"Kita sama-sama berdoa ya Sayang, insya Allah semoga segala kebenaran segera terungkap. Ayo kita makan, Abah sudah rindu dengan masakan Ummi." Ujar Kyai Anwar dengan tujuan untuk mengakhiri pembicaraan yang dapat memicu trauma yang pernah dialami Suciwati.
Dua hari yang lalu, ketika sebagian besar santriwati sedang muroja'ah selepas menunaikan salat subuh berjamaah di masjid pondok, suasana sekita menjadi gempar ketika seorang santriwati yang bermaksud mengambil alat kebersihan di gudang menemukan sosok Nur sudah terbujur kaku tanpa ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.
Yang lebih tak manusiawi adalah ketika sang pelaku mampu mengabadikan setiap momen tubuh Nur sejak masih berpakaian lengkap sampai dengan saat satu per satu pakaian Nur dilucuti. Foto-foto itu berserakan di sekitar tubuh Nur. Sangat tak masuk akal, ada seorang manusia yang begitu keji dan biadab.
Nur adalah santriwati yang sangat membanggakan, selain menjadi hafidzah tercepat di pondok pesantren An-Nisa, Nur juga sarat dengan segudang prestasi akademis. Wajahnya nan ayu selalu ditutup dengan gamis syar'i hampir di seluruh tubuhnya. Bahkan wajahnya pun ditutup niqob, hal ini dilakukan Nur sebagai salah satu upaya menjalankan syariat agama secara kaffah.
Tak pernah ada yang tahu apa sebenarnya modus operandi dari pelaku, terlebih di pondok pesantren An-Nisa ini seluruh penghuninya adalah perempuan. Bahkan sebagai penerus pengurus dan penanggung jawab pesantren, Kyai Anwar pun tidak banyak berinteraksi baik dengan para ustadzah maupun santriwati. Hal ini bertujuan untuk manjaga iffah dan manjauhkan fitnah dari masing-masing orang.
Pihak kepolisan Polres Bogor mengalami kendala dari mana mulai proses pemeriksaan mengingat tidak adanya saksi termasuk rekaman CCTV. Proses olah TKP sudah dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur yang berlaku, berbagai jenis barang bukti termasuk sample DNA terduga pelaku yang mungkin terdapat pada tubuh Nur.
Bukan hanya fisik, terlebih kondisi psikologis Suciwati sangat lelah saat ini. Dia merasa menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dengan meninggalnya Nur. Berkali-kali Suciwati ikut mendampingi para santriwati yang diminta keterangannya sebagai saksi. Selain itu Suciwati juga merasa memiliki beban moral ketika harus menjelaskan kepada pihak keluarga Nur.
Menjalani serangkaian proses pemeriksaan, laksana kembali melihat klise film kehidupan Suciwati pada beberapa tahun silam. Alhamdulillah saat ini Suciwati sudah memiliki suami dan ketiga orang buah hati mereka, yang secara tidak langsung bisa menjadi tambahan energi yang begitu besar sehingga Suciwati bisa mencoba bertahan dari setiap himpitan dan tekanan yang ada.
"Afwan Ustadz dan Ustadzah bukan kami tidak ikhlas dengan kepergian Nur, namun hal ini harus bisa menjadi kewaspadaan pihak pesantren untuk lebih meningkatkan keamanan di sini sehingga semua santriwati dapat belajar tanpa harus mengalami ketakutan." Ujar ayah Nur dengan suara yang terasa begitu berat untuk terucap.
"Betul Abu, hal ini memang belum pernah terjadi selama pondok pesantren An-Nisa berdiri. Dengan kejadian kali ini, manajemen sudah bersepakat untuk melakukan pemasangan CCTV pada seluruh area pesantren." Jawab Kyai Anwar dengan suara yang tenang.
"Cukup putri kami yang menjadi korbannya Ustadz, jangan sampai jatuh korban-korban lainnya lagi!" pekik ibunda Nur yang tampak begitu tertekan dan emosional.
"Insya Allah Ummu, kita sama-sama berdoa dan mempercayakan segala pemeriksaan kasus ini kepada pihak yang berwajib." Ujar Kyai Anwar.
Pengalaman ikut aktif terlibat dalam pengurusan pesantren sejak puluhan tahun, telah membentuk mental Kyai Anwar begitu matang sehingga mampu tetap tenang meski sedang berada di bawah tekanan. Kemampuan diplomatis yang dimiliki oleh Kyai Anwar pun sudah tak perlu diragukan lagi.
Tak ingin kecolongan lagi, terjadi sebuah tindak pidana di lingkungan pesantren yang dapat mengancam keselamatan santriwati termasuk juga menghancurkan reputasi pondok pesantren An-Nur, langkah pertama yang dilakukan sudah pasti memassang CCTV pada setiap sudut Pondok.
***
YOU ARE READING
Siapa Pembunuh Itu?
Misteri / ThrillerSuciwati seorang perempuan berumur 31 tahun, pernah menjadi korban pemerkosaan dan nyaris terbunuh seandainya pisau yang masih tertancap di tubuh lemahnya tidak tersangkut di Sungai Ciliwung dan berhasil diselamatkan warga beberapa tahun silam. Sed...