How to love yourself is how you teach others to love you.
─ Rupi Kaur, Milk And Honey.
°°°
"Buset bocah nangis?" suara goib itu menyadarkan gue dari lamunan yang cukup lama. Familiar, pasti suara Kak Jo sih. Setelah Rafa keluar, gue milih buat tetep di uks, menyendiri dan bilang ke grup jangan ada yang nyusul. Memang gak ada sih, tapi yang spam chat gue mah gak usah ditanya. Tapi tetap mereka memberi ruang waktu untuk gue sendirian.
Kak Jo, bisa gue pastikan itu dia. Yang tadinya gue menyembunyikan kepala gue di bawah bantal uks, kini mengintip sedikit dan melihat Kak Jo sudah duduk di tepi kasur. Gue biasa aja sih, tapi lagi mood buat sendiri aja.
Gue bingung.
Gak tau, pokoknya bingung.
"Mau cerita," nada suara gue terdengar manja, mungkin, Kak Jo ketawa kecil dan memberi gerakan tubuh menyuruh gue duduk.
Gue duduk, menyenderkan badan. "Kenapa ya keluarga gue gak waras?" Tanya gue, malah tertawa kayak orang gila.
Kak Jo gak menjawab.
"Bukan gila... mereka gak pernah mau mencoba ngerti gue... kalau gue... gue... gue tertekan! Ah sial emosi,"
"Buset, pelan-pelan. Keluarin semuanya, tapi pelan-pelan," suara Kak Jo nenangin. Tapi jadi ambigu gak sih?
"Gue... gak tau... ini sebenernya kenapa... tapi gue selalu merasa stress, bahkan gue suka melukai diri gue sendiri... gue... gue punya keinganan pengen mati aja,"
Dari gerakannya, gue tau Kak Jo kaget. Kak Jo tersenyum, mencoba menyeka air mata gue yang mau jatuh tanpa gue sadari. Cerita kayak gini sedih banget. Dia menepuk bahu kanan gue agak canggung.
"Are you hurt?"
Suara Kak Jo sehalus itu.
"Maybe. I don't know,"
"Maybe? Pasti lo tau,"
"No, don't ask me I don't even know why,"
"Hey it's okay. Lo bisa cerita, kalau mau. Kalau enggak, setidaknya bilang kalau lo butuh teman, ya?"
"Gue ngerasa kesepian. Dari mulai SMP kelas dua, sampai sekarang, gue gak merasakan kebahagian dalam keluarga gue. Adanya ribut, ribut, dan ribut. Masalah apapun, mereka selalu ribut. Bahkan gue gak tau pemicu awalnya. Mereka... mereka melampiaskannya ke gue... gue selalu di marahin, bahkan kalo mereka bicara ke gue selalu ngegas dan... kasar..."
Ah fuck. I hate this.
Kak Jo terdiam. Iya, kita sama-sama diam.
"I can't handle this. Bener-bener capek dan rasanya mati itu jalan keluar. Isn't it?"
Kak Jo agaknya terkejut, tapi dia mencoba tenang dan tersenyum. "Atha," dia memanggil nama gue dengan suara lembutnya.
"Hn?"
"Die isn't the best solution. Gue yakin di Agama manapun, Tuhan gak menganjurkan itu. Life for your own self, or you can find something that make you want to still life longer. Mungkin adek lo, gue yakin adek Lo gak akan senang denger kakaknya kayak gini,"
"Jenn..." entah, gue reflek aja ngomong itu. Masih agak shock dengan respon Kak Jo.
"Lo gak seterbuka itu Tha, Jenn adek lo?" Tanya Kak Jo. Iya memang gue gak pernah cerita kehidupan pribadi gue.
![](https://img.wattpad.com/cover/196485614-288-k541448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eglantine
Novela Juvenil[ Completed ] Jaga-Karsa Raya series: One. "Aku terluka untuk sembuh." Namanya Zethaya Alora Gardenia. Bagi Atha, menutupi bagaimana dia sebenarnya adalah pertahanan. Memakai topeng setiap harinya untuk menutupi segala luka, kesedihan dan rasa sepi...