●22🌷

1.6K 92 51
                                    

Satu minggu berlalu namun Bara masih belum bangun dari tidur panjang nya, ia masih betah tidur di ranjang pesakitan nya. Kabar baik nya adalah semakin kesini kondisi Bara semakin membaik, selang selang yang terpasang di tubuh nya juga sudah banyak di lepaskan, sekarang hanya tinggal masker oksigen dan selang infus yang terpasang di tubuh kurus itu.

Di samping brankar laki laki tersebut ada Afi setia menemaninya, dan ada juga Genta yang setia menemani Afi :)

"Fi"panggil Genta kepada Afi memecah keheningan di antara mereka.

"Iya pak"reflek Afi kembali memanggil Genta dengan sebutan Pak.

"Fi jangan mulai, okay"ucap Genta memutar bola matanya malas. Harus berapa kali ia ingatkan kepada Afi jika ia tidak suka saat memanggilnya dengan sebutan Bapak, sekali lagi ia ingatkan bahwa ia belum cukup Tua untuk di panggil Bapak oleh Afi yang umur nya hanya terpaut Tiga tahun lebih muda di bawah nya.

"Eh iya Pak, maaf lupa"ucap Afi malah membuat kesal Genta.

Dari tempat duduk nya Afi mati matian menahan dirinya agar tidak kelepasan menertawai wajah kocak Genta saat sedang kesal.

"Udah ah males"kesal Genta ngambek layak nya anak SMA yang sedang bertengkar atau berselisih paham dengan pasangan nya.

"Yaudah"ucap Afi sengaja membiarkan Genta ngambek.

"Eh mau kemana? "tanya Afi kepada Genta yang sudah berada di ambang pintu.

"Pulang"ketus Genta layak nya anak kecil.

"Kayak anak kecil aja tau nggak, hobinya ngambek"ucap Afi langsung berdiri dari duduk nya dan menarik tangan Genta untuk kembali duduk di samping nya.

"Iya iya maaf, janji deh nggak lagi manggil Bapak"pasrah Afi.

"Udahkan nggak usah ngambek lagi, okay"ucap Afi masih belum di respon oleh Genta.

"Kalau kamu nggak mau manggil saya Genta kamu bisa panggil saya dengan sebutan MAS"ucap Genta memberi penawaran.

"Ih apaan pakai MAS segala, gue ini masih muda ya, nggak mau ah manggil MAS"tolak Afi kembali menggunakan dua kata sakral yang tidak di sukai Genta.

Mampus

"Eh makin ngambek ni anak, udah jadi dosen masih aja ambekan"gerutu Afi yang ternyata masih bisa di dengar oleh Genta.

"Saya bisa dengar kamu ngatain saya"ucap Genta semakin kesal.

Double Mampus inimah

"Iya iya maaf, yaudah deh mulai sekarang aku bakal coba manggil kamu MAS"ucap Afi tidak ingin berdebat dengan Dosen kekanak kanakan di samping nya ini. Karena jika tidak seperti ini bisa saja sampai besok Dosen di samping nya tidak berhenti ngambek kepadanya.

"Yaudah kalau gitu aku mau coba dengar kamu manggil saya dengan sebutan Mas"ucap Genta terdengar seperti menantang Afi.

"Mas"ucap Afi sangat pelan, jujur ia masih canggung jika harus memanggil Genta dengan sebutan Mas.

"Coba ulang saya nggak denger"pinta Genta lagi lagi terpaksa harus di turuti oleh Afi.

"Mas Genta"ucap Afi sedikit berteriak.

"Udah? Puas? "ucap Afi langsung di angguki oleh Genta.

"Sound Good"ucap Genta seraya mengelus rambut cokelat lembut milik Afi.

"Karena aku udah nurutin mau nya Mas, aku juga mau Mas nurutin kemauan aku"ucap Afi dengan senyum manis nya.

"Apa? "tanya Genta.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang