Bagai dihantam batu besar dikeluarga Maura,ketika mendengar kabar tentang keadaan Maura yang saat ini sedang kritis.Tusukan diperut Maura lumayan dalam,sehingga membuat Maura kehilangan banyak darah.
Maura membutuhkan 4 kantung darah yang dimana darah itu sangat langka.
Semua orang yang ada didepan ICU,Nampak cemas mencari golongan darah yang tergolong langka itu.
" Dok Hikkksss...saya bisa donorin darah saya buat hiksss.... kembaran saya kan dok ???...." Kata Naura.
" Mari ikut suster keruangan untuk diambil darahnya...dan kita masih membutuhkan 3 kantung darah lagi,kebetulan rumah sakit ini kehabisan darah yang sama dengan pasien...pasien harus segera mendapat 3 kantung itu sebelum jam 12 siang,jika tidak pasien bisa dinyatakan telah meninggal,karena kondisinya sangat kritis " Kata dokter yang semakin membuat semuanya menjadi tambah bingung mencari goldar yang sama dengan Maura,apalagi mereka membutuhkan 3 kantung darah lagi selama 30 menit.
Semuanya kini sibuk dengan hp nya masing-masing,sambil sesekali menahan tangisnya mereka harus mencari orang yang bergolongan darah AB Negatif,mereka sama -sama memberi tahu kesemua teman,saudara dan lainya.
Hingga akhirnya Vino menemukan 1 orang yang golongan darahnya sama dengan Maura dan orang kedua itu ternyata sahabatnya sendiri Zidan.
" Vin,kebetulan goldar gw sama kayak Maura,gw akan bantu dia " Kata Zidan.
" Thanksss Dan..." Kata Vino seraya menepuk pundak Zidan.
Waktu terus berjalan,namun Maura juga belum mendapatkan 2 kantong darah lagi,padahal semua orang telah menyebarkan informasi dibutuhkannya goldar yang sama dengan Maura.
Hal tak terduga tiba-tiba terjadi kala ada seorang ibu yang kira-kira seusia dengan ibunya Maura mendengar bahwa mereka telah membutuhkan goldar AB-.
" Maaf kalau saya ganggu,tadi saya denger kalian semua butuh goldar AB- ? " Kata ibu ibu itu.
" Iya benar " Jawab Hendry yang masih dengan posisi menenangkan istrinya yang terus menangis.
" Apa saya bisa bantu,kebetulan goldar sama AB- " Setelah mengucap itu,tentunya keluarga dan teman teman Maura merasa sedikit lega,setidaknya mereka kurang 1 kantong darah lagi.
Dokter yang menangani Maura datang begitu saja dan memberi kabar...
" Kita masih membutuhkan 1 pendonor lagi yang cocok sama pasien,pihak rumah sakit juga sedang berusaha mencari,namun sepertinya kondisi pasien tambah memburuk dan harus segera mendapat darah itu,jika 10 menit berlalu belum juga mendapatkan,kira kira pasien akan dinyatakan meninggal...namun itu hanya perkiraan saya dan sepenuhnya kita serahkan saja sama yang diatas ..."" Ini salah gw... " Kata Vino sambil memukul temboh dengan keras hingga membuat tanganya membiru.
" Sabar Vin,pasti kita akan mendapatkan pendonor itu...lo harus tenang,dengan nyakiti diri lo sendiri apa mungkin bisa membuat Maura sembuh begitu saja.? Enggak kan Vin,kita harus berdoa semoga tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan..." Kata Dika yang berusaha menenangkan sahabatnya itu.
" Bener juga kata Dika Vin,kita harus banyak berdoa demi kesembuhan Maura,karena selain darah Maura juga membutuhkan doa dari kita semua " Timpal Zidan yang sudah selesai mendonorkan darahnya itu.
Didepan ruang ICU Maura,kini bertambah orang yang hadir disana ada ketiga sahabat Maura,Disa dan juga Indra yang sebelumnya sudah melaporkan Raisa kepenjara dan berujung Raisa dipenjara selama 2 tahun,sebab Raisa masih dibawah umur.
" Vin,gw udah bawa Raisa kekantor polisi dan sekarang dia akan dipenjara selama 2 tahun kedepan..."
" Cuma 2 Tahun ??? "
" Iya Vin,masalahnya Raisa masih dibawah 17 tahun..."
Kini waktu yang dibutuhkan untuk mendapat pendonor hanya tinggal 2 menit lagi,entah apa yang merasukimu...ehhh salah,entah apa yang akan terjadi dengan Maura.
