Riko meraih tas nya ketika bel pulang berbunyi 5 menit yang lalu. Kelas sepi saat ini, teman sekelasnya sudah terbang landas ketika bel akan berbunyi 6 menit yang lalu. Bahkan Guru masih di dalam, mereka telah berburu menghambur keluar. Sekarang yang tertinggal hanya Riko karena pria itu bolos pelajaran terakhir. Sedangkan Rizky entah hilang kemana tanpa jejak, padahal mereka tadinya di tempat yang sama
Namun tas Rizky masih tertinggal disini. Ketika Riko ingin mengambil benda itu langkah kaki memasuki ruangan mengalihkan perhatiannya.
"RIKO!!" Gadis cantik blasteran Jerman menghampirinya dengan senyuman lebar yang terlihat indah ketika lesung pipinya terbentuk.
"Kenapa ?" Riko menatap gadis itu yang sudah duduk di sebelahnya
"Gimana?"
"Apa?"
"Iki?"
Riko mengumpat dalam hati lalu berusaha tersenyum "beres!"
"Sekarang dia dimana?"
"Ga tau!"
"Ko! Awas ya lo kalo dia suka ke cewe lain !"
"Emang ada cewe yang lebih cakep dari lo?"
Gadis manis bernama lengkap Keiza Anastasia Gilbert itu tersenyum.
"Udah ya, gue duluan" Riko beranjak, namun Keiza menahannya.
"Ko! Gue sayang banget ke dia.."
Riko yang tersenyum kecil, menepuk pelan pundak Keiza "Lo cantik. Masih ada cowo yang lebih dari Iki. Tenang aja.."
Keiza diam. Merenungi ucapan Riko namun perasaanya masih saja gelisah. Riko memandangi raut wajah Keiza dan dalam hati berucap
Padahal dari dulu, gue selalu ada di belakang lo, Kei....
.
.
.
Nayla menghentikan langkahnya "Ngapain disini?!"
"Kena hukuman yak?!"
Vera dan Nayla sontak kaget melihat sosok pria itu memegangi alat penyedot toilet. Tepat berdiri di pintu depan toilet pria. Dua gadis itu memandangi Rizky aneh "Ngapain lo ki?!"
Rizky tersentak sadar menahan malu. "Eh ini bu...bukan Iki kok"
"Terus siapa?" Tanya Nayla menanggapi pernyataan konyol Rizky.
"Ini...."
Vera mendengus "Kirain anak baik baik"
Habis gue! Kepolosan gue pasti luntur di mata kak Nayla!
"Iki...cuma numpang narok doang. Ini hukuman temen sekelas iki" Ia mencari alasan
"Siapa?"
"Riko!"
"Ya udah! Tarok sana! Jijik gue liatnya!" Vera berusaha tidak curiga. Sedangkan Nayla tidak mungkin berfikiran buruk tentang pujaannya
"Iya! Terus kakak ngapain? Nunggu iki?"
"Iya!" Jawab Vera ngegas.
"Ngapain? Balik aja"
"Kenapa emang kalo kami nunggu?"
"Eh beneran di tungguin?" Rizky pura pura gembira "ya udah! Kalo lama jangan salahin"
"Makanya jangan lama!" Entah kenapa Vera tiba tiba bergelut emosi
"Ya udah! Kakak semua pul-" ucapan Rizky terhenti ketika mendengar seseorang meneriaki namanya.
"IKI ! " sepasang manusia menghampirinya.
Nayla dan Vera saling bertatapan heran.
"Ngapain kalian disini?" Wajah Rizky sewot melihat kedatangan Riko bersama Keiza
"Kamu ngapain megangin alat itu ? Dapet hukuman?" Keiza menatap Rizky cemas
Nayla memperhatikannya. Seketika peka dan merasa curiga, seakan akan tahu gadis itu pasti menyimpan rasa.
Sedangkan Riko memandangi Nayla lama. Dalam hati ia berucap tidak menyangka tipe Rizky seperti ini, Padahal di bandingkan wanita pengagum Rizky, Nayla benar benar merosot. Dengan cara bicara yang terdengar tidak sopan (ngegas) di tambah gaya yang kasar (tomboy) dan terlihat angkuh. Riko hanya tediam dengan perasaan tak pecaya
"Ko! Bawa ni bocah pergi!" Ujar Rizky
"Dia mau ketemu lo! Kasian gue!"
"Dia siapa si?" Vera angkat suara
"Dia...tem-"
"Pacar!" Potong Keiza mengulurkan tangannya pada Vera "Namaku Keiza. Calon pacar Rizky"
Phuft!
Nayla ngakak. Keiza menoleh padanya sewot "kakak siapa?!"
"Nama gue Nayla. Kelas Sebelas IPS-satu" Nayla mengulurkan tangannya. Perkenalan itu di anggap kasar oleh Keiza karena terdengar nada suara Nayla seperti mengajak berdebat, kebarbaran dalam diri Nayla memang sudah ke akar akarnya
Keiza diam. Menatap Nayla lama dan langsung menyimpulkan gadis ini bukan anak baik baik
"Udah ah! Kalian ngapain disini? Maaf ya kak nyita waktu kakak" Rizky memandangi Vera dan Nayla bergantian lalu berhenti lama menatap Nayla
"Gapapa! Ya udah kami duluan aja!" Ujar Nayla dan kemudian beranjak bersama Vera
"Okay kak ! Ntar chat Iki ya..." ujarnya pelan di saat Vera dan Nayla sudah menjauh.
"Ha?.." Nayla menghentikan langkah nya. Sialnya ia mendengar suara Rizky. Ia pun menoleh dan tersenyum lembut "OKAY! "
.
.
.
[Malamnya, Di kamar Nayla. Pukul 21.35]
Tak ada balasan lagi setelahnya. Nayla merenung sejenak. Mungkin saja perasaannya bukan sepihak. Jika tidak, Rizky tak mungkin menghubunginya
Namun Nayla masih tidak paham, tidak yakin, tidak percaya, Masih ada pria yang memberi peluang padanya setelah melihat perawakan tomboy yang dikenal angkuh itu.
Bahkan...pemikiran orang lain terhadapnya lebih menyakitkan, hanya karena sudut pandang visual. Tanpa mengenal kepribadian asli Nayla yang sesungguhnya
(BERSAMBUNG...)
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Teen FictionYang ia pikir bahagia tepat di depan matanya ternyata adalah luka yang tidak pernah ia kira sebelumnya. . . Sepenggal kisah tentang masa remaja ketika mengenal Cinta Pertama _________ Friendship, Teenlit And Love or Lost ©kook197