Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Na Jaemin!"
Oceana berteriak di ambang pintu saat melihat kakak laki-lakinya yang satu itu tengah bermain playstation bersama dengan teman-temannya. Padahal, semua keluarganya tengah sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahan Yunho esok hari. Tapi laki-laki satu itu malah sengaja membawa teman-temannya, hanya untuk bermain playstation bersama.
"Mentang-mentang Mama lagi sibuk ngurusin gaun Mba Esta, Abang malah seenaknya bawa mereka kesini!" Jujur, Oceana sangat kesal karna sedari tadi hanya dirinya yang selalu disuruh-suruh oleh para Tantenya.
Jaemin hanya menghela napasnya, lalu menatap adiknya itu, "Sini sebentar,"
Masih tetap bergeming di ambang pintu, Oceana enggan melangkah barang satu langkah pun untuk mendekat ke arah Jaemin. Belum lagi semua teman Jaemin sekarang tengah menatapnya, membuat gadis itu malas jika harus masuk ke dalam sana.
"Apa? Mau ngeles lagi?" tanya Oceana dengan sensi.
Jaemin mendecak, lalu beranjak dari duduknya, kemudian menghampiri Oceana, "Abang capek, dari kemaren bulak-balik ke toko kue, anter Mas Yunho ke barbershop, sampe akhirnya jatoh dari sepeda gara-gara anter kucing kamu ke klinik. Lupa? Hm?"
"Suruh siapa pake sepeda? Mama udah nyuruh Abang buat pake mobil, kan? Abang aja yang ngeyel tetep mau pake sepeda." Ujar Oceana sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
Jaemin geram, tapi tetap ia tahan karna ia tidak mungkin marah-marah kepada Oceana di depan teman-temannya.
"Heh Ana, daripada lo ngomel mulu ni ya, mending maen disini dah. Lo gak mau kan disuruh-suruh mulu?" Kali ini Echan mulai angkat suara, sedikit dongkol melihat gadis di ambang pintu itu terus berapi-api.
"Ngomong sama tembok sana!" jawab Oceana dengan cepat, membuat Echan terkejut, lalu mengomel tanpa suara pada Jeno yang berada di sebelahnya.
Sejak pertama kali bertemu, Echan dan Oceana memang sering bertengkar, terlebih karna Echan selalu memanggil Oceana dengan sebutan 'Ana' yang jelas-jelas Oceana tidak suka dengan panggilan itu. Tapi Echan tetap saja memanggil Oceana dengan sebutan itu.
Sebelum terjadi pertengkaran yang berlanjut antara Echan dan Oceana, untuk menghindari itu, Jaemin membawa Oceana keluar untuk mengajaknya berbicara.
"Disini aja ngomongnya, gak enak kalau diliat mereka," ujar Jaemin, dibalas dengusan oleh Oceana, "Udah ada kabar dari Abang Jaehyun? Kapan dia pulang?" tanya Jaemin dengan halus.
Oceana melirik arloji di pergelangan tangannya, "Besok pagi sampe, tadi aku di telfon, katanya baru mau flight sih. Kalau gak delay yaaaa, paling jam 4 pagi udah sampe sini."
Jaemin mengerutkan keningnya, "Kok telfon kamu? Kenapa gak ke Abang?"
"Mana mau, Abang kan gak peduli sama hape sendiri. Nanti Abang Jaehyun telfon, malah gak ke angkat sama Abang, hih." Oceana berbicara dengan nada mengejek nya.
