26. Bencana Yang Tak Terduga

1.8K 419 48
                                    

"Jadi pria yang Tara maksud dalam konferensi pers-nya itu benar-benar Justin? Dan mereka pernah menikah diam-diam sebelumnya?"

Ana mengangguk mendengar pertanyaan Cassie itu. Setelah berhari-hari menginap, akhirnya Tyler membolehkannya untuk pulang. Dengan syarat, besok pagi-pagi sekali, Ana harus sudah ada di rumah neneknya lagi.

Sampai saat ini, Tyler memang masih belum mau tinggal lagi bersama ayahnya. Tampaknya, luka batin yang Justin berikan kali ini untuk Tyler memang terlalu dalam.

Tidak ada yang bisa menyalahkan Tyler karena memang kali ini, Justin cukup keterlaluan. Walaupun jelas sekarang Justin memilih untuk tidak menjalin hubungan lagi dengan Tara, tetap saja, Tyler masih merasa trauma dan takut jika satu saat, Tara akan datang tiba-tiba seperti yang terjadi kemarin pagi.

"Kau tahu, dia terlihat jauh lebih cantik daripada saat di majalah. Pantas jika Justin tergila-gila padanya."

Cassie mencibir mendengarnya. "Tapi kau tahu kan, jika Tara memiliki reputasi buruk. Dia terkenal suka marah-marah dan temperamental jika ada yang tidak sesuai dengan keinginannya sedikit saja. Aku rasa Justin juga tidak tahan hidup dengannya, hingga akhirnya mereka bercerai."

Ana terdiam saat mengingat bagaimana cara Justin mencium wanita itu. Justin masih mencintai Tara walaupun ia tahu bagaimana wanita itu memiliki reputasi yang kurang baik. Ia melihat Justin menatap Tara dengan pandangan itu. Pandangan yang seolah berkata bahwa tidak ada wanita selain Tara dalam hidupnya.

Lalu ia mengingat bagaimana pria itu menciumnya. Mengapa pria itu menciumnya adalah sebuah pertanyaan yang tidak akan pernah terjawab. Ana hanya beranggapan jika Justin masih terbawa suasana seperti yang dikatakannya. Pria itu mungkin masih ingin mencium Tara. Bisa saja Justin menciumnya, tetapi membayangkan wanita itu.

Ya, hanya itu alasan yang paling masuk akal. Justin tidak akan pernah menciumnya karena hal lain. Justin tidak akan tertarik padanya. Ia hanyalah gadis kurus dan kikuk yang sama sekali tidak menarik.

Ana dan Tara adalah dua dunia yang berbeda. Seperti dunia dongeng yang selalu penuh dengan happily ever after dan dunia nyata yang terlalu banyak berisi kisah menyedihkan.

Namun, Ana tidak bisa memungkiri jika ia menyukai ciuman Justin. Meskipun sangat sebentar dan pasti tidak bisa dibandingkan dengan ciuman Justin dan Tara, tetapi itu akan menjadi ciuman yang tidak akan Ana lupakan karena itu adalah ciuman pertamanya.

Yeah, kalian boleh tertawa. Sudah dua puluh tiga tahun dirinya hidup, dan baru sekali dicium. Itupun mungkin hanya karena sebuah kesalahan yang akan Justin sesali seumur hidupnya.

Jika kau terbiasa mencium seorang supermodel yang sangat cantik, mencium seseorang seperti Ana akan terlihat seperti sebuah nilai merah di dalam rapor yang sempurna.

"Apa dia masih bersikap menyebalkan padamu?"

Pertanyaan Cassie kembali membawa Ana ke percakapan mereka. Ia mengangkat bahunya dengan santai.

"Setidaknya dia tidak membuatku kehilangan satu-satunya pekerjaanku sekarang."

"Aku bisa bilang pada Bart untuk menerimamu lagi. Kami sangat kekurangan orang sekarang. Restoran semakin ramai, tetapi ia tidak mau menambah pegawai."

Dan ia akan diperlakukan lebih kejam lagi oleh Bart.

Ana menggeleng. "Aku tidak perlu membayar sewa lagi sekarang, aku rasa, aku bisa hidup dengan satu pekerjaan," katanya sambil menyeringai.

Cassie tertawa. "Aku sudah bilang padamu sejak lama untuk tinggal di sini! Kau saja yang keras kepala."

"Aku sudah menerima terlalu banyak darimu, Cas."

Cinta Duda Seksi & Pengasuh KikukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang