39

174K 11.5K 633
                                    

Jumat (20.12), 15 Mei 2020

Terima kasih banyak atas segala dukungannya T__T aku gak bisa balas satu per satu komentar dukungan kalian. Tapi aku baca semua. Kalian alasan aku bisa tetap bertahan ♥♥♥ 

-----------------------

Pesta ulang tahun putri sulung Vika yang ke-17 sangat meriah. Vika dan suaminya bahkan tak menahan diri soal tamu undangan. Selain teman-teman kantor Vika, teman-teman kantor suaminya pun diundang. Belum lagi teman-teman putrinya sendiri, para saudara dan tetangga.

"Apa ini tidak berlebihan hanya untuk sebuah pesta ulang tahun? Rasanya lebih meriah dari sebuah pesta pernikahan," gumam Aska pada Noval yang berdiri di sebelahnya. Dia sungguh tak habis pikir untuk apa semua ini padahal tiap tahun semua orang pasti mengalami ulang tahun.

Noval tersenyum. "Vika dan suaminya tidak pernah merayakan ulang tahun putri-putri mereka. Tapi mereka sudah bertekad akan merayakannya saat anak mereka berusia 17 tahun. Jadi hanya sekali seumur hidup. Itu membuat pesta ini sama langkanya seperti sebuah pesta pernikahan."

"Oh, begitu. Dia punya berapa anak?"

"Tiga. Satu masih SMP, satu lagi masih SD. Ditambah yang berulang tahun sekarang."

"Sepertinya kau cukup akrab dengan mereka."

"Aku kenal baik dengan suaminya. Jadi wajar cukup akrab dengan Vika dan anak-anaknya juga." Noval menghindar pelan saat seseorang yang lewat nyaris bersentuhan dengannya.

Hal itu tak luput dari perhatian Aska. "Setahuku kau tidak akan menularkan virus hanya dengan sentuhan ringan begitu," bisik Aska.

Noval hanya angkat bahu. "Lebih baik mencegah, kan?"

"Terserahlah." Lalu Aska terdiam, teringat ada sesuatu yang masih mengganjal di hatinya. "Hmm, aku belum minta maaf padamu. Mungkin aku pernah berbuat salah, tolong maafkan aku."

"Mungkin?" tanya Noval sambil menahan senyum geli.

"Yah, siapa tau aku pernah berbuat salah, kan? Aku tahu kau marah padaku karena aku pernah menyakiti Nala. Tapi permintaan maaf ini bukan karena Nala. Kalau soal itu, aku sudah minta maaf sendiri pada Nala. Ini tentang hal buruk yang mungkin pernah kulakukan padamu. Jadi sekali lagi, aku minta maaf."

"Maksudmu mengenai seorang wanita suruhanmu yang berhasil membuat hubungan kami kandas dulu?"

Aska terbelalak. "Kau tahu?"

"Kau pikir aku tidak akan pernah tahu?"

Aska tersenyum malu. "Yah, kupikir begitu."

Kening Noval berkerut. "Padahal sepertinya aku pernah memberitahu asistenmu itu. Bahwa aku tahu kau yang menjebakku."

"Raffi tidak pernah mengatakan hal itu." Lalu Aska menghela napas. "Yah, karena kau sudah tahu, aku sungguh minta maaf."

"Tapi kau tidak menyesal."

Aska tersenyum, membalas tatapan Noval. "Ya, sama sekali tidak menyesal. Karena itu aku juga minta maaf karena tidak menyesalinya."

Noval mengangguk mengerti. "Sejujurnya aku sedikit bersyukur Nala tidak terlanjur menikah denganku. Karena ternyata saat itu aku sudah mengidap penyakit ini. Aku bisa bertahan sampai sekarang hanya karena obat-obatan dan kuasa Tuhan yang berbaik hati memberiku kesempatan untuk terus hidup. Meski sejujurnya aku masih sangat marah padamu atas perlakuan burukmu pada Nala, aku juga tidak pernah menyesali hari itu."

Aska tertegun. Mendadak dia diliputi rasa malu karena pernah iri pada orang seperti Noval. Tidak, dirinya memang tidak akan pernah bisa menjadi Noval. Orang di hadapannya itu adalah sosok yang istimewa.

Silent Wounds (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang