Rambut AKP Donny Setiawan sudah tak beraturan lagi, seruwet pikiran dan hatinya. Tampak berkali-kali AKP Donny Setiawan menekan tombol-tombol yang ada pada layar gawainya, mencoba menghubungi seseorang yang tak jua mengangkat panggilan teleponnya.
Merasa kesal sendiri, selagi Kompol Misbach selaku Kasat Reskrim yang akan memimpin langsung jalannya anev kali ini belum tiba, AKP Donny Setiawan memutuskan untuk sejenak merokok di luar ruang rapat Sat Reskrim.
Asap tampak bergulung-gulung yang keluar dari mulut AKP Donny Setiawan seketika mampu mengeluarkan aroma kopi ke orang-orang yang berada di sekitanya. Ya bukan rokok yang dihisap oleh AKP Donny Setiawan, melainkan vape.
AKP Donny Setiawan menghembuskan napasnya sekuat mungkin, berharap mampu membantu meredakan gejolak yang berkecamuk di dalam hatinya. Nyalinya semakin ciut ketika dari kejauhan tampak Kompol Misbach berjalan penuh wibawa ke arahnya dan semakin mendekat.
Tepat sesaat sebelum Kompol Misbach sampai di depan AKP Donny Setiawan, sebuah panggilan telepon dari orang yang sudah ditunggu-tunggunya masuk ke telepon genggamnya. Tak banyak kata yang terucap, namun dari senyum kecil yang mengembang sudah bisa dipastikan orang yang menelepon sudah menyampaikan sebuah berita yang menyenangkan.
"Selamat siang Ndan," sapa AKP Donny Setiawan sambil memberikan penghormatan sebelum pada akhirnya menyambut uluran tangan Kompol Misbach.
"Maaf sedikit terlambat. Ayo segera masuk dan kita mulai anev hari ini!" Kompol Misbach mengeluarkan sebuah suara yang penuh wibawa sambil menarik tangan AKP Donny Setiawan untuk segera mengikuti langkahnya.
Anev yang dipimpin Kompol Misbach berjalan cukup tertib. Masing-masing Kasat menyampaikan progress dan kendala yang dihadapi oleh masing-masing Satuan dalam menyelesaikan tunggakan perkara yang sedang dihadapi.
Entah karena sebuah kebetulan, atau memang sudah direncanakan sebelumnya yang pasti pada anev kali ini, AKP Donny Setiawan menjadi orang terakhir yang diminta laporan progres penanganan beberapa kasus yang sedang dijalani. Beruntung beberapa data krusial yang diperlukan sudah diperoleh, ya setidaknya AKP Donny Setiawan tak harus menahan malu di hadapan atasan dan rekan-rekan sejawat.
"Izin melaporkan Komandan, terkait kasus pembunuhan yang terjadi di Beji beberapa hari lalu, korban telah langsung diambil oleh pihak keluarga untuk dimakamkan di Jawa. Belum ada bukti petunjuk yang mengarah kepada siapa pelaku pembunuhan tersebut, namun demikian ada satu fakta nan cukup menarik yang berhasil Kami!" Terang AKP Donny Setiawan dengan semangat yang begitu menggelora dalam hatinya.
"Fakta apa itu?" Kompol Misbach tampak mengernyitkan dahinya tanda bahwa dia sedang berpikir keras, mencoba menerka-nerka fakta apa yang dibawa oleh salah satu anggotanya tersebut dari lapangan.
"Baru saja Kami mendapatkan hasil analisa sample DNA korban yang dilaksanakan oleh tim DVI Polri." Ujar AKP Donny Setiawan sambil membuka beberapa catatan di buku agenda kerjanya.
"Sebentar, dari awal identitas korban sudah diketahui. Untuk apa lagi harus dilakukan pemeriksaan DNA?" potong Kompol Misbach cepat.
"Betul Ndan, dari alat yang dimiliki Inafis Polres memang langsung didapatkan identitas korban. Namun pada saat pelaksanaan otopsi korban di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, sample DNA merupakan salah satu sample yang diperiksa untuk melengkapi berkas pemeriksaan." Terang AKP Donny Setiawan dengan suara yang tetap tenang.
"Terus apa hubungannya dengan pengungkapan tindak pidana yang sedang dikerjakan?" telisik Kompol Misbach.
"BenarKomandan, saat ini memang belum ada hubungannya secara langsung. Karena dari bukti-bukti yang terkumpul, belum ada yang mengarah kepada siapa pelaku pembunuhan tersebut. Namun izin Komandan menyampaikan, jika dari hasil analisa DNA Damin ternyata identik dengan salah satu DNA terduga pelaku yang tertempel pada tubuh Suciwati yang ditemukan di Sungai Ciliwung kala itu."
"Kamu serius Don?" Kompol Misbach mencoba meyakinkan terkait informasi yang baru saja diterimanya.
"Sangat serius Ndan, setidaknya kasus pemerkosaan dan upaya pembunuhan terhadap Suciwati terbuka semakin jelas. Sosok Damin yang telah terbunuh ini sudah pasti ada hubungannya dengan tragedi yang menimpa Suciwati. Jangan-jangan yang membunuh Damin adalah orang yang sama dengan yang telah memperkosa serta mencoba membunuh Suciwati saat itu." AKP Donny Setiawan tampak berapi-api saat menyampaikan hipotesa yang telah dibuat dan dirangkainya.
YOU ARE READING
Siapa Pembunuh Itu?
Mystery / ThrillerSuciwati seorang perempuan berumur 31 tahun, pernah menjadi korban pemerkosaan dan nyaris terbunuh seandainya pisau yang masih tertancap di tubuh lemahnya tidak tersangkut di Sungai Ciliwung dan berhasil diselamatkan warga beberapa tahun silam. Sed...