penyesalan

108 18 7
                                    

Woojin mendobrak pintu gudang dengan bantuan Haknyeon dan Minkyu. "Jun, jangan di belakang pintu!" perintah Minkyu, "iya." ucap Hyeonghun dari dalam, "sekali lagi kita dobrak ya." ucap Woojin.

Bruk

Pintu gudang terbuka, bunda Baek masuk duluan dan menghampiri Hyungjun yang sedang meluk Jihoon. "ya ampun, anak bunda. Jihoon bangun sayang." ucap Bunda, "bunda mending kita bawa Jihoon keluar aja dulu." kata Woojin, "iya, tolong bantu angkat Jihoon." kata Bunda Baek, Woojin dan Haknyeon bantu Jihoon.

Mereka keluar dari gudang dan berjalan ke arh ruang tamu, Jihoon di tidurin di sofa. "bentar ya, bunda bikin air hangat dulu buat kompres Jihoon." kata Bunda Baek berlalu ke arah dapur.

"ka Jihoon, bangun ka... Hiks... Jangan tinggalin Junnie sendiri... Hiks.." ucap Hyeongjun sambil megang tangan Jihoon, "udah, Jun, jangan nangis. Ka Jihoon pasti sembuh. Percaya sama aku." kata Minkyu sambil mengelus kepala Hyeongjun. Hyeongjun cuman mengangguk.

Woojin pergi meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu.

^^

"halo Jin. Gw udah berhasil nolong Jihoon sama Hyungjun, lo gimana?"

"ini lagi otw sekul, Jihoon baik - baik aja kan?"

"Jihoon pingsan dan badan panas, tapi tenang Bunda lagi manasin air buat ngompres Jihoon."

"ya udah, ini udah sampe kita. Titip Jihoon ya. Kabarin kalau terjadi sesuatu yap."

"iya lo juga. Hati - hati. Kabarin gw kalao ayah Chan setuju."

"siap."

Telepon Woojin di tutup, Woojin kembali ke ruang tamu. Di sana udah ada Bunda Baek yang lagi kompres Jihoon dan Hyeongjun nangis di dekaoan Minkyu, Haknyeon ngapain? Nyemulin makanan di meja, katanya sih laper.

"gimana Jin?" tanya Haknyeon yang sadar akan keberadaannya, "mereka baru sampe, beroda aja. Semoga berhasil." ucap Woojin, Haknyeon cuman ngangguk.

>>>>> Pasangan yang tertukar <<<<<<
Jinyoung dan teman - teman udah sampai depan ruang kepala sekolah, mereka melihat ayah Chan sedang berbicara dengan pak kepsek.

"kita tunggu dia sampai selesai." ucap Hyunjin dan dianggukin sama yang lain.

Tak berapa lama, ayah Chan keluar dari ruang kepala sekolah. "kalian ngapain?" tanya ayah Chan bingung, "om, kami mau bicara sama om, secara emat mata." kata Samuel, "tapi, maaf saya sibuk. Jadi lain kali aja ya." kata ayah Chan, "ga bisa om, ini darurat." kata Guanlin, "darurat?"

"iya darurat."

"masalah apa?"

"masalah anak - anak om."

"anak - anak saya? Oh saya tau sekarang, kalian mau bantu anak - anak saya buat sekolah lagi kan?"

"iya."

"tapi, keputusan saya sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat lagi. Jadi, saran saya kalian menyerah saja. Permisi." ucap ayah Chan. Jinyoung dan kawannya diam mematung hingga salah satu mereka berbicara dengan lantang.

"AYAH MACAM APA YANG SEENAKNYA MEMUTUSKAN SEKOLAH ANAKNYA UNTUK MASA DEPAN ANAKNYA SENDIRI. HINGGA MEMBUAT SANG ANAK SAKIT DAN BENCI KEPADA AYAHNYA. UNTUK APA ANDA MENYOLAHKAN MEREKA, JIKA ANDA SENDIRI YANG MEMBERHENTIKAN SEKOLAH MEREKA. ANDA SADAR TIDAK! SEBENARNYA ANAK - ANAK ANDA ITU TERTEKAN DENGAN PERMINTAAN ANDA! JIKA ANDA SAYANG DENGAN ANAK - ANAK ANDA HARUSNYA, BIARKAN ANAK - ANAK ANDA BERSEKOLAH DENGAN TENANG DAN BIARKAN MEREKA YANG BERJUANG UNTUK PERMINTAAN ANDA WALAUPUN ITU TERPAKSA DILAKUKAN AGAR ANDA BAHAGIA. JADI, SAYA MOHON PADA ANDA. BIARKAN JIHOON DAN HYEONGJUN BERSEKOLAH DENGAN TENANG!" tegas dan lantang ucapa Jinyoung membuat ayah Chan berdiam diri di tempatnya dan membuat kawannya yang berada di sana terkaget.

"kalau begitu, kita bisa bicara di rumah saya." kata ayah Chan sebelum melangkah keluar. "wes, gila lo. Berani banget!" kata Samuel, "iya jirr, walaupun omongannya berbelit. Tapi, makna nya tersampaikan loh." kata Guanlin, "ini baru adek gw." kata Hyunjin sambil merangkul pundak Jinyoung.

"ha? Tadi gw ngomong apaan dah?" tanya Jinyoung, "yah, bolotnya kambuh. Dah, ah, mending kita langsung kerumah Jihoon aja." kata Samuel dan dianggukin Hyunjin sama Guanlin. Jinyoung yang masih bingung cuman diam, sampai Hyunjin manggil dia buat ngikutin mereka.

^^

Ayah Chan udah di depan rumah dan tak lupa Jinyoung dkk juga sudah sampai di rumah Jihoon.

"kita ngobrol di dalam saja." ucap ayah Chan dan dianggukin yang lain. Mereka semua masuk dan kaget dengan Hyeongjun dan bunda Baek nangis, "ada apa ini!" seru ayah Chan.

"Chan, Jihoon..." lirih Bunda Baek, "Jihoon kenapa?!" tanya ayah Chan berlari ke arah bunda Baek yang sedang memegang tangan Jihoon. Bunda Baek cuman diam dambil menangis.

Jinyoung dkk juga menghampiri yang lain, termasuk Jinyoung udah di samping bunda Baek.

"kita bawa kerumah sakit sekarang!"

>>>>> pasangan yang tertukar <<<<<<
Tbc

Hay guyss...

Kuu up nihhh...

Ada yang nunggu ga? /g

Mian baru up...

Lg sibuk" nya aku...

So maklumin aja ya hehe...

Alurnya nyambung ga?

Panjang banget?

Apa udah bosen?

Typonya banyak kah?

Buat itu semua aku minta maaf yaa :(

Tolong jangan tinggalkan jejak
Vote + comment

20 November 2019
@winkgingie

Pasangan yang TertukarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang