Rizky melempar kunci motornya pada Riko "Lo yang bawa" kemudian pria itu duduk di belakang setelah Riko hanya menurut untuk mengendarai motornya
"Maafin gue.." lirih Riko pelan. Merasa bersalah mengajak Rizky bertemu Ayahnya tadi. Ia sudah berteman lama dengan Rizky dan karena ini dia tahu bagaimana dalamnya kebencian Rizky pada Ayah kandungnya "Sekarang kita mau kemana ?"
"Ke Rooftop"
Spontan Riko menautkan alisnya "Tumben kesana?"
Tanpa di jawab, Riko malah semakin cemas. Kecemasan tentang hari semua luka di kehidupan Rizky di mulai
..
"Ya udah! Gue nemenin lo nunggu Bus ya...?"
"Engga usah. Ga usah lebai lo !" Nayla beranjak mendahuluinya
"Hati hati.....Nayla ..." Devan tersenyum lebar seraya melambaikan tangannya ketika Nayla sudah menjauh tanpa menoleh ke arahnya
Walaupun begitu, arti bahagia yang tidak bisa di utarakan ini lebih dari cukup. Tidak peduli Nayla masih tetap kasar padanya, hanya dengan berhasil bersahabatan saja, Devan menandai hari ini sebagai hari yang paling bersejarah.
Sedangkan Nayla saat ini menunggu Bus di Halte agar bisa pergi ke Rumah Vera yang berlawanan arah dari rumahnya. Dia masih terlampaui cemas pada sahabatnya, dan tentu saja sudah mengabari Nando jika mungkin nanti dia akan pulang terlambat.
Beberapa saat, Bus yang di tunggu tiba. Nayla langsung naik dan duduk di sana, seraya memasang Earphone untuk memenangkan pikirannya sejenak dan diiringi music dari Album BTS : Map Of The Soul 7. Cukup begini, sudah bisa membuatnya lebih baik
Akhirnya gadis itu tiba sebelah 15 menit dia berjalan dari Halte menuju Rumah Vera yang tampak sepi saat ini. Dia memencet bel beberapa kali dan gadis itu keluar dengan mata merah dan terlihat berantakan
Benar saja! Kecemasan Nayla benar adanya. "Ra! Lo kenapa?!" Gadis itu shock bukan main. Tanpa di jawab Vera menyuruhnya masuk lalu duduk di kamarnya.
Ruangan ini tidak tampak seperti biasa, riuh canda tawa seperti hari hari sebelumnya berubah menjadi keheningan yang menikam perasaan satu sama lain. Tidak ada yang memulai pertanyaan atau pembicaraan.
Fikiran Nayla menerawang, Rumah memang tampak kosong, karena pastinya Ibunda Vera ada kegiatan di sekolah di sebabkan pekerjaannya yang sebagai Wakil kepala Sekolah. Ayah Vera? Tentunya masih di rumah Dinas di malang. Dan keluarga Vera bukan tipe punya permasalah yang berat, keluarga mereka bisa dikatakan cukup harmonis.
Tidak mungkin ini permasalahan keluarga. Namun apa? Apa yang membuat gadis ceria ini meneteskan air mata?
"Nay..." akhirnya Vera bergumam pelan.
Nayla menoleh ke arahnya seakan langsung mengerti, seketika rasa bersalah menjalari perasaannya.
"Lo...masih suka ke Rizky kan?" Tanya Vera kembali. Nayla tidak menjawab. Dia memilih mendekat dan menggenggam erat jemari Vera
Kemudian menatap Vera dalam dalam seolah meyakinkannya "Kita sahabatan bukan baru dua atau tiga hari, Ra..." dia menjeda dan tersenyum berat "Ga mungkin gue ngelakuin hal itu dan mejadi sosok yang kejam sama sahabat gue sendiri. Gue tau lo mikir gue punya perasaan ke Devan. Tapi sumpah Ra, lo tau kan? Rasa gue ke Rizky itu besar tapi lebih besar rasa sayang gue ke lo.."
"Maafin gue...." Vera memeluk erat Nayla "Gue cuma pengen lo terbuka buat ngomong semua ke gua, Nay. Gue bahkan ga tau apa apa tentang lo sama Devan" dia melepas pelukannya. Matanya memandang Nayla serius "Dia suka ke lo kan?"
.
."Buat apa kesini?" Riko duduk di sofa bekas setelah sesampai mereka di Rooftop, Markas mereka dahulu yang kadang menusuk perih setiap kali mengingat kenangan yang pernah tejadi di tempat ini. Tempat itu dulu sangat terjaga dan indah, melihat keadaan sekarang, dikelilingi debu dan sarang laba laba membuat hati Riko terhanyut iba
Tempat ini dulu padahal di isi canda dan tawa, juga sangat terlihat indah karena Rizky selalu datang membeli Hiasan untuk men-design nya sendirian
"Kenapa kita kesini?" Tanya Riko kembali walaupun menahan kekhawatiran akan jawaban yang akan Rizky lontarkan
"Ini tentang bokap gue!" Jawab Rizky pelan terdengar seperti bisikan menatap Riko dalam dan penuh harap "Bantu gue, Rik"
"Ha...?" Riko mangap. Mata sayu Rizky menghujam perasaannya "Gue bantu apa?"
"Di tempat ini, gue yakin pasti ada celah buat tahu tentang wanita itu"
"Wanita apa?"
"Yang ngehancurin keluarga gue"
(BERSAMBUNG.....)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Novela JuvenilYang ia pikir bahagia tepat di depan matanya ternyata adalah luka yang tidak pernah ia kira sebelumnya. . . Sepenggal kisah tentang masa remaja ketika mengenal Cinta Pertama _________ Friendship, Teenlit And Love or Lost ©kook197