14

154K 16K 345
                                    

Kamis (20.59), 14 November 2019

---------------------------

Meski tidur di ranjang empuk yang biasanya hanya menjadi mimpi terpendam Nala, wanita itu sama sekali tak bisa lelap lebih dari tiga puluh menit. Matanya otomatis terbuka tiap setengah jam seolah ada alarm yang mengagetkannya. Lalu butuh waktu lebih lama lagi agar ia bisa tertidur kembali hanya untuk terjaga setengah jam kemudian. Begitu terus hingga fajar mulai menyingsing menghalau langit malam.

Nala mendesah lalu hati-hati mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Tanpa bisa dicegah, matanya yang berhasil ia jaga sepanjang malam kini melirik ragu ke sisi ranjang yang lain.

DEG.

Jantung Nala mulai meliar. Dia tak pernah menyangka momen ini akan hadir dalam hidupnya. Melihat wajah damai Aska yang masih lelap. Bibirnya sedikit terbuka. Dia berbaring miring menghadap sisi Nala sambil memeluk guling erat.

Pernikahan mereka sudah menjadi bencana bahkan di malam pengantin mereka. Selanjutnya terasa lebih menyakitkan. Aska hanya mendatanginya saat ingin menuntaskan nafsu. Tak pernah sekalipun lelaki itu tidur di samping Nala. Seolah dia akan tertular penyakit mematikan jika melakukannya.

Kini masa-masa yang dulu hanya berani Nala impikan benar-benar terjadi dalam hidupnya. Namun tak ada yang berani ia lakukan. Jangankan membangunkan Aska dengan lembut seperti mimpi terpendam Nala, bergerak saja ia tak berani. Takut mata itu akan terbuka lalu semua ini akan berubah menjadi mimpi buruk yang sama seperti dua tahun lalu.

Seketika bulu kuduk Nala meremang terbayang kekerasan yang diterimanya dari Aska. Refleks dia turun dari ranjang lalu bergegas menuju kamar mandi untuk menyembunyikan diri.

***

Aska tak juga terbangun sampai Nala selesai berpakaian dan kini menuju dapur. Sejujurnya dia lebih bersemangat hari ini. Tapi juga takut. Dia berencana untuk memberitahu Greya bagaimana hubungan antara dirinya dan Aska. Namun hati kecilnya terus mempertanyakan apa akibat kejujurannya pada Greya dan kesehatannya. Bagaimana kalau sesuatu yang sangat buruk menimpa Greya karena penjelasan Nala?

Di sisi lain, jiwa gelapnya mendesak untuk mengungkapkan pada Greya yang sebenarnya, tak peduli bagaimana hasilnya nanti.

Sudah cukup kau bersikap baik selama ini. Saatnya sedikit bersikap egois dan mengutamakan dirimu sendiri, begitu jiwa gelap Nala terus berbisik.

Ya, hubungan dirinya dan Aska sudah berakhir dua tahun lalu. Bukankah bodoh jika dirinya kembali terperangkap di penjara yang sama padahal dia bisa memilih untuk lepas? Aska memang tak memberinya pilihan. Namun Nala bisa menciptakan pilihan untuk dirinya sendiri.

Dengan tekad bulat di hati, Nala akan sabar menunggu beberapa jam sampai Aska berangkat bekerja. Setelah itu dia akan menceritakan semua pada Greya.

Sarapan kembali dipenuhi celoteh heboh Greya begitu mendapati masakan Nala yang tersaji di meja. Dia terlihat begitu bangga dan terus memuji wanita itu.

Nala trenyuh melihat reaksi Greya. Sesuatu yang tidak pernah diterimanya dari ibu kandung sendiri. Bagi ibunya kehamilan Nala adalah kesalahan. Melahirkan lalu membesarkan Nala adalah siksaan terburuk yang dia alami. Pasti sang ibu berpikir kepergian Nala malam itu adalah suatu berkah yang tak ternilai.

Nala menarik napas saat sesak kembali menghimpit dada. Mengingat ibunya selalu menciptakan sakit yang sama, membuat Nala harus menutup hati dan pikiran rapat-rapat untuk tidak memikirkan wanita yang telah melahirkannya itu.

"Nala, rencana kamu hari ini apa?"

Pertanyaan Greya yang tiba-tiba membuat Nala mendongak menatap wanita itu. Buru-buru dia menggeleng sebagai tanda bahwa dia tidak memiliki rencana apapun.

Silent Wounds (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang