17. Can you forgive me?
Publik akan memandang siapapun yang nampak hebat, dan ketika sebuah kabar burung buruk mulai menyebar maka kau akan sama rendahnya seperti kubangan lumpur menjijikan.
"Aku mendengar kau melahirkan seorang anak, sangat tak bisa dipercaya."
"Kukira perutnya buncit karena dia gemuk."
"Aku lebih percaya jika dia seorang gadis, namun mana ada gadis yang punya jakun sebesar itu di lehernya?"
"Puluhan tahun aku hidup dan baru sekarang aku melihat dosa serta kelainan menyeramkan seperti itu. Bukankah dosa yang dia perbuat itu jadi semakin jelas?"
Pernahkah Seokjin bercerita tentang apa yang dialaminya pada Seokjoong?
Benar, salahnya tak bercerita. Pikirkan sekali lagi, akankah Seokjin membuat seseorang tertarik ke dalam lumpur? Jadi untuk bertahun-tahun kepedihannya akan ditutup ketika tahun berganti. Akan ditutupnya rapat.
"Aku sebenarnya bukan seorang penyusup jika kau ingat diriku." Pria aneh itu duduk di sampingnya, matanya penuh dengan kilatan menyenangkan. Seokjin memandangnya dingin, dia terlalu tak bersemangat karena Yoona begitu kejam menginvasi rumahnya. Mengancam membakar panci dan bahkan menyuruh Seokjin berbenah. Jujur saja, Seokjin orang yang rapi, jadi dia hanya akan membersihkan rumah dalam kurun waktu sekali dalam seminggu.
Pria aneh itu tersenyum canggung. "Lanjutkan aktivitasmu."
"Kau memang sedikit mencurigakan."
"Ahaha apa maksudmu, aku ini hanya pekerja kantoran biasa. Bahkan aku belum punya istri, gajiku bahkan tinggi dan pengeluaran kuatur sendiri. Percayalah aku bukan perampok."
"Setidaknya aku tahu siapa dirimu dan hapal wajahmu jika kau berkata sebaliknya." Pria itu tertawa kecil dam mengangguk. Sebenarnya dia sudah sejak lama memperhatikan Seokjin, yang pada awalnya akan naik Bus 19-0430 di pagi hari, berpakaian tebal dan berdiri canggung di pojok belakang.
Setelah beberapa lama dia tak pernah menemukan pria muda berpakaian tebal di musim dingin hingga musim panas. Itu telah berlalu beberapa bulan yang lalu, dan sekarang ketidaksengajaannya, membawanya kembali bertemu dengan Seokjin.
"Anak kecil itu---"
"Dia putraku."
"Ah semuda ini sudah menikah." Mungkin ini terlalu personal karena dirinya sering melihat bagaimana Seokjin bekerja dan mengasuh putranya disaat bersamaan. "Aku mengingat sesuatu tentang istrimu, masihkah dia sibuk di rumah? Apa putramu sudah bisa memangilmu dengan panggilan 'Papa'?"
"Kita bertemu beberapa kali, lalu menurutmu apakah itu cukup untukmu mengulik hidup orang lain?" Hoseok terpaku, Seokjin yang terlihat ramah bersikap begitu defensif. Mungkin ini waktu yang kurang tepat atau mungkin suasana hati pria itu buruk. Hoseok menggeser tubuhnya dan duduk 3 meter jauhnya dari Seokjin.
***
"Baik, Noona." Yoona kembali meneleponnya, mengingatkannya untuk menjemput Taehyung. Seokjin sebenarnya tidak akan melupakan Taehyung tentu saja, ini untuk berjaga-jaga. Mempercayakan Taehyung pada Seokjoong pun hanya akan membuat Taehyung tertinggal di Taman Kota.
"Mommy!" Seokjin geli mendengar putranya memanggilnya begitu kencang. Panggilan Ibu baginya, aneh memang. Mungkin beberapa anak akan menyudutkan Taehyung, tapi Seokjin tak ingin putranya bersembunyi dari fakta yang ada.
Seokjin mengangkatnya susah payah. "Taetae berat."
"Mommy tulun." Seokjin terkekeh dan mempererat pelukannya, menantang Taehyung untuk melepaskan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Seokjin
FanfictionApapun agar dirinya bertahan, meskipun semua orang mencoba menjatuhkannya. Demi dirinya sendiri dan seseorang yang berharga. Apakah Namjoon benar peduli atau hanya berpura-pura? Seokjin bukan seseorang yang sempurna, mencoba bersanding di samping se...