●17🌷

1.3K 70 0
                                    

Nyatanya malam sudah berganti pagi. Bara sudah siap dengan semua keperluan sekolah nya dan langsung menjalankan mobil sport miliknya membelah jalanan jakarta pagi ini menuju sekolahnya.

Untuk kejadian tadi malam, ia tidak terlalu memikirkan nya, ia hanya perlu mencoba tanpa harus menjadikan perjodohan itu sebagai beban, dan ia rasa ia tidak akan bisa menerima perjodohan ini karena semua rasa sayang dan rasa cinta yang ia miliki sepenuhnya sudah serahkan kepada Caca.

Pagi ini sebelum berangkat kesekolah Bara juga mendapat kabar dari Mamanya bahwa Kania-perempuan yang dijodohkan dengan dirinya hari ini akan pindah kesekolah tempat nya. Bara hanya mengangguk tanpa mau peduli lebih lanjut dengan Kania.

Sesampainya di sekolah, lebih tepat nya di parkiran, Bara tidak sengaja bertemu dengan Kania. Bara hanya melihat nya sekilas lalu kemudian langsung pergi meninggalkan nya. Tapi baru beberapa langkah ia terpaksa harus menghentikan langkah nya karena Kania memanggilnya, ah atau lebih tepat nya menahan tangan nya.

"Kak Bara"panggil Kania kepada Bara yang berjalan begitu saja melewati dirinya.

"Kenapa? "tanya Bara seadanya. Ia bertanya tanpa ada niat sedikit pun untuk melepaskan cekalan tangan Kania di tangan nya.

"Kania mau minta tolong sama Kakak buat antarin Kania ke kelas X IPA 1, Kania nggak kenal siapa siapa disini Kak, makanya Kania minta tolong sama Kakak, mau ya kak antarin kania? "pinta Kania dengan wajah yang sangat menggemaskan bagi Bara. Hidung mancung, bulu mata lentik dan bola mata abu abu menjadi daya tarik tersendiri bagi Bara.

"Ikut aku"ucap Bara berjalan lebih dulu meninggalkan Kania yang berjalan mengikuti langkah nya dari belakang.

"Makasih kak udah mau antarin Kania ke kelas baru Kania"ucap Kania berterima kasih kepada Bara.

"Sama sama, aku pergi dulu"ucap Bara langsung pergi meninggalkan Kania yang masih tersenyum manis memandang kepergian nya.

"Kak"panggil Kania kepada Bara yang sudah berada jauh dari dirinya.

"Aku Cinta Kakak"ucap Kania kepada Bara yang menoleh ke arah nya, setelah mengatakan itu Kania langsung menghilang di balik pintu kelas barunya.

Menarik-batin Bara tersenyum penuh arti.

Lo apa apaan sih Bar, ingat lo udah punya Caca-batin Bara lagi.

Sedangkan di tempat lain ada Afi yang sedang menggerutu tidak jelas, pasalnya saat ini ia sedang terjebak macet bersama Genta-laki laki yang di jodohkan dengan nya.

Pagi ini dengan ikhlas Afi harus menerima kenyataan bahwa untuk kali ini ia akan berangkat ke sekolah di antar oleh Genta, calon suami, kata Bundanya.

"Pak, bisa lebih cepat nggak sih, ini gue udah telat"kesal Afi kepada Genta yang hanya duduk diam di samping nya tanpa ada niat sedikit pun untuk merespon kekesalan Afi kepadanya.

"Bapak bisu ya? Kalau ada orang yang ngajak ngomong itu di respon, bukannya malah diem diem nggak jelas kayak bapak!"ucap Afi semakin kesal dengan laki laki di samping nya.

"Kamu ngomong sama saya?! "ucap Genta bertanya kepada Afi yang sudah kepalang kesal nya.

"Gue ngomong sama setan"ucap Afi benar benar kesal.

"Mana ada setan setampan saya"balas Genta dengan kepercayaan diri yang sungguh luar biasa.

"Berarti Bapak ngerasa kalau Bapak itu setan"ucap Afi membuat Genta menatap tajam ke arah nya.

"Kamu ngatain saya setan? "bukan nya takut Afi justru tertawa melihat kekesalan yang terpancar jelas dari wajah Genta.

"Bapak sendirikan yang ngomong"ucap Afi berusaha menahan tawa agar tidak kembali lepas di depan Genta, ia tidak tahan untuk tidak tertawa melihat wajah Genta yang menurutnya sangat lucu jika sedang kesal.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang