ia selalu ada untuk ku.

Malam ini aku berencana untuk mengajak kak Afi keluar hanya untuk berjalan jalan, karena sudah cukup lama aku tidak berjalan jalan dengan kakak ku itu.

Aku segera menghubungi kak Afi untuk mengajak nya pergi. Dan aku benar benar beruntung karena pada panggilan pertama kak Afi langsung menerima panggilan ku.

"Halo kak"sapa ku kepada kak Afi yang berada di seberang sana.

"Iya dek, kenapa? Ada yang sakit ya? "ucap kak Afi dari sebelah sana, aku memaklumi ucapan kak Afi karena aku yakin sekali bahwa saat ini ia masih khawatir memikirkan aku yang tiba tiba collaps tadi sore.

"Enggak kak, aku udah okay kok"ucap ku mencoba menghilangkan ke khawatiran di dalam diri kak Afi.

"Syukurlah"terdengar helaan kelegaan dari seberang sana.

"Oh iya kakak dimana? "tanyaku kepada kak Afi.

"Kakak dirumah, kenapa? "tanya balik kak Afi.

"Bara bosen, bara mau ngajak kakak jalan jalan, kakak mau kan? "ucap ku memulai untuk membujuk kak Afi.

"Loh inikan udah malam dek, kamu kan harusnya juga istirahat"balas kak Afi sepertinya ingin menolak ajakanku.

Jangan panggil Aku Bara jika aku tidak bisa membujuk kak Afi untuk pergi jalan jalan bersama dengan ku malam ini.

"Ayolah kak, belum malam malam banget loh kak, lagiankan aku juga udah baik baik aja"ucapku memohon.

Aku tidak peduli jika julukan sebagai BAD BOY ku hancur karena saat ini aku sedang memohon kepada kak Afi layaknya anak kecil yang sedang memohon kepada orang tuanya, meminta agar di belikan mainan.

"Yaudah lah iya, kakak mau, tunggu ya sebentar lagi kakak kesana"ucap kak Afi akhirnya luluh dengan permohonan ku.

Sudah aku katakan bukan, bahwa aku akan berhasil membujuk kak Afi, dan sekarang ucapan ku terbukti dengan kak Afi yang mau pergi jalan jalan denganku.

"Eh nggak usah kak, biar aku aja yang ke Rumah kakak, kakak tunggu bentar ya, aku mau mandi dulu"ucap ku mencegah kak Afi untuk datang menghampiriku, biarkan kali ini akulah yang datang menghampirinya.

"Eh apaan mau mandi jam segini, nggak boleh, ntar yang ada kamu malah tambah sakit, kakak nggak mau lihat kamu sakit lagi, pokoknya kamu nggak usah mandi, kalau kamu ketahuan mandi kakak nggak jadi pergi sama kamu"ucap kak Afi melarangku untuk mandi.

What the fuck-umpatku dalam hati.

"Yah kak, kok gitu sih, biarin aku mandi dongkak, emang nya kakak mau jalan sama aku yang nggak mandi, bau loh kak kalau nggak mandi"ucap ku kembali mencoba membujuk kak Afi.

"Kakak nggak malu, tapi kakak bakal sedih kalau kamu sakit lagi, udah sekarang kamu cepat siap siap, kakak tungguin nih"ucap kak Afi tidak mempan dengan rayuan ku.

"Iya iya, aku siap siap dulu, bye"ucap ku langsung memutuskan panggilan. Dan aku yakin sekali bahwa saat ini kak Afi sedang kesal karena aku sengaja memutuskan sambungan sebelum ia membalas ucapan ku.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang