Di satu sisi yang lain, sejak hilangnya Suciwati tanpa jejak ada sosok yang merasa sangat kehilangan sekaligus menyesal.
"Andai saja saat itu tidak Aku ungkapkan perasaanku, tentu saat ini Suciwati masih ada di sini," gumam Bobby Permana penuh sesal ketika didapati tempat tinggal Suciwati selama ini di Bogor masih kosong tak berpenghuni.
Setiap sudut kota Bogor dan tempat-tempat Suciwati biasa menawarkan jasanya saat di Depok sudah disusuri, namun jejak Suciwati itu tak kunjung di temukan. Hilang begitu saja tanpa jejak, bebera orang yang diminta keterangan terkait keberadaan Suciwati pun sama sekali tak ada yang mengetahuinya.
Rasa bersalah, takut dan khawatir bercampur jadi satu membentuk sebuah elegi nan begitu sulit untuk diartikan. Dari sosok Suciwati lah, Bobby dapat belajar banyak tentang nilai hidup dan kehidupan. Bagaimana jadinya seandainya saat itu Tuhan tidak pertemukan Bobby Permana dengan Suciwati, mungkin saat ini hidup Bobby sudah berakhir tragis.
Karena Suciwati, Bobby bisa lebih menghargai dirinya sendiri dan menyadari betapa beruntungnya dirinya dibandingkan banyak anak-anak lainnya. Dari sosok Suciwati pula Bobby belajar apa itu mimpi dan arti perjuangan dalam upaya untuk mewujudkan setiap impian itu.
Hidup Bobby selama ini liar, laksana bola yang selalu memantul tanpa arah jelas. Dan hal itu sudah sepenuhnya berubah sejak hadirnya sosok Suciwati dalam hidupnya. Ya meski belum seutuhnya benar, setidaknya saat ini Bobby Permana sudah memiliki tujuan yang jelas kemana arah kakinya akan melangkah.
Sayang keputusannya untuk jujur mengakui segala perasaan yang selama ini terpendam ke Suciwati justru berakhir menjadi sesuatu yang akan disesali seumur hidupnya. Alih-alih menerima cinta Bobby, yang terjadi malah sebaliknya Suciwati sangat tersinggung dan berlari begitu saja meninggalkan Bobby Permana yang tetap terpaku di tempatnya berdiri.
Antara percaya dan tidak dengan apa yang dialami dan dilihatnya, Bobby hanya mampu terpekur sebelum pada akhirnya jatuh terduduk. Kedua kakinya tak mampu lagi menopang badannya, tubuhnya lemas laksana tak lagi mempunyai tulang dan tenaga untuk sekedar tetap tegar berdiri menatap masa depan.
Terpuruk laksana seongok daging yang tinggal menunggu kapan waktu akan menghempaskannya dari kejamnya hidup dan kehidupan. Berhari-hari setelahnya, Bobby hanya mampu meratap panjang, menyesali dan mengutuk segala kecerobohan dan kebodohannya.
Minuman keras dan rokok yang sudah mulai ditinggalkan, disaat-saat seperti ini laksana kembali menjadi sahabat karib yang selalu menemani hari-hari Bobby.
"Bobby ... hidup itu hanya sekali, sangat sayang jika harus disia-siakan begitu saja bukan. Bob, tolong Aku," Tubuh Suciwati dengan suaranya yang khas seakan berkelebat di depan Bobby Permana.
"Chi, Kamu di mana?" teriak Bobby begitu panik, saat menyadari saat ini dia ternyata berada di kamarnya yang sangat nyaman.
Keringat membasahi dahi dan bajunya, meski pendingin ruangan yang terpasang cukup dingin. Kamar Bobby layaknya kapal pecah, sama berantakannya dengan rambut yang sudah panjang tanpa pernah dirawat.
Aroma alkohol masih begitu kuat menguar dalam kamar yang cukup pengap, tanpa ada sedikit pun cahaya matahari masuk menyinari. Meski kamar yang berada di lantai dua rumah mewah di bilangan Depok ini memiliki jendela-jendela namun dilarang untuk dibuka oleh pemilik kamarnya.
Napas Bobby begitu memburu, ternyata dia baru saja bermimpi akan hadirnya Suciwati di dekatnya. Mimpi yang membuatnya terhenyak, kesadarnya seolah pulih kembali untuk segera bangkit dan mencari dimana keberadaaan Suciwati. Perlahan diambilnya gawai model terbaru yang dimilikinya. Dengan tangan yang gemetaran, Bobby Permana mencoba berselancar di dunia maya untuk mencari barangkali ada informasi tentang keberadaan Suciwati.
Satu per satu laman berita telah dibaca dan coba dicermati, sampai matanya tertuju kepada salah satu portal berita daring yang menuliskan berita terkait adanya penemuan sosok wanita misterius di Sungai Ciliwung Depok. Entah mengapa hati Bobby Permana seketika berdesir kuat dan sangat yakin bahwa sosok perempuan yang ditemukan itu adalah Suciwati.
YOU ARE READING
Siapa Pembunuh Itu?
Mystery / ThrillerSuciwati seorang perempuan berumur 31 tahun, pernah menjadi korban pemerkosaan dan nyaris terbunuh seandainya pisau yang masih tertancap di tubuh lemahnya tidak tersangkut di Sungai Ciliwung dan berhasil diselamatkan warga beberapa tahun silam. Sed...