Hujan semalam masih menyisakan udara dingin yang sangat menusuk. Membuat seorang gadis menutup rapat tubuhnya dengan selimut. Tidak ada niatan dari dirinya untuk membuka mata dan memulai aktivitas. Rasanya sayang jika harus meninggalkan mimpi indahnya.
Kringg..Kringg...Kringg
Sampai suatu benda yang biasa disebut jam weker itu berbunyi kembali. Ini bukan pertama kalinya jam itu berbunyi, tetapi sudah yang ketiga kalinya.
Gadis itu mulai menggerakan tangannya. Mencari keberadaan jam wekernya. Tubuhnya Ia gerakan sampai ketepi ranjang. Tetapi benda yang ia cari tidak kunjung didapatkan. Sampai-sampai...
Bruk
"Aduh!" rintihnya karena tubuh kecilnya jatuh dari atas ranjang.
Ia menjulurkan tangannya ke kolong ranjang dan mendapatkan apa yang ia cari. Gadis itu mengusap matanya perlahan dan memfokuskan pandangan ke angka yang tertera di jam itu.
"Mampus!" Secara refleks ia berlari menyambar handuknya dan berlari menuju kamar mandi.
Bagaimana Ia tidak terkejut, angka yang tertera di jam weker itu adalah
06.45 dan ia sama kekali belum bersiap untuk berangkat ke sekolah.Tidak butuh waktu lama, gadis itu telah siap dengan seragam putih abu-abu khas anak SMA. Ia segera menyambar tas dan dasinya. Bergegas keluar kamarnya dan menuruni anak tangga dengan pergerakan yang cepat. Ia memakai sepatunya dengan terburu buru.
"Makan dulu sayang," ucap wanita yang biasa disebut gadis itu Mama.
"Udah gak keburu, Ma."
Paham akan kondisi putrinya, wanita itu memasukan sebuah kotak kecil berisi roti ke dalam tas putrinya.
"Aira berangkat Ma," Ucap gadis itu.
"Dan satu lagi, Mama kalo mau ngomel nanti aja ya ini udah siang," lanjutnya dan segera mencium punggung tangan mamanya.
Aira segera berjalan cepat meninggalkan pekarangan rumahnya. Ia berjalan menuju halte, barang kali masih ada bis di sana.
✏
Sudah beberapa menit gadis itu menunggu bis dan pesanan ojek onlinenya yang tidak kunjung datang. Menunggu kedua angkutan itu hanya akan membuang waktunya. Ia memutuskan untuk membawa langkahnya menjauh dari halte.
Tidak hanya sekali Aira melirik jam yang melingkar manis di tangannya. Ia juga menambah kecepatan berjalannya. Waktu yang ia punya hanya tinggal 10 menit lagi. Ia memang sangat malas untuk terlambat hari ini. Karena apa? Karena ia malas berhadapan dengan guru BK-nya yang garang.
Byurr
Secara tiba-tiba Aira menghentikan langkahnya. Mulut dan matanya terbuka lebar. Seragamnya basah terkena cipratan air. Motor yang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata dari arah yang sama dengan Aira membuat genangan di jalan menyemburkan airnya. Aira menatap tajam punggung pengendara itu yang mulai tidak terlihat.
"Awas lo ya!" Ia menghembuskan nafasnya kesal. Rasanya percuma jika ia harus marah-marah tidak jelas sekarang.
Secepat mungkin Aira membersihkan tanah yang terbawa bersama air yang menempel di seragamnya. Ia mengibas-ngibaskan rok abu-abunya supaya kering. Tapi rasanya itu tidak mungkin.
Ia mengabaikan bajunya yang basah. Melirik kembali jamnya. Dan kalian tahu? Kini gadis itu tidak lagi berjalan, melainkan lari sekuat tenaganya. Lima menit waktu yang ia punya sekarang. Mustahil untuk bisa datang tepat waktu. Sungguh di dalam hatinya, Aira menyesal bangun kesiangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket
Teen FictionSudahkah kalian merasakan forelsket? Forelsket akan terjadi ketika seseorang beranjak remaja dan merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Betapa istimewanya jatuh cinta. Seseorang akan merasakan jantungnya yang berdebar, hatinya yang berbunga-bu...