Semakin AKP Donny Setiawan berusaha untuk menenangkan, yang terjadi justru sebaliknya Suciwati semakin histeris dan tak terkontrol.
"Suster tolong ada setan yang mau ganggu Aku!" masih dengan suara yang tinggi Suciwati berteriak sekuat tenaga untuk memanggil suster yang selama ini telah merawatnya dengan sabar.
"Sstttt ... tenang, tak ada yang akan menyakitimu. Aku ini seorang polisi yang akan menangkap orang-orang yang sudah menyakitimu." AKP Donny Setiawan mencoba menenangkan Suciwati yang terlihat semakin ketakutan.
"Pergiiiii!" jerit Suciwati sambil bergegas berdiri dan berlari menuju pintu kamar yang tampak terbuka.
AKP Donny Setiawan yang tak pernah menduga akan perubahan perilaku Suciwati yang begitu tiba-tiba seketika terjengkang ketika tubuh Suciwati menerjangnya. Beruntung AKP Donny Setiawan mampu menguasai diri dengan cepat. Tanpa perlu membuang waktu, AKP Donny Setiawan segera berdiri dan berlari sekencang mungkin untuk mengejar sosok Suciwati.
Suciwati terus berlari sambil mengeluarkan kata-kata nan rancu. Beberapa pengunjung rumah sakit tampak heran melihat Suciwati yang berlari kesana-kemari. Bukan hanya AKP Donny Setiawan, beberapa perawat juga tampak ikut berlari mengejar Suciwati untuk menenangkannya.
Semakin dikejar, bukannya berhenti Suciwati justru tampak semakin ketakutan.
"Brak!" tubuh Suciwati terjatuh, langkahnya seketika terhenti ketika tak sengaja menabrak seorang ibu pengunjung rumah sakit.
"Aduh, hati-hati dong kalau jalan. Lagian ini rumah sakit, kenapa sih harus lari-lari?" pekik sang ibu itu spontan.
AKP Donny Setiawan dan kedua orang perawat yang ikut mengejar Suciwati, tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Obat penenang yang sudah disiapkan segera disuntikkan ke tubuh Suciwati. Tubuh Suciwati seketika terkulai lemas, laksana bayi yang tertidur begitu pulas.
Tanpa perlu diperintah, salah satu perawat bergegas untuk berdiri dan berlari untuk mengambil brankar yang akan digunakan untuk membawa Suciwati kembali ke kamarnya. Sambil menunggu brankarnya datang, AKP Donny Setiawan tampak memangku kepala Suciwati. Jauh di lubuk hati AKP Donny Setiawan timbul rasa iba yang teramat sangat melihat kondisi gadis yang tertidur di pangkuannya itu.
"Maaf Bu, jika pasien kami tak sengaja menabrak dan membuat Ibu terluka," sopan suara sang perawat meminta maaf ke wanita paruh baya dengan dandanan sangat sederhana itu.
"Oh tidak apa-apa Sus. Tapi rasanya Saya tidak asing lagi dengan wajah gadis ini, tapi dimana ya?" gumam ibu tersebut pelan.
"Ibu kenal dengan gadis ini?" AKP Donny Setiawan langsung menimpali ucapan ibu tersebut.
Mata AKP Donny Setiawan tampak berbinar, raut wajahnya pun penuh harap. Ucapan sang ibu laksana nyala lilin di tengah kegelapan yang seolah tak berujung. Semangat yang telah pupus, seketika kembali muncul. Harapan yang cukup besar disandarkan kepada sosok ibu di hadapannya, semoga tabir misteri yang selama ini menyelimuti dapat segera tersingkap.
Tubuh Suciwati telah dipindahkan ke atas brangkar yang akan membawanya kembali ke kamar yang sudah dua minggu didiami. Lembut AKP Donny Setiawan memapah sosok ibu paruh baya di sampingnya menuju ke kantin rumah sakit yang berada tak jauh dari area poliklinik.
Dari perkenalan singkat yang tak terduga sebelumnya, diketahui bahwa sosok ibu paruh baya tersebut bernama Ratna. Bu Ratna memiliki rumah singgah yang menampung anak-anak jalanan dan anak-anak yang kurang beruntung di daerah Depok. Rumah singgah itu diberinya nama Kasih, dengan harapan semua anak-anak yang tinggal bisa mencapatkan cinta dan kasih sayang yang mungkin sebelumnya tak pernah mereka rasakan.
"Ibu kenal dengan gadis tadi?" tanya AKP Donny Setiawan pelan, sambil menyesap jus mangga kesukaannya.
"Iya. Ibu ingat sekarang, gadis itu lah yang telah menyelamatkan Ibu dari upaya penjambretan yang dilakukan seorang preman di Pasar Kemiri Muka beberapa waktu lalu." Jawab Bu Ratna yakin sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ibu masih ingat seperti apa sosok preman tersebut?" kejar AKP Donny Setiawan penuh rasa ingin tahu.
YOU ARE READING
Siapa Pembunuh Itu?
Mystery / ThrillerSuciwati seorang perempuan berumur 31 tahun, pernah menjadi korban pemerkosaan dan nyaris terbunuh seandainya pisau yang masih tertancap di tubuh lemahnya tidak tersangkut di Sungai Ciliwung dan berhasil diselamatkan warga beberapa tahun silam. Sed...