4 - SMA Regantara

1.4K 130 66
                                    

"Kesan awal bertemu denganmu, adalah penilaian awalku kepadamu."

— Florentesa Keyline Farren —

🥀🥀🥀

SMA Regantara—sekolah favorit yang diincar banyak siswa. Salah satunya adalah Rensa, yang sedari dulu memimpikan sekolah di SMA yang terkenal dengan kedisiplinannya ini. Dan pagi ini, semua angannya akan terwujud. Dan lembar baru kehidupannya akan kembali di buka dengan harapan yang lebih baik dari sebelumnya.

***

Riuhnya teriakan para siswa maupun siswi ospek SMA Regantara membahana hampir di seluruh penjuru sekolah. Selepas upacara pembukaan, saatnya sesi perkenalan dan arahan para OSIS dilaksanakan. Dan saat ini, keadaan aula SMA Regantara sangat riuh, lantaran acara pengarahan belum genap dimulai.

Rensa sendiri memilih untuk menyendiri di bangku paling belakang, dengan tatapan malas memandang teman-teman barunya yang saling bersenda gurau dan menceritakan pengalamannya. Ia memilih untuk diam, sesekali pandangannya menerawang melewati celah-celah jendela di atasnya. Dan kini, ia teringat oleh kejadian semalam. Dimana seorang Abinaya Ignorious sukses membuatnya tertawa lepas.

"Eh, lo kenapa diem mulu, Ren? Sakit gigi?" tanya Abinaya semalam tatkala mereka sedang dalam perjalanan pulang.

"Nggak," jawabnya dengan malas, sesekali memutar bola matanya.

"Dulu gue pernah punya adik perempuan, Ren. Orangnya gemesin. Kayak elu. Sukanya pundungan."

Abinaya mulai menceritakan, bagaimana sosok sang adik yang dahulu selalu membuatnya tersenyum dan tertawa karena tingkah lucunya. Dan hal itu membuat Rensa semakin penasaran dan ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana sosok adik dari Abinaya Ignorious.

"Namanya Aileen. Tau nggak, Ren? Gue suka nama adik gue. Artinya bagus. Axelle Aileen namanya. Artinya Cahaya pembawa kedamaian.

"Adik gue ini kayak lo, Ren. Hm, bukannya gue mau turut campur atau gimana sama urusan lo, tapi apa bener lu kayak begini karena tante Linda nikah lagi?"

Deg.

Seketika ia langsung menatap Abinaya dengan tajam. Seolah perkataan Abinaya adalah perkataan yang tabu untuk diucapkan. Namun dengan perlahan ia dapat menetralkan kembali ekspresinya menjadi datar. Dengan hembusan panjangnya, ia berhasil bersikap seolah tiada apa-apa selama sepersekian detik yang lalu.

"Sok tau," jawabnya. "Jangan pernah samain gue sama orang lain. Gue nggak suka disamain," lanjutnya.

Abinaya tahu bahwa gadis di sampingnya sedang berbohong. Ia juga tahu jika gadis di sampingnya menyimpan luka seperti adiknya. Ia juga tahu, jika sebenarnya Rensa tak ingin mamanya menikah lagi dengan duda beranak dua yang tidak lain dan tidak bukan adalah seorang David Galendra Farren—papa dari Chareze dan Shaquille.

"Jangan pernah bohong sama gue, hm. Gue tau, karena gue juga pernah ngerasain, Ren. Bokap gue nikah lagi sama seorang janda. Tadinya gue nggak terima, dan kalau bukan demi kebahagiaan bokap gue, gue juga nggak akan restuin mereka."

Selama sepersekian menit, mereka saling diam dan hanya bungkam. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, hingga seorang polisi berhasil menghadang mereka di lampu merah.

Polisi itu mengetuk pelan jendela mobil pada sisi pengemudi, dan Abinaya terpaksa membukanya dengan setengah hati.

"Selamat malam. Bisa tolong keluarkan surat-surat mengemudi Anda?" pinta polisi itu dengan sopan.

Abinaya hanya menghembuskan napas kasar, sambil dalam hati ia mengumpat kasar pada polisi berbadan tambun yang berhasil mencegatnya malam-malam seperti ini.

BEGINNING OF THE STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang