ANCAMAN - Chapter 6

121 15 1
                                    

"Eh buset?!" Nayla yang sedang merapikan mukenanya sontak kaget. Notifikasi ponsel berbunyi sepagi ini?!

Ini masih pukul 05.13 dan dia juga barusan selesai shalat subuh. Mungkin Vera yang membangunkannya. Itu karena Vera tipe cewe alim yang sering ngabarin buat sahur untuk puasa sunnah. Tapi tidak mungkin setelat ini jugakan? Jikapun memang untuk sahur, Vera bisa menghubunginya jam setengah 4 subuh.

Tidak ingin berkutik dengan fikiran sendiri, dengan cepat ia mengaktifkan ponselnya. Tiba tiba Jantungnya berdetak cepat. Tanpa sadar ia tersenyum. Tangannya tiba tiba dingin.

"Anak ini ngapain ?"

Apa ini mimpi? Dia menepuk pipinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apa ini mimpi? Dia menepuk pipinya sendiri. Bahagia tak terkira dengan perasaan bertanya tanya.

"Kali aja dia juga barusan shalat" ia berusaha tidak terlalu melebihkan perasaan. Jika halusinasi yang ia pikirkan tentang Rizky merindukannya, dia mungkin bisa saja patah nantinya

Dan segera membalas chat tersebut

Dan segera membalas chat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


1

2

3

4

Menit kemudian...

Tidak ada balasan

Nayla menyerah untuk menunggu balasan kemudian memilih mandi untuk berangkat ke sekolah walaupun masih dengan perasaan gelisah tentang Rizky yang tiba tiba tidak membalas pesan itu kembali.

Ah lagi pula apa yang dikhawatirkan, toh Rizky bukan tipe Wanita PMS yang sering ngambekan

.
.

Di lain tempat, waktu yang sama

Rizky memegangi dadanya. Ia pikir Nayla masih tidur. Jika tahu Nayla akan membacanya secepat ini. Mungkin ia tidak akan berani, ia memang tipe cowo pengecut.

Untuk saat ini. Karena ia takut jika mereka sudah saling mengenal dan sangat dekat nantinya, Nayla akan tahu bagaimana kepribadian asli Rizky dan dia akan kecewa.

Itu ketakutan terbesarnya. Kekecewaan Nayla yang berasumsi tentang kepolosan pria ini yang ternyata hanyalah halusinasi semata

.
.

Di sekolah. Pagi, pukul 07.30

"Woi Nayla!"

Seruan seseorang menghentikan langkah Nayla yang ingin memasuki kelas untuk meletakkan tas.

"Lo kemaren ngapain ?!"

Cowo ini lagi ! Cowo kelainan jiwa yang selalu mencari gara gara. Ini masih terlalu pagi untuk bergelut dengan makhluk astral di depannya kini

Bahkan Nayla tidak tahu sekarang dia sedang bicara apa

"Lo kemarin ngechat apa sama pacar gue ?!" Ia menatap Nayla tajam seakan akan membunuhnya sekarang.

Nayla berusaha menahan rasa takutnya. Ia baru mengerti maksud Pria ini. Kemarin itu pacar dari Pria itu mengirim Dirrect Messenger padanya. Hanya untuk menanyakan bagaimana tingkah laku Pria gila ini di Sekolah karena Cewe itu beda sekolah dengannya. Ck! Itu bahkan bukan hal yang penting

Nayla hanya menjawab fakta yang ada. Bukan menjelek-jelekkan. Lagi pula sikap asli pria ini memang sudah sangat buruk

Tapi Nayla enggan menjawab. Menatapnya dengan tatapan muak

"Woi anjeeng ! Jawab!"

Beginilah nyatanya. Apakah Nayla yang salah disini? Pria ini sudah SMA tapi kelakuannya bahkan seperti orang yang tidak pernah masuk TK

"Pacar lo duluan yang ngechat gue"

"Terus lo jawab apa ?! Lo ngerendahin gue setan!!!" Ia berteriak. Semua murid di kelas berhamburan keluar menyaksikan melalui jendela. Tidak ada yang berani mendekat, takut jika ia tak akan bisa melihat dunia keesokan paginya

Temasuk Vera yang ada di antara mereka. Berdoa di sana agar Nayla baik baik saja.

"Gue ga ngerendahin lo! Gue cuma jawab fakta yang ada! Kalo lo malu sama pacar lo, harusnya lo berubah !" Suara Nayla meninggi. Dia gagal mengontrol emosi. Entah keberanian dari mana berhasil sebagai siswi pertama kali yang membentak Devano Sastra Pradito yang paling ditakuti di sekolah

Pria ini menggeretakkan giginya dengan rahang yang mengeras. "OKE ! LO MATI KALI INI !" Tangannya melayang ke udara dan ..

"NAYLAA LARIIIIIIIIIII !" Vera memekik dari lewat jendela.

Untungnya tamparan itu tidak berhasil mengenai Nayla. Gadis itu lari di sekuat tenaga mencapai kantor dewan Guru . Dia harus melaporkan kekerasan Devan kali ini. Ini bahkan terjadi bukan hanya sekali dua kali

.
.

BRUK !

Namun sialnya tak sengaja menabrak seseorang yang berlawanan arah dengannya. Pria itu meringis memegangi bahunya.

"Maaf !" Nayla tak sempat melihatnya dan cepat cepat pergi dari sana

"Eh kak Nayla?" Pria itu menahannya

Nayla berhenti dan menoleh kemudian tersenyum lega. Tidak menyangka sosok pria yang barusan bertabrakan dengannya adalah Rizky.

"Kenapa kak ?" Ia menatap Nayla heran yang terlihat ketakutan

Nayla menunjuk pria yang sedang berlari mengejarnya disana, sudah hampir mendekat

"Akirnya ! Dapet juga lo!" Devan tepat di depan mereka saat ini

"Gue ga bakal ngehajar lo ! Sekarang minta maaf lo ke gue ! Cepet!!" Suara pria ini melebihi Toa. Tidak tau lagi maksudnya apa. Entah untuk mencari sensasi atau mempermalukan Nayla. Yang pasti ia sudah tersenyum licik dalam hatinya

"Lo siapa ?!" Rizky menatapnya tak kalah ngeri

"Lo yang siapa bocah ingusan?! Minggir lo !" Devan menjauhkan Rizky kasar dari Nayla.

Namun dengan cepat ia menepis tangan Devan darinya seraya menatap pria itu tajam "Berani lo ganggu dia..." ia menjeda dan menekankan kata katanya "gue patahin tangan lo" suara Rizky benar benar berbeda, Nayla bergeming disana tak menyangka Image polos Rizky bisa berubah menjadi pria Manly

Yang di ancam malah tertawa keras. Ralat, ia terlihat memaksa tawanya yang membuatnya malah terlihat seperti joker

"Sehebat apa lo nantangin gue ? Emang lo siapa nya?" Kali ini rasanya si Joker benar benar akan memakan Rizky hidup hidup

Rizky tersenyum remeh memandangi Devan kemudian ia berbisik "gue pacarnya! Gue ga bakal biarin lo hidup kalo lo sentuh dia"

(BERSAMBUNG...)

JUNIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang