Seisi kelas 11 IPS-1 menggerutu kesal ketika Pak Andi (Wali kelas) memberi tugas yang harus di kumpulkan besok pagi. Harusnya mereka di beri toleransi beberapa hari. Tentu karena ini tidak ada dari mereka yang bernafas lega
Setelah bel istirahat berbunyi, barulah mereka bisa merasakan oksigen dunia dan langsung berhamburan keluar kelas padahal Pak Andi masih di dalam untuk mengemasi barang barangnya
Setelah beberapa lama, barulah kelas terasa kosong dan hanya menyisakan beberapa orang di kelas yaitu Vera dan Nayla dan juga seorang pria tampan disana
"Dev!" Vera memanggil Pria dengan nama lengkap Devano Sastro Pradito itu yang sedang mencari sesuatu di tasnya
"Ini punya lo" gadis itu memberi buku cacatan akuntansi yang dia pinjam minggu kemarin
Devan mengambil kasar buku itu dan menatap Vera geram "kok di lo?!"
"Kan gue pinjem"
"Lo nyuri pasti !"
Ucapan Devan barusan membuat Nayla menatapnya tajam "Heh alien ! Jangan asal nuduh lo!"
"Apa lo bilang barusan ?!" Pria dengan temperamental di atas rata rata itu berdiri dengan tatapan menantang di depan Nayla saat ini seakan akan ingin saja mengenyahkan wanita itu dari bumi
Namun gadis itu terlihat santai, seakan akan hal ini sudah biasa terjadi untuk meladeni kegilaan pria di hadapannya kini
"Masih pengen hidup ga lo?!" Devan menendang keras meja di hadapan Nayla lalu keluar kelas tanpa dosa.
"Nay, lo gapapa ?" Vera merapikan kembali meja itu lalu menghampiri Nayla cemas
"Lo liat cowo tadi kan ? Dan lo masih suka sama dia ?" Nayla menghela nafas panjang lalu beranjak mendahului Vera
"Nay ! Jangan ngambek dong ! Perasaan siapa yang bisa ngatur!" Gadis itu mengikuti Nayla dan merangkulnya "kayak lo sama Rizky.."
"Oiya! Janji lo! Lo cari cara buat gue modus dong !" Kali ini Nayla tersenyum
Vera menatapnya kesal lalu mengangguk berat "okay..."
Kalo ada maunya aja, gue di baikin
Gadis itu membatin kecewa namun tetap saja terpaksa menjalankan aksinya menunggu Rizky di Kantin bersama Nayla
.
.
Setelah memesan dua teh dingin tanpa makanan, mereka duduk mantap di kantin ini menunggu sosok seorang pria tampan itu."Nay, gue laper sebenarnya" Vera memegangi perutnya berusaha beracting menyedihkan agar Nayla bisa mentraktirnya.
"Kita di sini buat modus. Bukan buat makan"
"Heh monyet! Lo ga kasih gue apa apa gitu setelah gue yang baik dan cantik jelita ini rela bantuin lo ?!"
Ucapan Vera itu membuat Nayla menyerah. Dia tidak ingin malah terjadi kekacauan di kantin ini setelah mendengar kalimat yang hampir membuatnya mual
"Lo mau makan apa ?"
"Bakso"
Nayla berdiri untuk memesan makanan. Ketika ia akan pergi menghampiri Bi Asih (Ibu kantin) itu langkahnya terhenti. Di sana telah tiba sosok yang ia tunggu tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Teen FictionYang ia pikir bahagia tepat di depan matanya ternyata adalah luka yang tidak pernah ia kira sebelumnya. . . Sepenggal kisah tentang masa remaja ketika mengenal Cinta Pertama _________ Friendship, Teenlit And Love or Lost ©kook197