👆 BAGIAN 17 👇 / Rev

1K 38 0
                                    

"Mai tadi aku seneng banget!" kata Naura.

"Hmm."

Sehabis dari rumahTantenya Amel dan Indra, Maura hanya berdiam diri memikirkan sesuatu yang membuat hatinya terasa ada yang aneh. Entah mengapa rasanya begitu sakit ketika Indra mengatakan kalau dirinya suka sama Naura.

Apa mungkin Maura suka sama Indra?

"Ketus banget sih Mai,"

"Hmm."

"Kenapa sih daritadi aku perhatiin kamu lebih banyak diemnya, aku ajak ngobrol jawabnya Ham hemm hamm heemmm... Emang lagi suka lagu Deen Assalam? Sampe kamu jawabnya kayak mau nyanyi lagu itu aja."

"Heemmmm hemm hemmmmmm hemmmmm Heeemmmm..." Lanjut Naura sambil menyanyikan nada lagu Deen Assalam milik Nisa Sabyan.

"Diem Nai! Berisik tahu."

"Tuhhh kan, coba cerita deh sama aku, apa kamu lagi ada masalah? Jangan-jangan kamu masih pusing ya?"

"Nggak kok."

"Terus kenapa Maura kakak kembaran ku tersayang."

Krik... Krik... Krik...

Tanda ada sahutan dari Maura, justru sekarang dia membalikkan badannya, memunggungi kembarannya.

"Yaudah kalau kamu nggak mau cerita sama aku, aku boleh dong cerita tentang kejadian hari ini yang membuat aku sangat bahagia."

"Serah Nai."

"Jadi gini..."

Flasback On.....

Dirumah tante Eva...

Sehabis latihan dance. Naura celingukan mencari keberadaan kembaranya itu, hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya pada Indra, sebab tadi kembaranya itu bersamanya.

"Kak, Maura dimana ya?" tanya Naura.

"Dia udah pulang duluan, katanya kepalanya pusing." Jawab Indra lalu mencubit gemas hidung Naura, membuat Naura merintih kesakitan.

"Apaan sihh kak, sakit tahu hidung  aku kan pesek nggak kayak punya kak Indra yang mancung." Kata Naura sambil mengelus elus hidungnya.

"Abis lo lucu,"

'Aduh kenapa deg-degan lagi sihhh. Tenang Ra, kak Indra itu cuma bilang kalau lo lucu,' Batin Naura.

"Apaan sih kak. Oh ya kalau gitu aku pamit pulang ya kak. Mau lihat keadaannya Maura." Baru selangkah bahu Naura ditahan Oleh Indra.

"Tunggu!"

"Ada apa kak?"

"Ikut gue bentar,"

"Ke---mana kak?" entah mengapa Naura merasa sangat senang.

"Ke Cafe."

"Tapi kak, "

"Udah lo ikut aja Ra." Bukan Indra yang berkata melainkan Amel.

Tak menunggu jawaban Naura, Indra langsung menarik tangan Naura untuk ikut bersamanya.

"Hati-hati!" teriak Amel ketika melihat mereka  berdua keluar dari rumah.

Indra ternyata mengajak Naura kesebuah Cafe yang bisa dibilang sederhana, klasik namun tetap ramai pengunjung.

"Lo mau makan apa?" tanya Indra ketika sudah duduk lalu memanggil pelayan untuk menuju ketempatnya yakni meja no 21.

Melihat Naura yang tak kunjung menjawab dengan ekspresi yang cemasnya, seolah mem umat Indra paham dengan apa yang ada dipikirannya.

MaVino [END]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang