Sore ini tidak ada jadwal ekskul basket dan ini tentu menguntungkan bagi Rizky. Ia berharap, setelah pulang sekolah ia bisa leha leha atau bermain bersama Riko. Ah tapi sepertinya tidak, Rizky ingat ia sudah punya pacar. Harapannya tidak lagi itu, namun adalah bisa ke tempat romantis nanti bersama Nayla
Sedang indah indahnya berimajinasi, seseorang menyandarkan nya dan itu Keiza "Ki, hari ini ga ada ekskul kan ? jalan yuk"
Ajakan itu mendapat tatapan sinis dari Rizky
Keiza hanya nyengir tanpa dosa.
"Oy! Hari ini kosong kan ? Gue boring nih" Riko tiba tiba nimbrung.
"Ga bisa! Gue ada janji" timpal Rizky yang membuat dua sahabatnya itu terdiam kecewa
"Janji apa ?"
"Janji....ke kondangan"
.
.
.
Setelah bel pulang berbunyi, Pria itu benar benar menunggu Nayla di depan kelasnya.
Vera muncul dan tersenyum "Eh iki? Nunggu Nayla?"
"Iya. Dia mana?"
"Di dalam, lagi beresin barangnya"
Rizky mengangguk lalu duduk di kursi depan kelas, Vera ikut duduk di sebelahnya "janjian ya?"
"Engga. Mendadak sih. Ikut ga?"
"Kemana?"
"Ga tau. Kalo berdua gue malu"
Vera melongo. Baru kali ini Rizky menyebut dirinya gue biasanya pria itu menyebut namanya sendiri dan bertingkah sok imut. Namun ketika ia bicara seperti ini, Cover dari dirinya ikut berubah, membuatnya terlihat lebih manly dan dewasa. Vera berbinar kagum
"Gimana kak ? Ikut ga?" Pria itu menyadarkannya
"Eh boleh deh"
Berapa lama kemudian, Nayla muncul "Eh ? Ngapain?"
"Nunggu kamu.."
Mati !
Rizky benar benar mengubah cara bicaranya. Pikir saja bagaimana ekspresi Nayla saat ini. Sedangkan Vera saja terlena, apalagi dia
"Mau ga jalan?" Tanya Rizky lagi menyadarkan Nayla yang kehilangan jiwanya
"Ke...ke...kemana?" Bahkan gadis itu gelagapan
"Kemana aja. Mau kamu dimana ?"
"Ga tau"
"Kalo sama sama ga tau. Ya udah, ikutin kemauan gue aja deh" celoteh Vera seenaknya
"Oke deh"
.
.
.
"Kakak minta traktir?" Rizky tak menduga Vera malah mengajak mereka ke restoran khas spanyol yang tergolong mewah ini.
"Lo kaya kan ?" Lagi, jawab Vera seenak jidatnya
"Jangan gitu, Ra" Nayla merasa kesal masih tak menyangka Vera lebih memalukan dari yang dia duga
"Gapapa, Nayla..."
Gila...! Rizky menyebut namanya? Ia tak lagi di panggil 'kakak' ? Woaah..ini sesuatu yang menakjubkan menurutnya. Karena ia memang sudah lama mengharapkan itu
Nayla tersenyum senang. Melayang lagi jiwanya
"Selesai ini kita kemana ya..?" Kedua kalinya Rizky menganggu khayalan Nayla yang sudah berujung ke pelaminan.
Ya, memang ketinggian imajinasi gadis itu setiap kali di buat kagum oleh pacarnya
"Pulang. PR numpuk" jawab Vera di sela makannya
"Masa gitu doang? Nonton yuk ..." Rizky nyengir
"Ga! Lo mau buat gue jadi nyamuk?!"
"Terus mau lo dimana ?" Giliran Nayla yang bertanya
"Kemana ya...." Mereka sabar menunggu gadis itu melanjutkan perkataannya "Ke.........."
"Ke rumah gue !" Seseorang menggangu kebersamaan mereka .
"KOK LO DISINI ?!"
anjir sial gue !
Nayla mengumpat.
Devano meyeringai. Ya, pria itu disini dan dia tidak sendiri.
Ia bersama Edo, sahabatnya yang bego dan terkenal yadong itu
"Ngapain disini, Pan?" Tanya Vera menautkan alisnya
"Jagain seseorang"
Rizky berdiri, mencengkeram kerah baju Devan, melempar tatapan membunuh "MAU LO APA ?!"
"Iki..!" Nayla melepas tangan Rizky dari Devan. Gadis itu terlalu kawatir jika pacarnya berurusan dengan orang gila itu
"Nayla, kita pulang aja" ujar Rizky menggenggam tangan Nayla.
Sedangkan Vera di sana menatapnya masam "gue mau lo apain?! Jual?!"
"Eh maaf. Ga gitu..."
Tiba tiba dana Devan melepas genggaman tangan Rizky dari Nayla. "Nayla...." pria itu menahan ucapannya , menatap Rizky tajam "dia suka ke gue"
Seakan akan dunia terhenti. Semua di sini melempar tatapan tak percaya dengan mulut terbuka.
"LO MAU MATI HAH ?!" Rizky kehabisan kesabarannya, hendak melayang tonjokan pada Devan namun cepat di tahan oleh Nayla.
Gadis itu merasa sangat sesak saking emosinya, namun ia sudah berjanji tak akan meladeni kelakuan gila Devano lagi
"Kita pulang aja. Okay?" Nayla berusaha menenangkan Rizky lalu melirik Vera "Yuk, Ra"
Mereka melangkah keluar Restoran setelah membayar pesanan
Namun Devano masih di sana, duduk di suatu tempat bersama Edo dan memesan sesuatu
"Lo serius?" Tanya Edo ketika pelayan Restoran itu sudah pergi setelah menulis pesanan mereka. Edo masih memandang Devan aneh "Tentang perasaan lo?"
"Iya"
"Kenapa Nayla? Apa yang lo liat dari cewe barbar kek dia ?!"
Devan diam
"Van! Dia itu juga punya pacar ! Lo mau ngapain? Ga ada jaminan perasaan lo kebalas kan ?"
Kali ini Devan menatap Edo tajam. "Lo pernah liat gue kalah urusan cewe?"
"Ya Nayla kan aneh. Cewe kasar kek dia mana sama kek cewe lain. Dia juga keras kepala"
"Selesai gue taklukin dia..." Devan menjeda. Mengalihkan tatapannya ke luar Resto, rahangnya menegas seakan menahan emosi yang menyeruak menguasainya "Gue bakal balas dendam"
(BERSAMBUNG......)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Teen FictionYang ia pikir bahagia tepat di depan matanya ternyata adalah luka yang tidak pernah ia kira sebelumnya. . . Sepenggal kisah tentang masa remaja ketika mengenal Cinta Pertama _________ Friendship, Teenlit And Love or Lost ©kook197