Dan tibalah saat yang paling ditunggu oleh Bara, setelah menunggu lama dan berjemur di bawah terik matahari akhirnya Bara bebas dari hukuman nya, dua jam sebelum pulang ia di beri hukuman hormat menghadap tiap bendera di bawah terik matahari yang sangat panas. Ia di hukum karena ia tidak mengumpulkan tugas Fisika yang diberikan oleh gurunya minggu lalu.
Dengan nafas yang mulai tampak berat Bara berjalan pelan menuju parkiran untuk menghampiri sang kekasih.
"Ca"panggil Bara kepada Caca saat ia sudah sampai di parkiran, tempat mobil Caca di parkirkan.
"Hm"balas Caca seadanya.
"Ca, hari ini aku pulang sama kamu ya? "ucap Bara mengutarakan keinginan nya.
"Nggak bisa"tolak Caca.
"Kenapa? "tanya Bara ingin tau alasan kenapa Caca menolak pulang bersama dengan nya.
"Gue pulang sama Alfa"ucap Caca lagi lagi menyakiti perasaan Bara.
"Eh Al, udah siap, yuk pulang"ucap Caca kepasa Alfa yang baru saja sampai menghampirinya.
"Pacar kamu itu aku Ca, bukan dia"tunjuk Bara kepada Alfa yang saat ini berdiri tepat di samping Caca.
"Gue tau, trus kenapa? "tanya Caca kepada Bara.
"Pacar kamu itu aku, tapi kenapa kamu malah lebih mentingin dia dari pada aku"ucap Bara dengan nafas yang mulai tampak berat, dadanya naik turun, beriringan dengan ia yang berusaha menghirup pasokan oksigen di sekitarnya.
"Suka suka gue dong mau mentingin siapa, intinya gue nggak akan lebih mentingin lo dari pada Alfa"ucap Caca benar benar tidak peduli dengan Bara yang tampak kesulitan hanya untuk sekedar bernafas.
"Udah Al, yuk pulang"ucap Caca langsung pergi meninggalkan Bara. Ia pergi bersama dengan Alfa meninggalkan Bara sendiri di parkiran.
Bara memundurkan langkahnya seraya menormalkan pernafasannya, ia tertunduk meremas dada bagian kirinya yang kian terasa nyeri.
Dibalik ketidak berdayaan nya akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi Kakaknya.
Beruntunglah Bara karena pada panggilan pertama Afi langsung menerima panggilannya.
"Halo Kak, kakak di mana? "tanya Bara berusaha untuk berbicara normal.
"Kakak masih di sekolah, masih ada rapat Osis yang harus kakak hadiri"ucap Afi selaku ketua Osis di Oxford.
Meskipun tergolong ke dalam murid yang bermasalah, tetapi selama masa kepemimpinan nya Afi berhasil memajukan sekolah nya dengan segudang prestasi yang di gapai oleh Organisasi yang ia pimpin tersebut. Sekarang ia sudah kelas XII dan sebentar lagi jabatan nya sebagai ketua Osis akan segera habis.
"Oh yaudah, Kakak rapat aja"ucap Bara tidak enak jika harus mengganggu waktu rapat sang Kakak.
"Iya dek, tapi kamu dimana? Udah pulang kan? "tanya Afi kepada Bara.
"..."
Bara tidak menjawab, sakit dan nyeri di dadanya benar benar menyiksa.
"Dek, kamu kenapa? Kakak tanya kamu dimana? "ulang Afi bertanya kepada Bara.
"Fi, semuanya udah ngumpul dan sekarang kita sudah bisa langsung mulai rapatnya"terdengar suara dari salah satu teman Afi yang mengatakan bahwa rapat sudah bisa di mulai.
"Ukhuk"Bara terbatuk membuat Afi yang di seberang sana langsung khawatir.
"Dek, kamu kenapa ? Kamu dimana? "tanya Afi benar benar khawatir dengan adiknya tersebut.
"Aku nggak papa Kak"jawab Bara berbohong.
"Fi, kita sudah bisa mulai rapatnya"lagi lagi terdengar ucapan dari salah satu teman Afi yang juga bergabung di dalam Osis.
"Ukhuk"dan lagi lagi Bara terbatuk karena tidak kuat menahan rasa nyeri dan sakit di dadanya.
