"When trust is broken,
sorry means nothing."•••
Author pov.
Apa yang Atha pikirkan setelah mendapat fakta kalau Arvin membohonginya dua kali? Mungkin bagimu itu adalah hal biasa, namun bagi Atha itu tidak biasa. Sudah cukup lelah merasakan sakit, maka semalam ia habiskan untuk menangis. Entah menangisi apalagi selain itu hingga mencipta mata yang sembab.
Bercermin dan menyisir rambutnya, gadis itu memegang matanya. Ah sial, ini juga karena ia terbawa suasana semalam.
Turun ke bawah, sudah rapih dan tumben pagi-pagi begini saat libur sudah mandi. Mama menyambut Atha kontan memegang kedua pundaknya khawatir.
"Mata Kakak sembab, Kakak habis nangis? Kakak kenapa?" Mama memeluk tubuh anak pertamanya. Jenn yang sedang menyendok nasi goreng pun langsung berdiri tegap. Begitu juga Papa yang lagi membantu Mama menyeduh teh.
"Aya kenapa?" Papa bertanya dengan nada super khawatir.
Takut kejadian kelam itu terulang lagi.
"Kak Aya kenapa?!" Jenn histeris sendiri.
Atha melepas pelukan Mama, justru gadis itu tertawa kecil. Rasanya aneh memang, apalagi sudah tidak merasakan ini sejak kurang lebih enam tahun lalu.
"Aya gak apa-apa, serius, semalem habis nonton film sedih," berbohong. Tidak mungkin jujur kini karena pasti Papa akan marah.
Atha gak mau Papa marah.
Mama meraih lengan anaknya, mengecek disana apakah ada bekas luka gores.
"Jangan bohong Kak," Mama mengecek kepala Atha, bahkan lehernya. Takut anak itu menyakiti dirinya sendiri lagi.
Jenn menatap Kakaknya, Atha mengisyaratkan sesuatu. Jenn paham maksudnya. "Ma, semalem Jenn tau kok kalo Kak Aya nonton, kirain ada yang lain,"
"Beneran Dek?"
"Iya Ma,"
Akhirnya mereka duduk kembali. Atha menendang kaki Jenn, tersenyum tanda terimakasih. Adiknya hanya mencibir, lalu lanjut makan kembali.
Papa bertanya kini, sebab wajah Atha tak seceria biasanya. "Aya, kalau ada masalah cerita,"
"Iya Pa, pasti. Aya gak kenapa-kenapa kok, Aya baik-baik aja,"
Sarapan dengan canda tawa sudah di mulai kembali. Jenn cerita tentang bagaimana ia di sekolah, lalu bahasan lainnya yang membuat Atha sedikit lebih baik.
Setelah meyakinkan Mama bahwa ia baik-baik saja, barulah setelah sarapan Mama mengizinkan dia untuk pergi ke rumah Iki. Sekalian Mama mau ngasih kue buat Bunda nya Iki.
Sampai disana, ada Ayah yang sedang memanaskan mobil. Sudah rapih juga, tumben hari libur kerja, begitu pikiran di benak Atha.
"assalamualaikum Ayah," Atha salim ke Ayah. Sangking akrabnya pun entah itu Iki atau Atha, memanggilnya ya seperti orang tua kandung mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eglantine
Ficção Adolescente[ Completed ] Jaga-Karsa Raya series: One. "Aku terluka untuk sembuh." Namanya Zethaya Alora Gardenia. Bagi Atha, menutupi bagaimana dia sebenarnya adalah pertahanan. Memakai topeng setiap harinya untuk menutupi segala luka, kesedihan dan rasa sepi...