Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam besar diujung ruangan masih berdetak, jarum pendeknya masih menunjukkan pukul tiga dini hari, orang-orang di dalam rumah ini pun masih terlelap dalam tidurnya.
Tapi tidak dengan gadis satu ini, Eunbi. Ia masih saja duduk di balkon kamarnya, menatap hamparan luas padang rumput di depannya. Eunbi menghela napas, itu sudah kali ke lima nya. Entah apa yang mengganggu pikiran Eunbi sampai-sampai untuk tidur saja ia tidak bisa.
Sepertinya, ia mulai merindukan teman-temannya.
Saat pikiran itu muncul, Eunbi dengan cepat menghapusnya. Bukan maksudnya ia tidak mau merindukan mereka, tapi Eunbi tidak mau kepindahannya menjadi beban untuk dirinya sendiri. Toh yang memisahkan mereka hanyalah jarak, Eunbi bisa kapan saja menemui teman-temannya, begitu pun sebaliknya.
"Pokoknya gak boleh sedih." Yakin Eunbi pada dirinya sendiri.
Ditatapnya langit malam yang bersih, sinar bulan yang terang seakan menyorot hanya pada kamarnya, membuat Eunbi sedikit menyipitkan kedua matanya saat menatap bulan itu.
Angin malam meniup kencang rambut panjang Eunbi yang sedang terurai itu, membuatnya sedikit dongkol karna angin itu tiba-tiba datang. Padahal sebelumnya, Eunbi bisa dengan tengan duduk disana tanpa di ganggu oleh angin atau apapun.
Eunbi beranjak dari duduknya, membuka pintu kamarnya, lalu masuk kedalam dan menutup kembali pintu itu. Kemudian Eunbi berjalan menuju tempat tidurnya, meraih ponsel nya, lalu berbaring disana.
Mata Eunbi hampir saja keluar dari tempatnya saat melihat berapa notif yang sudah masuk kedalam ponselnya.
1.000+ pesan.
Saat Eunbi lihat, yang paling banyak memang dari grup nya, potatobee. Eunbi menggulir layar, ingin tahu siapa saja yang sudah mengirim pesan padanya. Sampai saat dimana ia menemukan salah satu nama yang dulu pernah mengisi hidupnya.
