Hari pertama Atha gak masuk.Di sekolah, ada banyak hal yang bisa dilakuin selain belajar, makan, ngumpul sama teman dan cari jodoh. Misalnya kayak joget di depan kelas sambil nyetel lagu dangdut tanpa ada yang menganggu. Contohnya seperti Dino, ya siapa lagi kalau bukan dia. Bareng sama Ari, Dean, dan juga Aldo. Rea sama Mars bagian yang setting lagunya.
Hari ini yang gak masuk ada dua orang. Rafio sama Atha. Dah, bebas banget mereka gak ada ketua kelasnya. Yang ada cuma Abi si wakil ketua kelas santai gak neko-neko mau ngapain juga bodo amat. Yang penting gak keluar-keluar kelas man.
"Udah kelas dua belas, guru jarang masuk. Mau jadi apa otak gue?" Komentar Rina karena guru gak masuk ke kelas udah dua kali mata pelajaran.
Ara mengedikan bahu, galau. "Punya otak emangnya?"
"Yang penting punya pacar," Rina menyindir balik.
Ara hanya melirik sekilas sebelum lanjut pakai headset gak perduli sekitar.
"HEYYYY GOYANG-GOYANG BANG JALI SEMUANYA IKUT BERNYANYI!" Ari udah asik banget joget bang jali bareng Dino.
Dean mah sama Aldo brutal.
"WOY ANJRIT BANG JALI VERSI METAL LAH GILA LO!"
"WOY HAHAHAHA HEADBANG ANJIR GAHAHAHAH GOYANG GOYANG BANG JALI SKRRAAHHHH!"
Arvin paling anteng di pojokan, charge HP mainin game. Menghindari keributan publik gara-gara galau masalah kemaren. Tiba-tiba aja gak ada angin gak ada hujan, Seno nyamperin ngajakin mabar.
Padahal Arvin lagi main brain out.
"Galau banget Bang," Seno menepuk lengan Arvin, ikutan nyender juga.
Kirain mau ngapain selain ngajakin mabar, ternyata mau tiduran sambil dengerin lagu. Hari ini buat Arvin boring banget, gak tau ya merasa ada yang kurang aja. Kejadian kemarin juga ngebuat dia galau.
Lagi merenungi nasib sambil bengong ngeliatin layar HP, suara Mars terdengar.
"Arvin~" Suara Mars pelan banget, kayak yang di film hantu. Halus juga, ngomong persis di telinga Arvin membuat dia merinding sendiri.
Arvin berdecak, menjauhkan wajah nyeleneh Mars dari hadapan wajahnya. "Ck. Paan?" Tanyanya galak, sengajak nge-gas Mars biar cepet-cepet pergi.
"Lemah. Lo belom keliatan ada perjuangan, nyet, masa nyerah? Lagian, Atha lagi sensitif akhir-akhir ini makanya baperan. Coba lo minta maaf kek, apa kek, ini merenung yaelah malu lo sama Rafa," Ucap Mars panjang lebar.
Arvin menoleh makin emosi.
"Gausah bawa-bawa Rafa, njing,"
"Harusnya udah ada dia, lo bisa makin paham lah! Lo gak tau sih, me—" Mars sengaja menghentikan omongannya karena baru teringat kalau itu rahasia negara.
Arvin menautkan alisnya bingung. "Tau apa? Kenapa? Wah parah, mereka udah mantap-mantap?!"
"Pala lo sini gue mantapin. Alah, semaleman juga gak ada pergerakan 'kan lo, me-na-jis-kan!"
Seorang Arvin bisa merasa setertohok itu karena kata-kata Mars. Jadi, dia hanya diam memperhatikan Mars berjalan begitu saja ikut lagi ke kerumbunan Bang Jali, alias Dino yang lagi ngerubah tempo lagu jadi lagu rock.
Makin termenung, lagi meresapi kata-kata seorang Mars.
Arvin langsung buka room chat Atha.
Arvin
| thaBuntu. Sumpah ya, dia hari ini lagi bego. Bingung sendiri mau chat apa, buntu gak ada jalan. Melamun lagi memperhatikan tanda centang abu-abu yang tak kunjung membiru, apa lagi tidur ya? Oh lupa, sejak kapan Atha menyalakan centang biru, jadi harus nunggu sampai ada tulisan typing atau online.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eglantine
Teen Fiction[ Completed ] Jaga-Karsa Raya series: One. "Aku terluka untuk sembuh." Namanya Zethaya Alora Gardenia. Bagi Atha, menutupi bagaimana dia sebenarnya adalah pertahanan. Memakai topeng setiap harinya untuk menutupi segala luka, kesedihan dan rasa sepi...