Cinta Duda Seksi & Pengasuh Kikuk

1. Pagi Yang Sibuk

Justin Sky Mills segera memakaikan mantel untuk putranya, Tyler, lalu menyambar mantelnya sendiri. Ia sudah hampir terlambat ke kantor, dan anaknya bahkan masih belum sarapan. Plus belum sempat ia mandikan.

Ia terlalu banyak minum tadi malam, dan Justin akui, itu murni kesalahannya. Pekerjaan yang menumpuk membuatnya lelah hingga Justin melampiaskannya pada minuman keras.

"Dad, tidak bisakah kita makan dulu? Aku lapar." Tyler merengek sambil menarik celana panjang Justin.

"Daddy sudah terlambat, Kiddo. Kau bisa sarapan nanti di rumah Nana." Justin meraih tas kecil Tyler dan menggendong bocah berusia lima tahun itu, lalu keluar dari rumah.

Orang tua Justin tinggal hanya tiga blok dari rumahnya, dan Justin beruntung, Beatrice, ibu tirinya yang selalu dipanggil Nana oleh putranya, mau dan bisa mengurus Tyler. Sebenarnya, ia tidak mau menyusahkan Beatrice dengan menitipkan Tyler di sana. Namun, pengasuh Tyler baru saja berhenti (lagi!) bulan ini dan ia belum mendapatkan pengasuh lain. Tidak sembarang orang bisa kuat mengasuh Tyler.

Dibesarkan hanya oleh seorang ayah membuat putranya itu tidak begitu menyukai adanya perempuan di rumah. Ditambah, masa lalu yang buruk di rumah itu, Tyler sulit untuk dekat dengan wanita. Tyler akan berubah menjadi anak nakal dan sulit diatur hingga membuat pengasuhnya kesal dan kapok bekerja di rumahnya.

Justin bukannya tidak mencari lagi seorang pengasuh untuk putranya itu. Ia mencari, bahkan memberikan iming-iming gaji lebih besar di setiap iklannya. Akan tetapi, pengasuh-pengasuh itu hanya sampai di tahap 'training' selama satu atau dua hari. Begitu mencoba menjaga Tyler, mereka tidak pernah berniat untuk bekerja lagi.

Sebenarnya, Tyler bukan anak yang nakal. Akan tetapi, ia seperti anak yang tidak pernah Justin kenal jika sudah berhadapan dengan pengasuhnya. Menyebarkan sarapannya di lantai, menghamburkan susunya di meja makan, atau menghamburkan mainannya di tangga selama berulang-ulang hingga membuat pengasuhnya harus naik turun tangga berkali-kali.

Ada yang mencoba 'menguji nyali' dengan menerima pekerjaan itu, tetapi hanya mampu bertahan tiga hari. Wanita itu berakhir dengan patah tulang panggul karena Tyler memaksanya menjadi kuda poni selama lima jam penuh setiap hari, mengelilingi rumah mereka yang sangat besar.

Justin bahkan harus mengeluarkan biaya operasi dan perawatan wanita itu dalam jumlah cukup besar. Melebihi gaji bulanan yang Justin tawarkan padanya. Namun, tidak ada yang bisa ia lakukan selain hal tersebut, wanita itu sakit karena ulah anaknya.

"Dad, aku berangkat! Tyler belum sarapan dan belum mandi!" Teriak Justin dari dalam mobil saat anaknya turun dan menghampiri kakeknya yang sedang memotong rumput di halaman.

Adam Mills hanya mengangkat alis dan langsung meraih tubuh gemuk cucunya. Justin adalah satu-satunya putra Adam. Ibu kandung Justin meninggal saat Justin berumur sepuluh tahun bersama dengan calon adik yang masih ada di dalam kandungan. Sejak itu, Adam membesarkan Justin seorang diri sampai ia bertemu Beatrice tiga tahun kemudian.

Adam dan Beatrice tidak memiliki anak. Karena itulah, Beatrice sangat menyayangi Justin dan menganggapnya sebagai anak kandung sendiri. Pun dengan Tyler, Beatrice begitu memuja cucu satu-satunya itu.

Sebenarnya, Beatrice menyuruh Justin berhenti mencari pengasuh dan membiarkan Tyler diasuh olehnya dan Adam. Namun, Justin merasa tidak enak karena mereka harus mengurusi anaknya setiap hari.

Ia ingin Adam dan Beatrice bisa menikmati masa tua mereka dengan bahagia tanpa kerepotan mengasuh cucu. Walaupun yah, ketika saat seperti ini, Justin memang tidak memiliki pilihan lain selain menitipkan Tyler pada orang tuanya.

Justin tiba di kantornya, di pusat kota Seattle, dan keluar dari mobil dengan setengah berlari. Kurang dari tujuh menit lagi, ia harus menghadiri meeting penting. Ia tidak akan terlalu banyak minum lagi setelah ini. Hal itu hanya membuatnya mengalami sakit kepala hebat pagi ini.