" Gw bisa donorin darah gw buat Maura ... " Kata seorang cowok yang tiba-tiba datang dengan penampilan rambut yang acak-acakan,namun justru terlihat tampan.
" Goldar gw sama kaya Maura,daripada gw nunggu persetujuan dari lo,mending gw harus segera lakukan ini untuk Maura." Lanjut cowok itu yang ternyata itu adalah Edgar,waketos di sekolah Maura.
Vino merasa bahagia,karena oprasi Maura sudah bisa dilakukan sekarang karena datangnya Edgar yang mendonorkan darahnya itu,Ada perasaan kecewa dan cemburu ketika mendengar Edgar yang mendonor darah untuk Maura.
Mengapa justru Edgar bisa membantunya ? Sedangkan Vino,dia lah yang ceroboh pada Maura tempo hari yang lalu,berakibat hilangnya Maura,meski itu bukan sepenuhnya salah Vino tetapi tetap saja rasa bersalah terus menyelimutinya.
Setelah Maura sadar nanti,Vino berjanji akan segera menjadikan Maura sebagai pacarnya, Vino tidak ingin jika Maura diembat oleh irang lain dan dia juga tidak terlalu memikirkan jawaban dari Maura,karena jawaban itu pasti yang terbaik untuk mereka berdua.Meski "iya" lah yang diharapkan Vino.
Sudah 2 jam berlalu,namun dokter juga belum keluar dan memberi kabar perihal oprasi yang dilakukanya.doa tak henti-hentinya mereka lafalkan berharap atas kesembuhan Maura,hingga akhirnya dokter keluar dan memberitahu hasil oprasi yang berjalan dengan lancar.
" Bagaimana oprasinya dok ? " Kata Vino yang saat ini sudah berada tepat didepan dokter yang menangani Maura.
" Alhamdullillahh oprasinya berjalan dengan lancar,tapi...." Kata dokter yang sengaja diberi jeda.
" Tapi apa dok...!!! " Bentak Vino pada dokter itu.
" Tenang Vin,semuanya pasti baik-baik saja ... " Kata Dika,setelah menjauhkan Vino agar tidak terus menguncang tubuh dokter.
" Pasien dinyatakan Koma..."
" APA KOMA !!!! " Teriak semua orang yang kaget dengan berita itu
" Dan saya tidak bisa memastikan kapan pasien akan tersadar,pasien sudah bisa dijenguk,tetapi dimohon untuk tidak terlalu menganggu,kalau begitu saya kembali keruangan dan jika ada perlu apa-apa kalian bisa panggil saya..." Setelah mengucapkan itu dokter kembali keruangan dan disusul oleh 3 suster yang membantu terjalannya operasi.
Yang pertama masuk keruang adalah Vino,tentunya itu setelah memohon pada kedua ortu Maura dan Naura.
Dipinggir brangkar,Vino tak lagi melihat senyum diwajah Maura,yang ia lihat adalah Maura yang sedang terbarung lemah dengan alat bantu pernafasan dihidungnya dan bibir yang pucat pasi.
Seraya tertawa kecil Vino berkata.
" Harusnya lo nggak begini Raa,ini semua salah gw..."Tak selamanya seorang cowok tidak bisa menangis karena untuk menjaga imagenya,Namun kini Vino meneteskan airmatanta satu persatu hingga membuat itu menjadi sebuah tangisan.Ini adalah pertama kalinya Vino menangis karena wanita selain keluarganya.
" Raa...gw harap lo segera sadar..." Setelah mengecup kening Maura,Vino segera keluar begitu saja,dia tidak terlalu sanggup melihat orang yang ia cintai kini terbaring lemah dan koma.Vino lebih memilih untuk mencari tempat agar membuatnya sedikit merasa tenang.
Satu hal yang perlu kalian tahu,kecupan dikening Maura itu adalah,kecupan kali pertamanya Vino untuk Maura.dengan kecupan singkat tadi,Vino berharap ada sebuah keajaiban datang dan memberi kabar kesembuhan Maura.
Sekian dan Terima Kasih
-
-
-
-
-
-
👇 BAGIAN 48 👇
KAMU SEDANG MEMBACA
MaVino [END]
Teen FictionKisah cinta remaja SMA [REVISI pertama] Cinta dimiliki oleh setiap jiwa manusia... Namun tak selamanya kita bisa Memaksakan diri untuk bisa Memiliki cinta yang kita inginkan.. Kadang kita menginginkanya Tapi kita tidak diinginkan Begitu juga sebalik...