"Dek kamu dimana? "tanya Afi dengan nada paniknya.
"Parkiran Kak"jawab Bara jujur, ia memutuskan untuk jujur karena ia sudah tidak kuat menahan rasa sakit di dadanya.
"Kamu tunggu ya, kakak kesana sekarang"ucap Afi.
"Fi, lo mau kemana? Ini rapatnya gimana? "tanya salah satu rekan Afi.
"Kalian bisa mulai rapatnya, gue harus pergi"ucap Afi.
"Nggak bisa Fi, kehadiran lo sangat penting di dalam rapat ini Fi"balas rekan Afi tidak mengizinkan Afi pergi meninggalkan rapat penting ini.
"Gue nggak peduli, ada sesuatu yang lebih penting bagi gue dari pada rapat ini"ucap Afi langsung pergi meninggalkan rapat tersebut.
Dari seberang sana, Bara bisa mendengar jelas apa saja percakapan antara Afi dengan rekan satu organisasinya, Bara bahagia, ia bahagia bisa memiliki Kakak seperti Afi.
Tidak sampai lima menit Afi sudah sampai di parkiran dan langsung meminta Bara untuk masuk kedalam mobil.
"Cepat masuk dek"ucap Afi langsung membantu Bara untuk masuk ke dalam mobil.
Didalam mobil Afi langsung membantu meletakkan Bara di posisi ternyaman.
"Minum dulu dek"ucap Afi seraya memberikan minuman kepada Bara.
Setelah memberikan minum kepada Bara, Afi langsung membuka seragam Bara, meninggalkan kaos putih yang membaluti tubuh Bara.
"Obat nya mana, udah di minum kan? "tanya Afi kepada Bara yang mulai tampak tenang.
"Obatnya habis kak"ucap Bara seraya memperlihatkan tabung obat di tangan nya yang sudah kosong.
"Udah sekarang Adek tenang ya, kita ke Rumah sakit beli obat buat adek"ucap Afi langsung menjalankan mobilnya menuju Rumah sakit.
Selama perjalanan menuju Rumah sakit Afi tak henti henti nya melihat ke samping, dimana saat ini Bara sudah tertidur pulas dengan wajah yang tampak pucat.
"Cepat sembuh dek"ucap Afi kepada Bara yang tertidur pulas.
Sesampainya di Rumah Sakit Afi langsung pergi menemui sang Bunda, karena Rumah sakit yang ia datangi adalah Rumah sakit milik Keluarganya.
Setelah menerima obat dari Kea, Afi kembali ke mobil dan langsung membawa Bara untuk pulang ke Rumah, agar adik nya itu bisa beristirahat dengan nyaman di Rumah.
"Loh kak, adek kenapa? "tanya Dito kepada Afi saat mereka sudah sampai di rumah.
"Nggak tau pa, tadi tiba tiba adek nelpon dan kayaknya adek emang udah sesak dari tadi pah"jawab Afi kepada Dito yang sedang menggendong Bara masuk ke dalam rumah.
"Makasih ya kak, udah jagain adek"ucap Dito berterimakasih kepada Afi.
"Iya pa, yaudah kalau gitu Afi pulang dulu ya, ada janji sama Daddy soalnya"ucap Afi teringat bahwa sebentar lagi ia harus pergi bersama dengan sang Daddy ke Rumah sakit menjemput Kea untuk jalan jalan bersama.
"Iya, sekali lagi makasih ya kak"
"Iya pa, kalau gitu Afi pamit dulu, assalamualaikum"pamit Afi menyalami tangan Dito.
"waalaikumsalam"jawab Dito.
_____
Sorry kalo kalian nggak suka, and sorry juga kalo banyak typo.
See you next part.
Bye
Lima komen solo up.
Sepuluh komen double up.
Dua puluh komen triple up.
No komen no up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Teen FictionSEQUEL COMPLICATED2. "Pacar kamu itu aku Ca, bukan dia"tunjuk Bara kepada Alfa yang saat ini berdiri tepat di samping Caca. "Gue tau, trus kenapa? "tanya Caca kepada Bara. "Pacar kamu itu aku, tapi kenapa kamu malah lebih mentingin dia dari pada a...