•••Kosong. Pikiran Jaehyun kosong saat ini. Untuk pertama kalinya Jaehyun melihat kekecewaan dalam diri Eunbi.
Eunbi yang biasanya Jaehyun lihat adalah sosok yang ceria, cerewet, bawel, dan merajuk karna hal sepele, tapi malam ini Jaehyun melihat diri Eunbi kecewa. Kecewa karna perbuatannya. Kecewa karena mendengar alasan yang baru saja Jaehyun jelaskan.
Bohong kalau Jaehyun tidak sakit saat melihat itu semua.
Dan sekarang disinilah Jaehyun, berdiri seorang diri di tengah-tengah lobby kantor yang mulai sepi, dengan pikiran kosongnya, menatap Eunbi dan Johnny yang baru saja masuk kedalam mobil.
Jaehyun tertawa. Tertawa karena kebodohannya, tertawa karena ia baru menyadari kesalahannya. Kalau sekarang Eunbi sudah tidak akan percaya lagi padanya, untuk apa ia terus menjadi orang baik? Lebih baik ia menjadi orang brengsek sekalian.
Ah, persetan dengan patah hati.
Sepersekian detik kemudian Jaehyun kembali diam, lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana. Ibu jarinya dengan cekatan menggambar sebuah pola untuk membuka ponselnya.
Setelah terbuka, Jaehyun langsung membuka aplikasi chat nya untuk menghubungi seseorang.
Dana
dana
besok aku kerumahreally?!
yesss!!
aku masakin carbonara ya!gausah
kita cari makan diluar aja yaoh? okaayy
kamu sekarang dimana?aku?
dijalandarimana?
abis nongkrong
bareng dejunoohh sama dejun
okay
aku tidur ya, goodnight jae 🖤goodnight too sweetie
Jaehyun menghela napasnya. Sekali lagi ia merutuki kebodohannya. Mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Eunbi sudah kecewa padanya, dan dapat Jaehyun pastikan setelah ini ia tidak akan pernah bertemu dengan Eunbi lagi.
Sekali lagi Jaehyun menghela napas kasarnya, kemudian mulai melangkah-kan kakinya untuk keluar dari kantor.
Malam ini terasa sangat dingin bagi Jaehyun. Entah, mungkin karna sebagian dirinya yang hangat sudah pergi beberapa menit yang lalu. Kini tidak ada yang bisa membuat hati Jaehyun hangat lagi, kini tidak ada tawa yang bisa meluluhkan hati Jaehyun lagi, dan kini tidak ada senyum yang bisa membuat hati Jaehyun berbunga-bunga lagi.
Terkesan seperti dilebih-lebihkan memang, tapi memang seperti itu kenyataannya, memang seperti itu seharusnya.
Dulu hanya Eunbi yang bisa melakukan itu semua. Tapi sekarang tidak akan ada lagi Eunbi yang bisa melakukan itu, sekarang hanya akan ada Eunbi yang dapat membuat Jaehyun bisa memperkirakan badai salju seperti apa yang akan segera singgah didalam dirinya.
Jalanan malam masih ramai, mungkin tambah ramai karena Jaehyun baru menyadari kalau malam ini adalah malam minggu. Malam yang seharusnya bahagia karena dapat bertemu dengan sang pujaan hati.
Tapi dengan bodohnya, Jaehyun malah membuat malam minggu Eunbi suram.
Ditengah keramaian malam ini, Jaehyun jadi memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh Eunbi. Ketimbang menonton serial drama dari laptopnya, pasti Eunbi sekarang sedang menangis.
Hal yang bahkan sudah Jaehyun janjikan untuk tidak pernah terjadi.
Bodoh. Untuk kesekian kalinya, Jaehyun merutuki dirinya sendiri.
Langkah Jaehyun terhenti. Jari-jari tangannya menyentuh pipinya yang terasa basah, lalu dengan cepat ia mendongakkan kepalanya. Tidak hujan. Lalu kenapa pipinya tiba-tiba basah?
Kemudian jari-jari itu menyentuh kelopak mata, basah juga.
Apa sekarang ia sedang—menangis?
•••
hai, apa kabar semua? semoga baik-baik aja yaa.
part ini dikit bgt karna ini cuma potongan dari cerita-nya jaehyun.
kali aja ada yg penasaran gimana dia pas eunbi tbtb ninggalin dia di kantor. hehe.
so enjoy the story, and see u in next chapter! ciao.
<3
© p r i v e t j a e
2019
KAMU SEDANG MEMBACA
amorphous • jungjaehyun ( COMPLETE )
Fanfictiona m o r p h o u s // t i d a k b e r b e n t u k start; 2019 end; 2020 ©privetjae