Acara berjalan seperti seharusnya. Semua orang yang ada disana bahagia. Ada yang benar-benar bahagia, dan juga yang pura-pura bahagia.
Intinya, semua menikmati jalannya acara.
Mereka semua menjadikan acara ini sebagai ajang. Ajang penghilang stress, ajang penghilang rasa duka, ajang bertemu teman, ajang pamer pasangan, dan ajang pencarian jodoh.
Sedikit jauh dari keramaian, Eunbi dan Jaemin duduk disalah satu bangku dekat ayunan. Jaemin tidak akan mengetahui apa yang baru saja terjadi kalau Eunbi tidak menceritakan semuanya saat itu juga. Tentu saja, Jaemin terkejut, tapi laki-laki itu tidak terlalu menunjukkan keterkejutannya, ia tetap memasang wajah datarnya.
Beberapa menit yang lalu.
Setelah berperang dengan segala pikiran yang sedaritadi menganggunya, akhirnya Eunbi mengeluarkan suara, "Na...."
"It's hurts me a lot,"
Jaemin diam sebentar, lalu mengubah posisi duduknya jadi menghadap ke arah Eunbi, kemudian ia menggenggam kedua telapak tangan gadis itu, "Kenapa?"
"Aku liat Jaehyun sama Dana di parkiran tadi," Eunbi mulai menceritakan yang tadi ia lihat.
Mendengar nama Dana disebut, ekspresi wajah Jaemin langsung berubah da langsung bisa mengetahui pasti ada hal yang tidak seharusnya terjadi, lalu dilihat oleh Eunbi. Tapi Jaemin masih diam, ia masih memberikan kesempatan pada Eunbi untuk menuntaskan ceritanya.
"They talked about their relationship. Aku gak bermaksud nguping pembicaraan mereka, tapi aku juga gabisa keluar gitu aja dari dalem mobil, aku gabisa ganggu mereka,"
"Yaudah, aku dengerin semua percakapan mereka dan.....you know what, Na? Dia cium Jaehyun, in his lips, dan—didepan mataku."
Jaemin hanya bisa diam mendengar itu, tapi di dalam hatinya, ia tidak terima gadis yang sangat ia sayangi harus melihat hal yang pastinya sangat menyakitkan, tepat didepan matanya.
Jaemin berusaha untuk tersenyum sebentar, lalu menepuk pelan pundak Eunbi, kemudian menyeka air mata gadis itu.
"Ayo," Jaemin berdiri, lalu menggenggam lengan Eunbi.
Eunbi diam, belum beranjak dari duduknya, tapi matanya menatap ke arah Jaemin. Laki-laki itu tau maksud dari tatapan itu, "Cari Abang Johnny, kita pulang sekarang aja."
Setelah mendapati anggukan dari Eunbi, kedua nya mencari Johnny diantara kerumunan orang-orang. Mudah mencari keberadaan Johnny karna laki-laki itu memiliki postur tubuh yang sangat mudah untuk dikenali.
Jaemin menepuk pundah Johnny, "Bang,"
Johnny yang sedang tertawa pun menoleh, lalu mengghentikan tawanya saat melihat Eunbi, "Kenapa? Abis nangis?"
Gotcha!
Johnny langsung bisa memastikan apa yang baru saja terjadi pada adiknya itu. Johnny meraih pergelangan tangan Eunbi, "Kenapa?"
Eunbi menggelengkan kepalanya, "Ayo pulang, aku ngantuk."
Johnny diam, matanya beralih menatap Jaemin yang sedari tadi hanya diam. Jaemin memilih untuk diam dan menutupi semuanya, biar Eunbi saja yang menceritakan semuanya pada Johnny.
"Eunbi?"
Johnny, Eunbi, Jaemin, dan yang lainnya menoleh ke sumber suara. Disana ada Jaehyun dan Dana disebelahnya. Jaehyun masih diam di tempatnya, namun Eunbi langsung memegang erat lengan Johnny dan meminta untuk segera pulang.
"Abang, ayo pulang." Bisik Eunbi.
Jaehyun mulai melangkah, dan saat itu juga, Eunbi menarik lengan Johnny untuk mengikutinya berlari.
Melihat itu, Jaehyun melepasan genggaman tangannya pada Dana dan segera mengejar Eunbi. Tapi percuma saja karna Eunbi dan Johnny sudah pergi menggunakan mobilnya.
Tanpa pikir panjang, Jaehyun segera berlari menuju tempat parkir dan memasuki mobilnya. Tujuannya saat ini hanyalah Eunbi. Ia harus meluruskan semuanya.
Jaehyun meninjak pedal gas dengan kuat, dalam hatinya ia terus memohon agar ia bisa bertemu dengan Eunbi kalau bisa sekarang juga. Jaehyun hampir kehilangan akal, ia tidak mempedulikan mobil dan kendaraan lain yang ada disampingnya.
Jaehyun melajukan mobilnya terlalu cepat, sampai ia tidak melihat kalau lampu lalu lintas sekarang sedang berwarna merah, tapi ia melewatinya begitu saja dan—Brak!
••
Ponsel Jaemin berdering membuat semua orang disekelilingnya langsung menatapnya, lalu menyuruh laki-laki itu untuk segera mengangkat teleponnya.
"......"
"Oce tenang, tarik napas dulu,"
"........"
"Sekarang dimana?"
"......."
"Oke, tunggu disana."
Sambungan telepon pun terputus, Jaemin menarik napasnya terlebih dahulu sebelum memberitahu teman-temannya apa yang baru saja terjadi. Setelah meyakinkan dirinya, ia menatap semuanya, "Abang Jaehyun, kecelakaan. Sekarang di Rumah sakit Umum."
"Gue kesana." Taeyong langsung bangkit dari duduknya, kemudian berjalan menjauh.
"Yong gue ikut!" ujar Doyoung sembari berlari mengejar Taeyong.
Satu persatu dari mereka mulai pergi untuk memastikan keadaan Jaehyun. Sekarang disini hanya ada Jaemin, Jeno, dan Taeil.
Dana, gadis itu sudah pergi dengan Xiaojun ke tempat Jaehyun berada sekarang.
"Mas Taeil, Nana harus bilang apa ke Mama sama Mas Yunho?" tanya Jaemin dengan suara parau nya.
Taeil beranjak dari duduknya, "Ayo. Biar Mas yang kasih tau Mama."
Benar saja, apa yang ditakutkan oleh Jaemin terjadi, Mama pingsan. Semua keluarga sudah diberi tahu, tapi kondisi sekarang tidak memungkinkan untuk membubarkan tamu begitu saja. Maka dari itu, Yunho akan menyelesaikan acara ini setengah jam lagi, kemudian bersiap untuk ke rumah sakit.
Sekarang Jaemin, Jeno, Taeil dan Mama sedang berada di dalam mobil untuk menuju ke rumah sakit. Mama tidak berhenti menangis sambil terus memanggil nama Jaehyun.
"Abang baik-baik aja, Ma. Oce disana jagain Abang." Ujar Jaemin dengan lembut, sambil mengelus puncak kepala Mamanya.
note.
forgive me,
please enjoy the story.see you!
© p r i v e t j a e
2019
KAMU SEDANG MEMBACA
amorphous • jungjaehyun ( COMPLETE )
Fanfica m o r p h o u s // t i d a k b e r b e n t u k start; 2019 end; 2020 ©privetjae