Tujuh

5K 210 3
                                    

"Kondisinya cukup parah bu, luka yang berada di mulut nya mungkin jika terlambat ditangani akan mengalami infeksi" ucap seorang dokter,

Bu Fatma memperhatikan apa yang dokter ucapkan dengan sangat fokus.

"Tapi, luka itu masih bisa disembuhkan kan dok?" Tanya bu Fatma,

"Tentu, nanti luka dan jahitan di pipinya akan mengering dan usahakan sebulan sekali kontrolnya rutin dan tepat waktu ya bu, supaya lukanya sembuh dengan cepat" ucap dokter tersebut,

Bu Fatma hanya mengangguk, sambil menatap Riri yang terbaring lemas dengan jahitan yang mengerikan di pipinya.

***

Bu Fatma mendorong kursi roda yang diduduki oleh Riri.

Riri yang saat itu masih belum terlalu baik terpaksa menaiki kursi roda.

Pak Badri membukakan pintu, dan seketika anak-anak panti mengurumuni Riri yang baru datang.

Namun sayang, anak-anak Panti seketika menjaga jarak ketika melihat kondisi Riri yang mengerikan tersebut.

Tak bisa dibayangkan, bagaimana jadinya jika wajah seseorang dipenuhi dengan jahitan yang mengerikan tersebut, ditambah ekspresi Riri yang dingin menatap anak-anak panti dengan tatapan dingin.

Bu Fatma memberikan gelengan kepada anak-anak panti, menandakan bahwa ia mengisyaratkan kepada anak-anak untuk memberi jalan kepada Riri.

Anak-anak panti kemudian membuka jalan dan membiarkan Riri dan bu Fatma lewat.

Anak-anak panti menatap Riri, sedangkan Riri hanya menatap kedepan dengan tatapan yang dingin-amat-sangat-dingin.

"Hallo Ri..ri" sapa Asmara yang tiba-tiba merasa takut dengan Riri.

Yah, siapa yang tidak takut dan ngeri melihat wajah yang dipenuhi dengan luka jahit itu, bu Fatma saja tidak tega melihat kondisi Riri saat itu.

Bu Fatma membawa Riri ke kamarnya, dan kemudian menyuruh Bu Andin untuk membuatkan makanan untuk Riri.

"Andin, tolong kamu buatkan makanan untuk Riri ya!" Ucap Bu Fatma,

"Iya bu baik, mau dibuatkan makanan apa?" Tanya Bu Andin,

"Kamu buatkan saja sup dan teh hangat" jawab bu Fatma,

"Baik bu" ucap bu Andin seraya pergi meninggalkan bu Fatma,

Bu Fatma kemudian berbalik dan menghampiri Riri,

"Riri, kamu istirahat saja dulu, ayo ibu bantu kamu ke ranjang" ucap bu Fatma,

Riri tak merespon ucapan bu Fatma, ia hanya menatap bayangan nya di cermin dengan tatapan kosong.

"Riri?" Tanya Bu Fatma,

Riri kemudian melotot, tubuh nya kejang, sambil menunjuk sesuatu.

Bu Fatma sontak terkejut, ia memegangi tubuh Riri yang kelihatan nya ketakutan.

Bu Fatma melihat apa yang ditunjuk Riri, namun Riri hanya menunjuk bayangan nya sendiri sambil memelototkan matanya.

Tanah TeluhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang