PART 12

2.3K 96 29
                                    

"bik gimana keadaan tiara bik" tanya ridho panik

"non tiara lagi di tangani dokter tuan" ucap bibik

"bagaimana bisa tiara kecelakaan sih bik, kan saya udah bilang jaga tiara baik baik. tau gini saya nggak ngizinin bibik buat bawa tiara keluar "ucap rodho emosi

"saya minta maaf tuan, tadi saya sedang belanja tapi tiba tiba non tiara hilang. ternyata dia pergi.......bibik pun menceritakan semuanya.

"ya allah sayang sebegitu sayangnya kamu sama ibu yang sama sekali tidak menganggapmu ada" ucp ridho frustasi.

tak lama dokter pun keluar, ridho langsung menghampiri sang dokter

"bagaimana keadaan anak saya dok" tanya ridho
"anak bapak banyak mengalami ke kurangan darah tapi bapak tenang saja, alhamdulillah kami masih banyak persediaan darah yang sama dengan anak bapak, kami akan berusaha semampu kamu, bapak bantu kami dengan doa. karna kita hanya bisa berusaha.

"tapi yang saya herankan anak bapak terus memeluk buket bunga itu dengan erat, kami sudah berusaha melepaskannya tapi tidak bisa" tutur sang dokter.

"itu hadiah untuk ibunya dok" tutur bibik

"yaudah kalau bisa bawa ibunya ke sini, mungkin itu bisa menjadi salah satu penguat dia untuk bertahan" tutur sang dokter.

tanpa pikir panjang ridho langsung meuju rumahnya, dia yakin sekarang putri pasti sudah pulang.

sesampainya di rumah ridho langsung masuk ke rumah dan mendapati putri sedang sibuk dengan laptopnya.

"puas kamu sekarang ha, puas kamu sudah membuat anak kamu menderita" teriak ridho

"apaaansih, nggak jelas banget, dateng dateng udah marah marah" ucap putri

"kamu benar benar ibu, yang kejam" tutur ridho emosi

"dia bukan anak gue, dari dulu gue nggak pernah meninginkan dia. gue nggak pernah berharap dia hadir di kehidupan gue, lo lupa lo sendiri yang bilang kalau lo nggak akan melibatkan gue mebgurus anak sialan itu" tutur putri

ridho benar benar emosi dengan ucapan yang keluar dari mulut putri, dia benar benar tidak bisa meredam amarahnya

"plaaaaak" sebuah tamparan berhasil hinggap dipipi putri.

"ya anak sialan?, dia emang anak sialan, anak sialan yang selalu mendoakan ibunya setiap kali dia sujud, anak sialan yang selalu menyayangi ibunya walaupun mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya. anak sialan yang selalu berusaha agar ibunya bahagia dan menyayanginya. anak sialan yang rela mati hanya untuk membelikan hadiah hari ibu, yang belum tentu ibunya yang suci ini akan menerimanya" tutur ridho.

"samapi kapan kamu akan membencinya, dia tidak bersalah putri, aku mohon sayangilah dia, aku tau tiara adalah sebuah kesalahan bagimu. tapi tolong jangan hukum tiara dengan sikap kasarmu, dia tidak tau apa apa, dan dia tidak seharunya menerima perlakuan seperti itu dari ibunya.

"asal kamu tau setiap malam ia selalu shalat malam untuk mendoakanmu, hanya kamu yang selalu ada di setiap doanya, apakah kamu tidak punya sedikit saja kasih sayang untuknya" tutur ridho yang sudah tersungukr dilantai

"cukup jangan lo terusin lagi kalimatnya, gue nggak mau dengar" ucap putri menutup telinganya

"nggak kali ini kamu harus dengerin aku, aku nggak mau tiara kehilangan harapannya untuk di peluk ibunya sebelum dia meninggalkanku untuk selamanya" ucap ridho lirih

"meninggalkanmu, apa maksudmu?" tanya putri kaget

"tiara kecelakaan dan sekarang keadaannya sangat parah, kata dokter kemungkinan tiara sembuh hanya 15 %" ucap ridho sesak.

"apa... nggak mungkin..kamu bohong kan... bilang ke aku kalau kamu bohong.... ini cuma akal akalan kalian kan" ucap tiara yang sudah menangis

"aku tidak sedang berbohong kalau kamu nggak percaya kamu ikut denganku sekarang" ucap ridho menarik tangan putri.

mereka segera menuju ke rumah sakit. sepanjang perjalanan putri hanya gelisah dan air mata terus mengalir di pipinya. rasa bersalahpun menggerayap di pikirannya.

BERSAMBUNG

CINTA DUA GENERASI 💞💞TAMAT💞💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang