KSJ Part 13

1.4K 140 16
                                    

13. Father, Mother, Brother, and Friends

"Mom-mommy huwee."

"Hiks suara Taehyung terngiang di telingaku hyung." Seokjin semakin erat memeluk Seokjoong, wajahnya semakin terbenam di bahu Seokjoong.

"Hiks suara manisnya masih terdengar hyung." Lee Jaehwan menatap Seokjin dengan wajah blanknya. Sedangkan Seokjoong berusaha melepaskan pelukan---lebih menjurus bergelantung seperti monyet---Seokjin.

"Taetae tampan mommy tidak manyis huwee."

"Hiks suara tampannya masih terdengar hyung---tunggu, memangnya ada suara tampan? Sudahlah huhu hiks hyungie." Seokjin merasakan celananya semakin turun ke bawah seperti ditarik perlahan, Seokjin yang masih erat memeluk Seokjoong membulat.

"Aku tahu kau tidak mesum hyung hiks." Seokjin melirik Seokjoong yang bahkan hanya menatapnya datar, membalas pelukannya pun tidak. "Jaehwan-ssi aku tidak tahu kau semesum it---Taetae!" Taehyung yang sedang berjongkok terkejut hingga jatuh terduduk.

"Mommy! Taetae tetejut!" Omel Taehyung.

"Ini benar? Taehyung? Taehyung Kim? Taetae? Baby Lion?"

"Butan Mommy, baby Aunty Yoona!"

"Kalau babynya Aunty Yoona kenapa tidak panggil Aunty Yoonamu Eomma?" Seokjin melipat kedua tangannya, wajahnya ingin Jaehwan pukul---serius. Masih terlalu dini mengajari bocah yang tingginya tak sampai pinggangnya ini berdebat. Image Seokjin si pendiam di kantor luntur sudah di depan putranya.

"Kalena dia Aunty Tae wlee." Taehyung berlari ke kamar sambil menyenandungkan lagu Baby shark.

Seokjin yang ingin memeluknya berpikir enggan karena Taehyung penuh coklat, tunggu coklat? "Taetae, boneka Lion Kingmu akan Mommy bakar!"

"Taetae bakal lumah bial panci Mommy tebakal!" Teriak Taehyung dari dalam.

Seokjin menggeleng pelan, menatap Jaehwan yang juga menatapnya jijik. Apa urusan si Bossy Jaehwan ini? Seokjin mengumpat lewat matanya, orang sialan ini akan menerima kemarahannya jika saja Seokjoong tidak memeluk lehernya dari samping, mencekiknya balik. "Dongsaeng tak tahu aturan! Kau boleh sedih, bahkan mencakar tanah, tapi jangan meninggalkan keponakanku!"

Seokjin meraih sandal kelincinya, memukulkannya ke tangan Seokjoong, Seokjoong menghindar dan wajah Seokjin tertampar beberapa kali dengan sandal berbentuk entah itu anjing atau domba berwarna putih---ah itu bentuk kucing, pikir Seokjin.

"Uhuk hyung gila lepaskan!" Seokjin mengamuk, ingusnya ditarik kuat sekali, Jaehwan bergidik jijik. Seokjin yang bahkan sudah punya seorang putra itu bahkan tingkahnya tak lebih dewasa dari putranya sendiri.

"Jaehwan-ssi tidak ingin pulang? Ini sudah---" Seokjin melirik jam dinding satu-satunya tepat di atas Jaehwan. "---malam." Jaehwan penasaran ikut menengok ke atas, berdecak dan mengambil mantelnya. "Dasar tidak sopan pada senior." Seokjoong yang bosan melihat Seokjin hampir pergi namun terhenti setelah mendengar Jaehwan ingin mengajak Seokjin berdebat.

"Ini rumahku, masih dicicil tapi ini rumahku, rumahku atur---"

"Bukan istanaku?" Potong Seokjoong. "Tutup mulutmu hyung."

"Ya terserah, ini rumahmu, aku bahkan tidak berniat mengambil barang murahmu." Kenyataannya panci milik Seokjin mahal, angsurannya bisa bertahun-tahun, Jaehwan hanya tidak tahu jika Seokjin kaya.

Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang