Epilogue

208 23 21
                                    




Making memories with you,
is my favorite thing
to do.

—Jordy Daniel


•••



"Would you be my mustard to my hotdog?"

Kata-kata itu sekarang menjadi kata-kata sakral antara Atha dan Rafa di tanggal empat belas. Sudah seminggu semenjak Rafa nembak Atha, seneng banget Atha cowoknya nembak begitu. Karena terlalu mainstream kayak 'mau gak jadi pacar gue?' itu gak masuk dalam kamus Rafa sebenernya yah.

Mari kita lihat kilas balik bagaimana Atha menerima Rafanel Jumantara.

Kala itu, Atha berdiam diri sebentar mengerahkan segala tenaga untuk bersuara (sangking shaking nya.) Atha juga mikir dulu, jangan salah kau. Sudah pasti di terima memang, tapi lagi mikir jawabnya gimana??? Yes??? Gak seru ah.

Rafa sudah deg-degan, jantungnya lagi olahraga, takut di tolak iya Rafa ngaku deh. Tetiba Atha nyengir, jantung Rafa serasa hilang lah. "Instead of your mustard idea, i'd like to be partner of your silliness,"

RAFA KAGET.

Di terima gak sih? Gitu, sebab otak Rafa tetiba hilang fungsi buat men translate kata-kata barusan.

"So the answer is.. yes?"

Disitu Atha memicingkan mata bercanda. "Kalo gak mau?"

Rafa ngebatin dalam hati, ah sial Atha tinggal jawab aja susah banget! Bingung tau gak sih. Bingung aja.

"Then die," balas Rafa.

"No, i can't die before you. I want to see you suffer first,"

"So you're mine,"

"He'em," Atha ngangguk. Rafa masih tidak percaya. "I want to annoy you for the rest of your life. It'll be an extremely headache to you, so, the answer is yes!" lanjut Atha, kali ini senyuman tulus terukur di wajahnya.

Apalagi yang bisa di lakukan Rafa setelah itu? Mau meluk Atha tapi gak mungkin sebab tetangga depan rumah lagi di luar entah ngapain intinya di buka pagernya dan ada orang. Rafa cuma bisa senyum sama ngacak-acak rambut Atha.

Begitulah ceritanya. Di hari-hari berikutnya Atha dan Rafa gak ada cerita ke siapa-siapa kecualiiiii, siapa lagi sih kalau bukan Linggara??? Tapi Atha cerita ke Jenn sama Mama. Rafa juga lah lapor sama Mama!

Reaksi seorang pendekar monyet alias Iki bagaimana?

Mari kita berkilas balik lagi dua hari setelahnya.

Atha hari ini lagi bahagia, pokoknya bahagia banget jadi random dia mau lari pagi. Sebuah keajaiban seorang yang pemalas dan mageran itu memutuskan untuk berolahraga. Ketemu Iki disana.

"Tumbenan?" kata Iki, ngagetin Atha.

"Buset, kalo dateng pake tanda kek!" habis itu Atha tersenyum bahagia. "Capek banget Ki, makan bubur yok? Kayaknya ketoprak juga enak," padahal baru lari ke lapangan komplek. IYA BARU BERANGKAT.

Eglantine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang