Bagi Anastasia Cathlyn Sullivan, bisa mendapat dua atau lebih pekerjaan paruh waktu di sela waktu kuliahnya adalah sebuah anugerah. Bisa mendapat satu pekerjaan saja seperti sekarang, sudah sangat menguntungkan bagi gadis ceroboh dan kikuk sepertinya.
Yah, dengan risiko gajinya banyak dipotong karena ia memecahkan gelas atau piring. Karena itulah, ia membutuhkan pekerjaan lain untuk bisa menutup biaya sewa kamarnya, dan membayar biaya kuliahnya yang sebentar lagi akan berakhir.
Selain itu, ia juga masih memiliki pinjaman mahasiswa yang, meskipun jumlahnya sudah tidak terlalu banyak, tetapi masih harus dilunasinya.
Sudah beberapa restoran dan toko serba ada ia masuki, tetapi mereka semua mengatakan jika tidak ada lowongan. Padahal, ia bisa bekerja apa saja. Ia juga tidak keberatan untuk mencuci piring-piring kotor.
Namun tampaknya, Ana tidak cukup beruntung untuk mendapatkan pekerjaan. Mungkin para pemilik usaha itu memiliki insting tajam bahwa dirinya adalah gadis kikuk yang hanya akan merepotkan, dan membuat banyak masalah.
Pagi baru saja beranjak dari jam sarapan ketika Ana berjalan-jalan di taman pinggiran perumahan mewah di pinggiran kota Seattle. Sore nanti, ia harus pergi ke pusat kota untuk bekerja.
Biasanya ia berangkat sejak pagi sekalian untuk kuliah, tetapi kuliahnya sudah mulai libur musim panas. Karena itulah ia mencari pekerjaan lain untuk mengisi waktu senggangnya.
Taman tampak ramai oleh para orang tua juga anak-anak kecil yang berlarian bersama pengasuhnya. Ana menatap deretan rumah-rumah mewah di sekitarnya. Apa ada salah satu rumah itu yang membutuhkan asisten rumah tangga? Atau seorang tukang bersih-bersih rumah? Ia bisa melakukannya.
Namun semakin ia mengamati, Ana melihat tidak ada satu pun tanda yang dipasang bahwa mereka membutuhkan asisten rumah tangga.
Yah, para pemilik rumah mewah seperti di sini pasti mencari asisten melalui agen penyalur resmi, bukan orang asing yang sengaja mencari kertas bertulis 'dibutuhkan karyawan' seperti dirinya.
Mendapatkan pekerjaan secara cuma-cuma, atau beruntung bertemu pria tampann dan kaya, hanya ada dalam dongeng atau kisah novel. Hidup tidak pernah seindah itu. Kau akan selalu mendapat banyak ketidakadilan selama kau miskin, tidak cantik, dan kikuk.
Mata Ana memandang taman yang riuh oleh anak-anak kecil dan terkunci di satu titik agak jauh di sudut taman. Anak itu sedang berlari dengan cepat. Badannya yang sedikit gemuk tidak menghalangi langkah kakinya untuk berlari dengan lincah seperti seekor kelinci.
Di belakangnya, sang nenek -tidak mungkin wanita seelegan itu seorang pengasuh- mengejarnya dengan susah payah. Bocah itu tertawa riang sementara neneknya tampak ngos-ngosan.
Kaki Ana melangkah dengan sendirinya ke arah bocah itu. Padahal, di tempat yang lebih dekat dengannya, ada banyak anak-anak kecil yang juga tengah berlarian.
Akan tetapi, kaki Ana seolah memiliki keinginannya sendiri untuk mendekati anak kecil dan neneknya itu. Semakin dekat, Ana bisa melihat dengan jelas bahwa anak itu ternyata begitu tampan.
Rambutnya yang kecoklatan agak sedikit bergelombang dan agak panjang, begitu tebal dan tampak menyenangkan untuk dibelai. Pipi bocah itu, yang gembul dan lucu, berwarna kemerahan imbas dari kegiatan berlarinya.
Matanya berwarna biru. Sangat biru hingga terlihat sebiru langit musim panas di Yunani. Bukan berarti Ana sudah pernah pergi ke Yunani. Ia hanya sering melihatnya di internet, dan langit Yunani sangat biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Duda Seksi & Pengasuh Kikuk
RomanceVERSI LENGKAP TERSEDIA DI KARYAKARSA DAN PLAYSTORE ___ Justin Sky Mills, duda anak satu yang tidak ingin lagi menjalin hubungan karena peristiwa di masa lalunya yang masih meninggalkan bekas luka hingga saat ini. Ia lebih memilih untuk membesarkan...