Maura terus berjalan menyusuri koridor lantai satu di sekolahnya menuju kelasnya yang berada dilantai dua. Setiap langkahnya, hanya ada keheningan sebab dirinya tiba di sekolah tepat pukul 6 pagi. Sebenarnya datang sepagi ini bukan karena dirinya ingin mengerjakan tugas, atau hal lumrah lainya.
Flasback on ...
Beberapa menit yang lalu, tepatnya di rumah Maura.
"Pah, Maura berangkat bareng papa yaa." UcapMaura yang kini sudah siap untuk ke sekolah.
"Kamu yakin berangkat jam segini, ini masih setengah enam lho emang ada apa kamu berangkat sepagi ini?"
"Maura mau ngerjain tugas," dia terpaksa berbohong kepada kedua orang tuanya, sebenarnya dia hanya ingin berangkat dengan papanya, karena dirasa dia jarang bertemu dengannya karena selalu berangkat pagi pulang malam.Oleh karena itu dirinya memutuskan untuk berangkat bersama papanya pagi buta.
"Emang tadi malam kamu nggak dikerjain?
"Belum jadi, Mah."
"Yaudah sekarang kita berangkat nanti papa bisa telat berangkat kerjanya."
"Iya, Pahh. Mah, Maura berangkat ke sekolah dulu yaa." Ucapnya lalu mencium punggung tangan Ranti.
Flasback Off ...
Sesampainya di kelas hanya terdapat 4 siswi yang kini hanya terdiam di bangkunya sambil menenggelamkan kepalanya, mungkin karena masih ngantuk, pikirnya. Namun, pandangannya tertuju pada Vino yang sudah ada di bangkunya. Biasanya saja, dia tidak berangkat sepagi ini.
Maura berjalan mendekat kearah bangkunya berada, saat dirinya hendak duduk tiba-tiba Vino memanggilnya.
"Ra!"
"Ada apa Vin?"
"Nggak cuma mau manggil aja,"
"Hmm."
Untuk apa Vino memanggilnya jika tanpa alasan, kalau sekedar menyapa mungkin tidak, karena terlihat dari wajahnya yang sepertinya dia hal yang ingin dia sampaikan padanya.
"Raa," daripada menjawab Vino,Maura lebih memilih menenggelamkan kepalanya sama seperti siswi yang lain.
"Ra! Maura!" masih terdiam.
"Ra!" masih terdiam.
"Maura! Oi Ra ... " masih sama.
"MAURA YULIANA SABRINA!" teriak Vino yang membuat Maura kaget, namun sepertinya bukan hanya Maura yang kaget. Semua siswi yang tadinya terdiam atau mungkin tertidur langsung terbangun begitu mendengar teriakan Vino.
"Ealah Vin ganggu tidur gue aja lo, nggak tahu apa semalem gue begadang demi mantengin jodoh gue," ujar seorang siswi yang merasa tidurnya terganggu.
"Bukan urusan gue, yang jelas gue disini sebagai ketua kelas yang bertanggung jawab, cuma mau bilang lo ngebo tuh di rumah, bukan disini tempatnya."
"Gaya bener lo, kaya lo nggak pernah aja. Udah ah gue mau tidur lagi, awas aja kalau lo ganggu waktu tidur gue!"
Siswi bernama Rena kembali menenggelamkan kepalanya, setelah sebelumnya dia sempat menguap.
"Apa lagi sih Vin? Mau manggil doang?"
"Gue cuma---"
"Cuma mau manggil lagi kan?
"Nggak,"
"Terus?"
"Ntar pulang sekolah lo ikut gue ke rumah, katanya Erlin pengen ketemu sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
MaVino [END]
Fiksi RemajaKisah cinta remaja SMA [REVISI pertama] Cinta dimiliki oleh setiap jiwa manusia... Namun tak selamanya kita bisa Memaksakan diri untuk bisa Memiliki cinta yang kita inginkan.. Kadang kita menginginkanya Tapi kita tidak diinginkan Begitu juga sebalik...