17. Ancaman Si Pirang

2K 536 126
                                    

"Man, sudah hampir waktunya makan siang."

Kepala Devon menyembul dari balik pintu ruangan Justin, hingga membuatnya memberengut saat mengangkat kepala dan menatap Devon.

Akhir-akhir ini Devon hampir selalu mampir ke ruangannya, lalu mengajaknya makan siang bersama. Bukannya ia tidak suka makan bersama Devon, tetapi keberadaan Devon di ruangannya sekarang hanya akan membuat Justin tidak bisa bekerja dengan teliti dan efisien seperti biasanya karena pria itu selalu saja mengajaknya mengobrol.

"Kau tidak lihat aku masih memiliki pekerjaan? Lagipula..." ia melirik jam tangannya, "...waktu makan siang masih setengah jam lagi, McGregor. Kau korupsi waktu hanya karena ayahmu pemilik kantor ini?"

Teknisnya, Evan dan Adam adalah pemilik perusahaan ini, tetapi ayahnya tidak sering berada di sini, dan lagi, sahamnya masih kalah besar daripada yang dimiliki Evan. Terlebih ayahnya sudah pensiun, jadi Evan lebih banyak mengurus perusahaan ini.

Devon terkekeh mendengarnya sembari menutup pintu, kemudian duduk di sofanya seperti biasa. Mereka sudah bersahabat terlalu lama sehingga Devon tidak pernah marah dengan cara bicaranya yang terkadang memang terlalu blak-blakkan itu.

"Aku bosan dan tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaanku. Aku baru saja mengakhiri hubunganku dengan Maggie," katanya dengan nada pelan yang biasanya tidak pernah Justin dengar.

Devon terdengar cukup sedih. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelum ini.

Justin memalingkan wajah dari berkasnya, kemudian memandang Devon. "Kau bilang, kau sangat menyukai gadis liar itu."

"Dia meminta lebih, dan aku tidak mau."

Devon McGregor selalu memiliki hubungan yang singkat dan panas dengan para wanita. Biasanya hubungan itu hanya berlangsung dua atau tiga minggu lamanya. Devon mudah sekali bosan dengan wanita, sehingga Justin tidak terlalu peduli jika suatu hari, pria itu berkata telah mengakhiri hubungannya.

Akan tetapi, Justin pikir hubungan Devon dengan Maggie, seorang model kenamaan di Seattle, akan bertahan lama. Devon terlihat begitu tergila-gila dengan gadis itu, dan tidak mengindahkan peringatan Justin tentang besarnya risiko menjalin hubungan dengan publik figure seperti yang pernah dialaminya dulu.

Saat itu, mungkin Justin beruntung karena hubungannya dan Tara tidak pernah terendus media. Tara bersikeras menyembunyikan hubungan mereka walaupun Justin pernah merasa sedikit kesal dengan itu.

Memangnya seburuk apa dirinya hingga harus disembunyikan seperti itu? Ia bukan pria hidung belang yang berselingkuh dengan Tara. Sayangnya, tidak peduli berapa kalipun Justin protes, Tara tidak mengindahkannya dan tetap memilih untuk menyembunyikan hubungan mereka.

Sekarang, Justin bersyukur pernikahannya dengan Tara tidak diketahui publik. Karena itu bisa membuatnya hidup dengan tenang setelah perpisahan mereka.

Oke, kembali kepada Devon dan Maggie. Hubungan mereka sudah berjalan selama lebih dari satu bulan, suatu rekor baru bagi Devon meskipun kadang-kadang pria itu masih sering 'nakal' dengan wanita lain di bar.

"Bukankah itu bagus? Itu berarti dia siap untuk berkomitmen lebih denganmu." Ia mulai menutup berkas-berkasnya, dan bangkit dari kursi kerja untuk duduk lebih dekat dengan Devon.

Devon mencibir. "Kariernya mulai meredup, dan menjalin hubungan serius denganku akan membuatnya aman secara finansial. Dia tahu siapa aku, dan terlebih, publik juga mengetahui kami berkencan. Ia ingin membuat citra wanita berkomitmen di depan media dan menjadikan itu sebagai alasan untuk mengakhiri karir modellingnya alih-alih publik tahu jika ia sudah tidak laku lagi."

Ah... trik lama para model jika mereka sudah tidak laku lagi di industri fashion. Justin bahkan juga yakin kemunculan Tara di rumahnya beberapa waktu lalu adalah karena alasan itu juga.

Cinta Duda Seksi & Pengasuh KikukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang