Bagi siapapun yang tak terbiasa, tentu tak akan betah berlama-lama di ruang rapat Reskrim Polresta Depok. Asap rokok bergulung-gulung memenuhi setiap sudut ruangan, karena hampir sebagian besar peserta anev mingguan yang berada di rungan itu sibuk menghembuskan rokoknya masing-masing.
"Don, apa Kamu bisa menyampaikan laporan lengkap terkait perkembangan penanganan kasus pembunuhan yang di Beji?" Tanya Kompol Misbach kepada AKP Donny Setiawan.
"Siap Ndan, dari hasil penyelidikan yang sudah kami lakukan, setidaknya diperoleh dua alat bukti yaitu pengakuan tersangka dan keterangan saksi sehingga status para terduga pelaku sudah ditingkatkan menjadi tersangka." Jawab AKP Donny Setiawan dengan senyum penuh kemenangan.
"Terus bagaimana dengan perkembangan pemeriksaan kasus Suciwati sendiri. Adakah kendala yang dihadapi di lapangan sehingga pengungkapan kasusnya terkesan sangat lamban?" dahi Kompol Misbach terlihat berkerut, menandakan bahwa saat itu Kompol Misbach sedang berpikir keras untuk mencoba mengumpulkan setiap kepingan puzzle pengungkapan kasusnya.
"Betul Ndan. Saat ini korban belum bisa dimintai keterangan, meski kami sudah melibatkan seorang psikolog forensik untuk membantu proses pemeriksaan dan penggalian informasi lebih dalam lagi. Meski demikian, kita harus bersyukur karena Tuhan menjawab doa semua pihak dan pengungkapan siapa pelaku yang telah berbuat keji ke Suciwati sudah ada di depan mata." Jawab AKP Donny Setiawan lebih lanjut.
Dada AKP Donny Setiawan begitu membuncah dengan luapan kebagiaan yang tak terkira. Bukan limpahan materi yang diharapkan, namun mampu memberikan sebuah kepastian hukum untuk korban itu menjadi sebuah anugerah yang tak ternilai harganya.
"Apa maksud Kamu?" tanya Kompol Misbach tampak tak mengerti.
"Hasil pemeriksaan DNA terhadap empat orang tersangka, tiga di antaranya identik dengan DNA yang ditemukan pada tubuh Suciwati. Hal ini merupakan bukti petunjuk yang sangat kuat untuk menjerat para tersangka dengan pasal berlapis sehingga mereka bisa mendapatkan ancaman pidana maksimal." Tampak napas AKP Donny Setiawan memburu, saking semangatnya menyampaikan laporan lengkap perkembangan pemeriksaan kasus yang menjadi tanggungannya.
"Yakin hasil pemeriksaan itu tidak salah?" ujar Kompol Misbach dengan maksud untuk memastikan laporan dari tangan kanannya tersebut.
"Sangat yakin Ndan!" jawab AKP Donny Setiawan singkat.
Keyakinan AKP Donny Setiawan terhadap hasil pemeriksaan DNA yang dilakukan oleh DVI Mabes Polri bukan tanpa dasar dan alasan yang jelas. Karena selain peralatan yang berada di dalam laboratorium DNA sudah sesuai dengan standar internasional untuk pemeriksaan sample DNA, para petugas laboratorium juga sangat terlatih dengan berbagai training yang telah mereka tempuh baik di dalam maupun luar negeri.
"Bagus, segera selesaikan pemeriksaan berkas sehingga berkas pemeriksaan bisa P21 dan segera dikirimkan ke Jaksa Penuntut Umum." Tegas Kompol Misbach memberikan perintah.
Senyum lega dan penuh syukur seketika terpancar dari wajah Kompol Misbach, setidaknya tunggakan kasus yang selama ini menjadi atensi dari pimpinan telah menemukan titik terangnya dan tinggal selangkah lagi akan terungkap.
**
Benar saja, tanpa perlu menunggu lebih lama lagi berkas-berkas pemeriksaan tersangka pembunuhan Damin sekaligus pemerkosa dan upaya pembunuhan terhadap Suciwati dinyatakan telah lengkap dan siap untuk tahap selanjutnya yaitu tahap penuntutan sebelum akhirnya jatuh putusan hakim.
Dari serangkaian pemeriksaan yang telah dilakukan oleh penyidik, baik dari keterangan para tersangka maupun saksi terungkap fakta bahwa bermula pemerkosaan terhadap Suciwati itu bermula dari dendam yang berkecamuk dalam dada Damin. Saat itu, Damin yang bermaksud menjambret Bu Ratna di Pasar Kemiri dikalahkan oleh Suciwati.
Tubuh Damin babak belur, namun bukan lebam-lebam yang membuatnya sakit hati melainkan ejekan dari teman-temannya yang menyebutnya sebagai banci lantaran telah dilakahkan oleh seorang perempuan dalam perkelahian tangan kosong. Damin yang sakit hati, mengajak teman-teman yang tinggal satu kontrakan dengannya untuk membuat perhitungan dengan Suciwati.
Ketika matahari tak lagi segarang siang karena mulai condong ke arah barat, Pasar Kemiri mulai sepi ditinggal para pedagang yang ingin segera sampai di rumah masing-masing. Di bawah pengaruh minuman keras, Damin dan ketiga orang temannya bergegas menuju ke tempat Suciwati biasa beristirahat ketika menunggu orang-orang yang membutuhkan jasanya.
YOU ARE READING
Siapa Pembunuh Itu?
Mystery / ThrillerSuciwati seorang perempuan berumur 31 tahun, pernah menjadi korban pemerkosaan dan nyaris terbunuh seandainya pisau yang masih tertancap di tubuh lemahnya tidak tersangkut di Sungai Ciliwung dan berhasil diselamatkan warga beberapa tahun silam. Sed...