KSJ Part 09

1.6K 179 32
                                    

9. The Baby's Kim

"Seokjin bertahanlah, aku bersumpah bayimu akan kumasukan ke Panti jika kau mati." Lorong itu semakin ribut dengan teriakannya. Titik darah mengotori lantai, sementara yang dipanggil hanya bisa mengerang lemah.

"A-akuh thak b-bisah." Matanya dialiri air yang seakan tak ingin berhenti. Tubuhnya berguncang saat kecepatan brangkarnya semakin terlaju. Kesadarannya hampir menipis karena darah yang semakin menyusut.

"Seokjin kumohon, kumohon, kumohon." Meski buram, Seokjin tahu siapa yang mencoba memberinya kekuatan di tengah perjalanan menuju unit tempatnya ditangani. Rematan itu tak pernah melonggar.

Segalanya kian memudar hanya suara perdebatan yang jelas berada di telinganya.

"Anda harus mengurus administrasi jika Tuan Seokjin ingin ditangani."

"Sialan! Dia sudah tak kuat! Lakukan sesuatu!"

"Maaf tuan anda harus keluar." Suara lain terdengar.

"Seokjin, tunggu aku. Keparat kalian!" Umpatnya sebelum suara pintu terbanting.

Derap kembali terdengar. "Kenapa kalian diam saja?! Tangani dia!" Teriak suara itu frustasi.

"Stok darah kami benar-benar habis, Tuan."

"Apa kau mencoba menipuku?"

"Tuan! Jangan bertindak berlebihan! Atau kami akan memanggil petugas keamanan!"

"Seokjin bertahanlah, huks kumohon."

"Tuan, ini pemberhentian terakhir, apakah anda tidak ingin turun?" Tepukan itu membawanya kembali dari alam bawah sadarnya. Matanya membulat saat tahu jika halte pemberhentiaannya sudah terlewat sangat jauh.

"Astaga." Berlari keluar, mencoba cepat sampai tujuan. Beberala orang melihatnya cukup aneh, kernyitan bahkan teriakan karena tersenggol tubuhnya tak dihiraukannya. Tujuannya hanya satu, cepat sampai.

"Bodoh, bodoh, bodoh." Umpatnya melihat lampu temaran yang biasanya menyala kini sudah tak memancarkan sinarnya. Hampir menangis jika tak nekat menggedor pintu.

"Tuan, tuan sepertinya saya terlambat, apakah ada seseorang di dalam?" Seokjin ingin mendobrak pintu itu, namum urung ketika pintu terbuka, menampilkan seorang pemuda bermata sipit.

"Apa anda yang dimaksud Tuan pemilik tempat ini?" Seokjin tak tahu maksud pembicaraan pemuda itu, namum Seokjin hanya mengangguk.

"Mommy!"

"Jantungnya hampir terhenti, siapa yang harus kita selamatkan?"

"Selamatkan ibunya."

"Bayiku, bayiku." Bisikan lirihnya pastinya terdengar. Seokjin mengerti, Dokter sedang berusaha menyelamatkannya, tapi Seokjin ingin bayinya berada dipelukannya.

"Bayinya tidak bernapas."

"Baby, Mommy di sini sayang."

"Lakukan sesuatu, Dokter detak jantungnya masih ada, tapi bayinya tak bisa bernapas."

"Mommy!" Seokjin tersentak, menatap pria kecil yang sedang memegang boneka merah berbentuk hati, mengulurkan tangan.

"Maaf, Mommy terlambat lagi menjemputmu, baby." Sesal Seokjin.

Ruangan bahkan sudah ditutup sejak lebih dari setengah jam tadi. Balita kecil di gendongannya menunggu di luar sejak tadi, suhu tubuhnya mendingin, namun tak ada indikasi flu atau yang lain karena hidungnya tidak memerah dan wajahnya masih sangat segar.

Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang