5. Hujan

103 55 61
                                    

Camping akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Semua siswa kelas XI mulai sibuk memikirkan persiapan mereka. Tidak terkecuali dengan Lima Serangkai. Mereka sempat kesal setelah nengetahui bahwa mereka tidak bisa berada dalam satu bis.

Jam istirahat kali ini rencananya mereka akan pergi ke perpustakaan, untuk sekedar mendinginkan badan dan membahas beberapa hal.

"Hai kak Deandra," sapa dua orang siswi yang mereka kenal adalah adik kelas.

Deandra membalas sapaan mereka dengan senyum manisnya. Perlu diketahui bahwa Deandra cukup famous di sekolah. Memiliki wajah yang cantik ditambah dengan keahliannya dalam bidang melukis, cukup mendukung untuk membuatnya famous.

"Duh fans gue makin hari makin banyak," ucap Deandra menyombongkan diri.

Mendengar ucapan kesombongan itu, Aldi, Aira, Dara dan Dodo pun mencibirnya.

"Gue akui lo cantik dan jago lukis. Tapi sayangnya lo pendek, malesan lagi," cibir Dodo membut mata Deandra hampir keluar dari tempatnya.

"Ngaca dulu kalok mau ngomong! Kaya lo enggak pendek, dasar gentong!" Sulut Deandra yang tidak terima.

Adu mulut antara Dodo dan Deandra berlanjut sampai mereka tiba di perpustakaan. Ketiga sahabatnya pun tidak ada niatan untuk melerai mereka. Berdebat memang sudah menjadi rutinitas bagi mereka.

Setelah memilih tempat yang strategis, mereka berlima duduk dan muli berbincang dengan suara yang pelan. Membahas mulai dari barang yang akan dibawa sampai dengan jadwal kegiatan yang akan mereka jalani nanti.

Mereka juga tidak lupa untuk menagih janji Aira yang akan menceritakan kejadiannya bersama Arka kemarin. Persis seperti yang telah ia dugas, sahabat-sahabatnya memberikan respon yang luar biasa. Deandra sampai bersorak heboh, membuat penjaga perpus menatap sinis ke arahnya.

Kemungkinan besar mereka memang tidak satu bis, tapi tidak jadi masalah berat bagi mereka, karena mereka masih bisa bersama saat keluar dari bis. Lagi pula tujuan perjalanan mereka sama.

Deandra mengetuk-ngetukan telunjuknya ke dagu. Sedang memikirkan sesuata. "Gue besok bawa koper," ujarnya membuat keempat sahabatnya melongo.

"Mau merantau berapa tahun lo pakek acara bawa koper segala." Dara menoyor kepala Deandra pelan.

"Dengerin dulu penjelasan gue! Aldi 'kan duduk di depan gue, kopernya mau gue isi makanan biar nanti bisa barengan sama dia," jelas Deandra membuat keempat sahabatnya mengangguk paham.

"Eh bentar deh. Emang duduknya sesuai absen?" Tanya Aira yang mendapat anggukan dari Dodo dan Aldi.

Mendapatkan jawaban yeng menurutnya adalah kesialan, membuat gadis itu mengacak rambutnya furustasi. Haruskah ini terjadi? Duduk bersebelahan dengan manusia itu.

Setelah pulang sekolah, Aira tidak langsung pulang ke rumah. Driver ojol mengantarkannya ke kafe yang satu minggu lalu sempat ia kunjungi bersama Arka. Aira merasa nyaman dan tenang jika berada di kafe ini. Niatnya siang ini ia akan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya tadi.

Aira masuk dan memilih meja nomor 9 yang ada di pojok dekat dengan dinding kaca. Di sana ia bisa melihat dengan jelas aktivitas di luar ruangan. Gadis itu segera memesan coklat panas kesukaanya untuk menemaninya mengerjakan tugas.

Aira mengingat kejadian satu minggu yang lalu, dimana Arka memberikan ponsel kepadanya, membuatnya sedikit terkesan pada pemuda itu. Tapi, ia juga sebal karena firasatnya tentang netizen yang menggunjingkannya benar-benar terjadi. Hanya karena dua orang siswi yang melihat Arka membonceng Aira sore itu, keesokan harinya berita itu menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang