Ya. Setelah 2 bulan honeymoon di berbagai destinasi indah, romantis dan memacu adrenalin sedikit, kami kembali ke Jakarta karena sejumlah pekerjaan sudah menanti. Belum lagi, Yovie and Nuno juga tampil di malam Valentine's Day di salah satu hotel di Jakarta bersama denganku. Ini karena aku masih 1 manajemen dengan Yovie and Nuno dan Dikta Project. Jadi, bisa dipastikan, kami manggungnya nyaris selalu bersama. Seperti hari itu. Seminggu setelah pulang honeymoon, kami berlatih lagi untuk persiapan konser disela jadwal pekerjaan yang padat. Kali itu, mama, mami dan oma juga ikut. "Waduh...Masta kalau udah sama istrinya, beda banget chemistry nya. Mesra gitu," goda mami. "Harus, Mi. Kan, istri tuh dicintai, disayang sepenuh hati," balas Dikta. Kurangkul sayang pinggangnya. "Mas. Aku juga gitu. Kalau nyanyi gak sama kamu, rasanya beda. Kan, rata-rata laguku tuh buat kamu," ucapku. "Iya, aku tahu itu, Sayang. Eh...Kamu belum makan ya. Sama. Aku juga. Kita semua makan dulu yuk," ajak Dikta. Ia mengajakku, juga mama dan mami serta oma ke salah satu restoran tak jauh dari lokasi latihan kami hari itu.
Usai makan dan berlatih, aku dan Dikta mengajak mama, juga mami dan oma untuk shopping di salah satu mall. "Nah. Mama, mami dan oma boleh belanja apa aja," ucapku. "Kami yang bayarin. Sekalian, Insya Allah, bulan Maret nanti, kita ke Jepang karena kami mau buat video klip," sahut Dikta. "Iya. Untuk lagu duet kami," jelasku. "Masya Allah....Jadi, kami nemenin kalian kerja lagi?," tanya oma. "Iya, kami percaya, dengan adanya oma, juga mama dan mami, segalanya akan dimudahkan. Kan, doa ibu untuk anak tuh paling makbul," jawabku. Spontan, aku dan Dikta dipeluk oleh oma, juga mama dan mami. Mereka pun berbelanja dan kami berdua membayarnya. "Jenk. Semoga Dini dan Dikta bisa langgeng terus ya, rumah tangga nya. Kayak kita berdua," ucap mama pada mami. "Itu juga doa saya, Jenk, buat mereka. Semoga mereka bahagia dan selalu rukun rumah tangga nya," sahut mami. "Dan juga, mereka berdua sehat terus, juga, cepat kasih oma nya ini cicit," timpal oma. Kami tertawa mendengarnya. Kalau mama dan mami malah lebih santai. Mereka memilih tak membebani kami dengan pertanyaan seputar anak. Ini karena mereka juga paham bahwa kesibukan kami sedang banyak.
Saat kami kerja bareng di salah satu konser bertema Valentine, 3 hari sebelum berangkat ke Jepang. "Wah...Ada anak Om Dikta nih," ucap Dikta begitu melihat Kimmi. Bocah lucu itu segera minta gendong dengan suamiku. "Uh...Kimmi sayang. Sama tante yuk," ajakku. Namun, ia menolak dan memilih untuk digendong Dikta. Aku membiarkannya. "Din. Udah deh. Habis launching single kamu nanti, sekalian launching baby," ucap Windura. "Iya. Semoga cewek ya," balas Mas Ady. "Kok cewek?," tanyaku. "Iya. Biar Kimmi ada temannya," balas Mas Ady. "Untuk itu, jujur, gue sih gak terlalu targetin kapan. Sedikasihnya aja nanti," tukas Dikta. Aku paham, Dikta begitu karena ia tak ingin aku terlalu stress. Saat konser, beberapa lagu cinta ala Yovie and Nuno dibawakan. Aku juga membawakan single ku yang berjudul Tiada Keraguan dan Malam Ini, juga lagu bertajuk My Valentine dan I Love You All The Way. Semua lagu itu memang kupersemahkan untuk suamiku tersayang. Selain itu, aku juga duet bersama suamiku. Kubawakan lagu In Love With You, yang memang menggambarkan kisah cinta kami, dimana kami tak ingin saling meninggalkan dan ingin tetap bersama sampai kapanpun karena kami saling mencintai. Selain itu, kami juga membawakan single duet pertama kamu berjudul Kemenangan Hati, kemudian, kami nyanyikan lagu You Are The Reason dan Kulakukan Semua Untukmu. Ya. Semua duet dan memang, kami memilih lagu yang menjadi doa indah bagi pernikahan kami. "Masya Allah..Mama senang banget. Kalian bisa sangat kompak," puji mamaku, yang ikut saat kami show. "Iya, Ma. Kan, lagu itu juga doa bagi pernikahan saya dan Masta," balasku. "Iya, Ma. Apalagi, lagu In Love With You. Beneran, jadi inget waktu kita selisih paham dan jauhan tapi tetap saling cinta," ucap Dikta. Lalu, kami kembali ke rumah karena sudah sangat malam. Malah, aku tertidur dimobil. Karena tak tega membangunkanku, Dikta menggendongku sampai kekamar. "Kok gak dibangunin aja?," tanya mama. "Gak usah, Ma. Kasian. Ntar malah Dini nya pusing kalau saya bangunin. Udah pules dia tidurnya," jawab Dikta sembari menggendongku dengan hati-hati ke kamar kami. Mama melihat dan membatin, "Jaga selalu pernikahan anakku, Ya Allah. Hamba juga bahagia karena mendapat menantu seperti Dikta, yang mampu mencintai anak hamba dengan tulus."
Saat kami berangkat ke Jepang untuk syuting video klip ku. "Wah..Bisa pas. Banyak sakura dan ini cocok sama klip kalian. Rencananya, kalian berdua nanti ketemu di perpustakaan. Trus, Dikta nyatain cinta ditaman sakura ini. Malah, pernikahan kalian juga digelar di salah satu taman yang paling indah disini. Sampai nanti, kalian menua dan pergi bersama ke dimensi lain dengan bergandengan tangan. Ya....Mirip dengan kisah cinta sejati di banyak novel," jelas Om Jay, sutradara klip kami, sata menjelaskan ulang konsep video klip. Kami setuju dan esoknya, kami mulai syuting. Usai briefing, kami yang tak mau membuang waktu, langsung eksplore di taman yang penuh sakura ini. Malah, Mas Ichan menawarkan agar kami foto dahulu. "Kalau foto pake baju Jepang nya, sekalian syuting besok di Kyoto aja. Kan, besok di Kyoto dulu, baru ambil gambar disini. Ngejar jam buka nya," jelas Mas Ichan. Kami setuju saja. Alhasil, beberapa pose diabadikan. Ada pose dimana Dikta mengangkat tubuhku dan aku memegang pundakya sembari kami bertatapan. Kuupload foto itu dengan caption, 'I will always love you, I will always stay true. There's no love who loves you like I do. Come to me now, my husband.' Kalau Dikta malah mengupload foto saat kami saling berpelukan dengan caption, 'I will never leave you, I will stay here with you. Through the good and bad I will stand true. Hold me closer always, my lovely wife.' Saat syuting di Kyoto esoknya, kami memakai pakaian adat bangsawan Jepang. Ini membat kami tampak berbeda.
"Cantik banget kamu, Yang," komentar Dikta saat kukenakan kimono dengan motif bunga sakura pink. Ia memakai busana ala kaisar Jepang, dan aku, memakai busana ala putri Jepang. "Kamu juga ganteng, Mas," balasku. Maka, syuting kami lakukan dengan semangat. Tak banyak take. Malah, beberapa adegan cukup dilakukan sekali. Disela syuting, malah kami sempat foto lagi dengan busana adat Jepang. Aku mengupload foto saat kami disampan dengan caption, 'Our love is forever, and nothing gonna change my love for you, my lovely husband.' Dikta memilih mengupload foto saat ia memelukku dari belakang dan aku mengusap pipinya dengan caption, 'Holding us together. Nothing in this world can stop us now. I love you all the way, my lovely wife.'
YOU ARE READING
My Sunglasses Man
General FictionDia adalah sosok kakak, calon suami, sekaligus pengganti sosok ayah bagiku. Kami sama-sama sudah tak memiliki ayah lagi. Dia hadir dihidupku lewat sebuah ketidak sengajaan. Awalnya, aku tak suka dengan sosok lelaki berkacamata. Tapi, dia, Dikta ku...