20. Di Pinggir Jalan

57 15 96
                                    

Istirahat kedua sudah berlangsung sejak lima menit yang lalu. Dodo pun masih setia duduk di depan kelasnya bersama Dara, menunggu pesanan dessert mereka datang. Mereka memesan makanan tersebut dari salah satu kakak kelasnya yang menjual makanan dengan mempromosikannya lewat media sosial dan menyediakan jasa delivery order.

Dara terlihat beberapa kali mengulum senyum di depan layar ponselnya, hal itu membuat Dodo penasaran dengan isi ponsel gadis tersebut. Dodo sedikit mengangkat tubuhnya untuk mengintip apa yang sedang dilihat oleh Dara. Namun, kedatangan seseorang membuat aksinya gagal.

"Ini pesanannya Mbak, Mas. Totalnya 135k dengan cashback 5k." Seorang pemuda mengulurkan kantung plastik berisikan dua box dessert.

Dodo dan Dara melongo, mereka menatap bergantian orang dihadapannya dan plastik yang ia ulurkan.

"Loh kok mahal banget? Kemarin harganya 15k per-box," protes Dara tidak terima dengan harga yang naik drastis.

"Selamat anda kenak prank, tapi saya enggak bawa kemera," ucap orang itu lalu terbahak melihat wajah cengo dari Dodo dan Dara.

"Kamu ini berdosa banget," ucap Dodo dibuat sedramatis mungkin dan ikut terbahak bersama dengan Rangga.

Dara menatap jengah dua orang yang belum terhenti dari tawanya, tidak tertarik dengan lelucon yang mereka buat, sudah bosan dengan lelucon semacam itu yang beberapa waktu lalu beredar di media sosial.

"Nih uangnya." Dara mengulurkan uang pada Rangga dan mengambil alih plastik yang dipegang pemuda itu.

"Btw, ngapa lo yang nganter? Jadi babunya Sela lo sekarang?" Tanya Dodo setelah berhenti dari tawanya.

Kakak kelas yang menjual dessert  tersebut adalah Sela, teman sekelas Rangga. Agar menjaga makanannya tetap fresh, Sela menitipkannya ke lemari pendingin yang ada di kantin, ide bagus memang.

"Enggak lah, kebetulan aja gue mau ke kelas sebelah, nyamperin Arka," jelas Rangga.

"Lagi enggak di kelas anaknya," tutur Dara yang sempat melihat Arka keluar dari kelasnya.

Rangga mengangguk paham. Pemuda itu lantas duduk di samping Dara, sesekali curi pandang kearah gadis berparas cantik dengan unsur kebaratan itu. Sebenarnya sudah lama Rangga kenal dengan Dodo dan tahu sedikit tentang sahabat-sahabatnya, khususnya Dara.

"Dar, lo enggak ada niatan selingkuh gitu?" Tanya Rangga membuat Dara menatap nyalang kearahnya.

"Gila lo!" hujat Dara.

Rangga tertawa pelan mendengar hujatan itu. Ia tahu bahwa pertanyaannya itu sedikit gila, niatnya hanya ingin menggoda Dara. Sebelumnya Rangga juga sudah memeprediksikan reaksi yang akan diberikan oleh gadis itu dan predisksinya benar.

Dodo pun ikut tertawa mendengar pertanyaan bodoh Rangga. Ia tahu bahwa Rangga memang sedikit boborok.

"Gue kasih tau yang masih jomblo, Bang," ujar Dodo mengalihkan perhatian Rangga.

"Tuh dia, namanya Putri." Tunjuk Dodo pada seorang gadis yang duduk di depan kelasnya.

Rangga mengikuti arah yang ditunjuk oleh Dodo. Ia mengangguk, sudah tahu dengan orang yang dimaksud oleh Dodo. Ia pun sudah kenal dengan Putri, karena sempet bertanya tentang gadis itu pada Arka.

Putri yang tahu bahwa Dodo dan Rangga sedang memperhatikannya memilih untuk memalingkan wajahnya. Matanya terfokus pada dua orang yang sedang berjalan beriringan. Yang satu tampak sibuk membaca buku dengan mulut yang komat-kamit dan satunya lagi dengan serius menatap orang di sampingnya.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang