Sebagai KBO Satreskrim Polresta Depok, secara tidak langsung AKP Donny Setiawan telah menjadi tangan kanan Kompol Misbach yang selalu dapat diandalkan dan diminta saran dalam penanganan sebuah kasus tindak pidana yang terjadi. Dirasa saran yang diberikan merupakan jalan terbaik untuk saat ini, Kompol Misbach pun menyetujui saran dari AKP Donny Setiawan tersebut.
"Terus bagaimana dengan kasus dugaan pembunuhan yang terjadi di Beji hari ini?" tanya Kompol Misbach lebih lanjut.
"Proses olah TKP telah dilaksanakan, beberapa barang bukti pun telah dikumpulkan dari TKP. Korban diketahui atas nama Damin asal Purwokerto telah dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk keperluan autopsi." Ujar AKP Donny Setiawan singkat.
"Bagaimana dengan keluarga korban, apakah sudah dihubungi?" timpal Kompol Misbach.
"Saat ini Kami telah berkoordinasi dengan Restabes Banyumas untuk menghubungi pihak keluarga sehingga korban dapat secepatnya diambil dan dimakamkan oleh keluarga." Jawab AKP Donny Setiawan.
"Bagus, laporkan setiap perkembangan kasus yang ada. Untuk administrasi yang dibutuhkan, jangan lupa segera disiapkan termasuk surat permohonan bantuan teknis ke psikologi forensik segera ajukan ke pimpinan." Tegas Kompol Misbach berucap, sambil mengakhiri anev dan gelar perkara serangkaian kasus yang sedang ditangani oleh Polresta Depok.
Satu per satu anggota yang hadir dalam anev terlihat meninggalkan ruang rapat Sat Reskrim. Sebagian tampak berjalan ke parkiran untuk bergegas mengambil kendaraan masing-masing dan pulang, sedangkan beberapa anggota lainnya baik yang sedang piket atau ada tunggakan pemeriksaan terlihat berjalan arah kantin.
Kantin merupakan tempat favorit yang selalu digunakan anggota untuk bersenda gurau menghilangkan penat sambil menyesap segelas kopi dan menghisap sepuntung rokok sebelum kembali ke ruangan untuk melanjutkan tunggakan berkas yang semakin menumpuk.
Wajah AKP Donny Setiawan tampak begitu lelah, kantung mata semakin jelas terlihat sehingga semua orang akan tahu dengan pasti bahwa AKP Donny Setiawan sangat kurang tidur. Bagaimana tidak, berkas pemeriksaan yang harus ditangani begitu banyak, belum adanya kasus-kasus yang menjadi atensi pimpinan membuat beban tugasnya terasa semakin berat saja.
Di saat-saat seperti ini, rasa bersalah terhadap keluarga yang seakan terabaikan semakin sering timbul. Akhir pekan yang semestinya dapat dihabiskan bersama dengan istri dan kedua orang putranya, justru dihabiskan di kantor. Beruntung istrinya sudah sangat memahami konsekuensi pekerjaan yang harus di jalani, protes dan keberatan justru sering timbul dari anak-anak yang merasa terabaikan.
***
Halaman rumah singgah "Kasih" tidaklah terlalu luas, tampak bersih serta sangat rindang. Pohon mangga yang tumbuh subur terlihat sangat menarik untuk dipanjat, terlebih dengan buah-buah yang menyembul diantara dahan-dahannya.
Wajar saja siapapun yang sempat bertandang, akan merasa nyaman dan betah berlama-lama duduk di teras rumah singgah. Di tengah hiruk pikuknya kota Depok, rumah singgah ini laksana oase, terlebih bagi anak-anak jalanan yang terabaikan.
Berada di belakang terminal Depok, membuat anak-anak jalanan dan pengamen serta pedagang asongan yang sering beroperasi di sekitar terminal dan Stasiun Depok Baru bisa singgah kapan pun mereka ingin. Meski rumah singgah ini tak pernah sepi saat siang dan sore hari, namun sebagian besar anak jalanan itu akan pulang ke rumah masing-masing untuk berkumpul kembali dengan orang tua mereka.
Selain anak-anak yang sekedar singgah pada siang atau sore hari, ada beberapa penghuni tetap rumah singgah Kasih ini. Meski bukan anak kandung, namun Bu Ratna selalu memperlakukan anak-anak ini dengan penuh kasih sayang tanpa pernah membedakan satu dengan yang lainnya.
Bahkan dengan adanya donasi yang rumah singgah terima, anak-anak jalanan yang ditampung di rumah singgah ini mampu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Beberapa diantaranya, meski sudah lulus sekolah mereka memilih tetap tinggal karena sudah sangat nyaman dan menemukan cinta serta kasih sayang di rumah ini.
YOU ARE READING
Siapa Pembunuh Itu?
Misterio / SuspensoSuciwati seorang perempuan berumur 31 tahun, pernah menjadi korban pemerkosaan dan nyaris terbunuh seandainya pisau yang masih tertancap di tubuh lemahnya tidak tersangkut di Sungai Ciliwung dan berhasil diselamatkan warga beberapa tahun silam. Sed...