10 ; Tentang Hyunjin

237 22 0
                                    

“Mau gue anter sampe kamar?” tawar hyunjin.

“Ah, enggak. Sampe sini aja. Thanks.”

“Ok, duluan gih.”

ehm, bye.”

Pas gue balik badan, gue liat jeno lagi jalan ke arah gue.

“Hyunjin, ikut gue.”

“Kenapa?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kenapa?”

“Jangan aneh-aneh sama haeri.”

“Iya tau. Gue serius sama dia, jen.”

“Maksud?”

“Mau serius sama ade lu. Hehe.”

“Hwang Hyunjin—”

“—walaupun gue bejat, gue gak bakal mainin perasaan haeri. Mungkin haeri gak akan inget gue. Tapi, gue inget dia.”

Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

Hari ini adalah hari ulang tahun hyunjin yang ke-7. Hari yang berbahagia juga sebaliknya. Hyunjin gak bisa ngerayain ulang tahunnya. Karena papanya sudah berbahagia dengan wanita lain yang jelas bukan mamanya.

Mama hyunjin membelai ujung kepala hyunjin dengan lembut, “Hyunjin, ini kue buatan mama buat hyunjin. Doa dulu sebelum ditiup ya.”

“Iya, ma! Hyunjin berdoa semoga hyunjin bisa hidup berbahagia selamanya sama mama!” ucap hyunjin dengan ekspresi girangnya.

Sang mama hanya dapat membalasnya dengan senyum.

Fuuhhh

Api berhasil dipadamkan oleh tiupan hyunjin.

Masih dengan senyumnya, “Mama, terimakasih!”

“Iya.. hyunjin makan ya kuenya. Dan mama berpesan, jangan ke kamar mama dan pergilah ke rumah nenek setelah menghabiskan kuenya.” mama mengecup kening hyunjin sebelum pergi ke kamarnya.

Namanya juga masih anak-anak. Hyunjin dengan polosnya pergi keluar rumah tanpa rasa curiga sama sekali.

Tapi, saat di perempatan terakhir, ia bingung harus pergi ke arah mana. Balik lagipun jauh.

Hyunjin hanya bisa berjongkok lalu menangis, “M-mama, hyunjin hiks t-tersesat.”

Hey! Bocah!”

Hyunjin mendongakkan kepalanya dan melihat seorang anak perempuan sebayanya yang baru saja memanggilnya bocah.

“Laki-laki kok nangis. Hih cemen.”

“A-aku tersesat hiks.”

“Kau tau alamatnya?”

“T-tau.”

“Kau ini, bodoh sekali. Tau alamatnya tapi gak nanya orang. Ayo aku antar.”

“K-kau asing bagiku..”

“Lalu? Memangnya aku orang jahat? Hhh orang tua zaman sekarang, apa-apa berkata kepada anaknya hati-hati dengan orang asing, mereka bisa menculikmu. Tenang aja, badan kau lebih besar dariku. Aku tidak akan kuat membopong tiang listrik sepertimu.”

Akhirnya hari itu, hyunjin diantar oleh anak itu ke rumah neneknya. Dan berhasil sampai dengan selamat.

“Ternyata, selagi gue di rumah nenek, mama gue—”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ternyata, selagi gue di rumah nenek, mama gue—”






“—mama gue ngakhirin hidupnya.”

Jeno lumayan kaget denger cerita hyunjin. Jelas gak nyangka. Anak bandel kayak dia punya masa kecil yang kelam.

“Gue baru tau dari nenek pas smp 2. Kalo ternyata, mama gue dinyatain dipenjara seumur hidup. Lu pasti bingung kok bisa mama gue tinggal sama gue. Kebetulan, rumah gue waktu itu disamping kantor polisi. Penjagaan di sekitar rumah gue juga ketat biar mama gak kabur. Dulu alesan mama, karena biar rumahnya aman. Lanjut gak? Ceritanya panjang.”

“Lanjutin.”

“Setelah gue pergi ke rumah nenek, mama pergi ke penjara yang ada di kantor polisi. Gak bertahan lama, sekitar dua sampe tiga hari, mama bunuh diri. Kata nenek, mama gak kuat menderita. Mengenang papa gue sendirian. Padahal, papa juga udah gak ada.”

“H-hah?”

“Papa nikah sama wanita lain kan? Ya, gak lama kemudian, papa dibunuh sama rekannya. Karena rekannya mau rebut posisi papa. Waktu itu papa pengabdi negara, dia pati.”

Tunggu, jangan bilang..- jeno

“N-nama m-mama lu—














—Son Wendy bukan?”

“L-lu k-kok—”

“T-tapi kenapa marga lu Hwang?”

“Marga nenek. Karena udah gak ada yang jagain gue, makanya gue balik ke nenek dan ikut marga nenek.”

“Jin, Wanita yang dinikahin sama papa lu itu—






















—mama gue.”

BehaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang