Nayla berdiri menatapnya lantang. "Apa lo bilang barusan?"
Devan tersenyum "Lo bener bener ga bersyukur ya.., coba lo liat wajah gue baik baik"
[DEVANO SASTRA PRADITO] ↓
Semua terdiam, memandangi Devan aneh.
"Coba lo pikir, cowo seganteng gue baik banget ke lo. Dan lo masih aja kasar ke dia ?" Tidak tahu anak ini kenapa bisa sangat percaya diri. Tidak biasanya ia seperti ini. Ia berucap dengan songong nya membuat Rizky dan Edo menahan tawa
Namun Nayla masih emosi "itu kerena lo ga waras!!"
Tawa mereka akhirnya pecah.
Untung saja, Devan jatuh cinta. Jika tidak, Nayla habis di tangannya.
"Lo ini kenapa ?!" Bentak Nayla, kesabarannya mencapai batas. Ia kemudian menarik Devano ke kelas. Sedangkan Rizky dan Edo masih di luar
Rizky sedikit kecewa pada Nayla tapi ia tidak mungkin memperlihatkannya. Bagaimana mungkin gadis itu membawa pria lain berdua di kelas yang kosong itu sedangkan pacarnya menunggu di luar.
"Okay! Gue udah lama mau nanya ini. Gue tau lo bakal kasih jawaban yang ga masuk akal. Tapi kali gue mohon sama lo, lo bisa ngomong waras ke gue ?!" Nayla menatap Devano dengan tatapan memohon
Akhirnya !!
Mungkin moment ini yang sangat Devan harapkan. Ia tersenyum bahagia "Gue ngomong masuk akal kok. Emang orang yang lo anggap gila itu ga boleh jatuh cinta ?"
Deg! Mati sudah dia!
Jantung Nayla kenapa ?! Aaargh! Kenapa bisa tiba tiba berdetak secepat ini..?!
"Maaf! Kayaknya gue salah ngomong" Dia kembali keluar kelas. Mencari Rizky namun pria itu menghilang entah kemana
"Rizky mana, Do?" Tanyanya pada Edo yang masih di luar sendirian sedang memainkan game dari ponselnya
"Ga tau. Pergi bentar katanya"
Hatinya menyayat di penuhi rasa bersalah.
Nayla bergeming.
Harusnya dia menjaga perasaan Rizky! Harusnya dia tidak bertindak bodoh!
"Nayla!" Vera akhirnya datang setelah lebih dari 20 di kantin. "Maaf gue lama! Tadi Bi kantin nagih hutang"
.
.
."Rizky......" Keiza tersenyum setelah menunggu lama Rizky di kelasnya.
"Ngapain lo di kelas gue?" Rizky berjalan kearah Kezia yang duduk di kursinya, ia lalu meraih sesuatu dari tas. "Riko mana?"
"Ga tau. Aku dari tadi ga liat dia"
"Sendirian doang?"
"Iya. Nunggu kamu"
Rizky mengangguk santai lalu beranjak.
"Ki! Mau kemana lagi ?!" Teriak Keiza dari dalam kelas ketika Rizky sudah menjauh berjalan keluar
"Nyari inspirasi !"
Kezia mengejarnya. Ia tahu pria itu akan kemana. Kata Riko, kalau Rizky nyari inspirasi itu artinya dia pengen sendirian buat ngerokok di belakang Aula
Rizky tidak perduli ketika Keiza mengekorinya.
Setelah tiba di belakang Aula yang sepi, Rizky mengambil benda itu dari kantong celananya lalu menghidupkan rokoknya dan menghisapnya perlahan
Mata Kezia berbinar. Ngerokok aja di ganteng...
Ya Allah, Betapa sempurna ciptaan Mu yang satu ini
Asap rokok menyeruak membuat Kezia batuk dan sesak. Matanya juga tiba tiba perih.
"Udah kesana aja" ucap Rizky seraya menyibak abu rokok itu lalu beralih menatap Keiza
"Aku mau nemenin kamu" jawab Kei sewot. Padahal ia sangat kesal pada Rizky saat ini pria itu terlihat tidak menghargainya sama sekali.
"Sesuka itu lo ke gue ?" Tanya Rizky tanpa ekspresi . Pertanyaan yang membuat Gadis itu hampir kejang
Kei mengangguk tanpa sadar. Rizky tersenyum, membuang puntung Rokoknya yang masih tersisa banyak itu lalu mengacak rambut Kei dengan gemas "gue sayang kok ke lo...."
Kei terdiam. Jiwanya benar benar melayang.
"Sebagai sahabat. Dan lo...jangan pernah nyakitin diri sendiri demi cowo kek gue. Okay ?"
.
.Pulang sekolah, Di Cafee dekat sekolah mereka. Pukul 15.00
"Kenapa sih pada diem gini ? Jadi ga kita habis ini ke tempat Devan?"
Pertanyaan Vera belum kunjung mendapat jawaban. Devano dan Nayla sibuk dengan imajinasi masing masing
"WOI NYET !" Vera memukul meja sehingga beberapa orang melihat ke arah mereka mengumpat kaget
"Astagfirullah, Ra!" Nayla hampir ingin menjambak rambut sahabatnya itu
Devano masih santai tanpa ekspresi
"Gimana ? Ke rumah Devan ga ?!"
"Iya!"
"Van!! Gimana ?" Vera melirik Devan kesal. Pria ini dari tadi hanya diam
"Hm.."
.
."Rumah lo kok sepi banget! Angker ga ni ?" Vera yang hobi nonton film horor ternyata punya rasa takut juga. Ia memandangi setiap sudut rumah Devan ngeri
"Gue udah lama tinggal sendiri"
Mereka serentak menatap pria itu tak percaya. Kenapa juga tiba tiba kehidupannya sangat mirip dengan Nayla? Gadis itu juga tinggal sendirian , Ralat. Berdua, dengan Nando yang memang jarang ada dirumah
"Semenjak kapan ?"
"Semenjak bokap meninggal"
Hening...
"Ya udah! Kita ngerjainnya dimana?" Tanya Vera.
"Atas"
Setelah mereka berada di lantai atas, Ruang tengah. Vera mangut terkagum kagum.
Devan sangat kaya ...Tapi ia benar benar tinggal sendirian?
"Gue ngomong sama Nayla bentar..." ujar Devan setelah di angguki Vera, ia menarik Nayla membawanya agar bisa bicara berdua
"Kenapa si?" Nayla melepas kasar tangan Devan darinya
"Gue mau lanjutin yang di sekolah tadi"
"Apa ?"
"Emang kenapa cowo kek gue ga boleh suka ?"
"Ha?"
"Suka ...." Devan menjeda ucapannya
Mereka saling terdiam dan tujuh detik kemudian Pria itu melanjutkan "Ke lo"
[BERSAMBUNG.......]
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNIOR
Teen FictionYang ia pikir bahagia tepat di depan matanya ternyata adalah luka yang tidak pernah ia kira sebelumnya. . . Sepenggal kisah tentang masa remaja ketika mengenal Cinta Pertama _________ Friendship, Teenlit And Love or Lost ©kook197