Dua puluh

4K 173 6
                                    

Makhluk mengerikan tersebut menatap seisi ruangan,  wajah nya yang mengerikan bergantian menatap semua yang ada disana.

Bak menemukan harta karun, mbah Darmijo sangat bahagia bisa melihat makhluk tersebut.

"Akhirnya kamu bangkit." ucap mbah Darmijo,

Bu Andin yang melihat makhluk tersebut sedikit ketakutan, kemudian ia melihat ke arah mbah Darmijo yang terus-terusan tersenyum melihat makhluk tersebut.

"Sstt... mbah! Cepetan!" panggil bu Andin,

Mbah Darmijo sontak menoleh, kemudian ia menunduk pelan, dan kembali menghadap sesajen di depan nya.

Ia mulai membaca mantra, dan bu Andin mengeluarkan sebuah kalung dengan 11 boneka putih yang lehernya terdapat rambut.

Mbah Darmijo terus membaca mantra-mantra nya, hingga akhirnya ia melemparkan sesuatu kedalam sesajen nya dan kemudian,

"Arrggghhhhh!!!!!!" makhluk tersebut berteriak,

Dan setelah itu ia berjalan menghampiri anak-anak panti, kemudian tangan nya menunjuk ke arah Riri, dan seketika itu juga tubuh Riri kemudian melayang di udara.

Perlahan tubuh Riri mendekat ke arah makhluk mengerikan tersebut dan kemudian tangan makhluk tersebut berubah posisi, tangan nya seperti siap mencekik leher Riri sampai putus.

Tubuh Riri semakin mendekat, bu Fatma yang melihat nya sontak histeris, beberapa kali ia berteriak kepada bu Andin, namun bu Andin seperti tidak peduli.

Makhluk itu sedikit membuka mulutnya dan seketika itu juga wajahnya berubah menjadi sangat mengerikan, kini Riri dicekik oleh nya, mbah Darmijo terlihat terus-terusan membaca mantra-mantra nya.

Riri yang kesakitan berusaha berteriak, namun cengkraman setan tersebut terlalu kuat sehingga melukai leher Riri dan kemudian darah mulai mengalir dari leher Riri.

"Lepaskan Riri! Tolong lepaskan dia!" teriak bu Fatma,

Bu Andin yang mendengar nya semakin senang, bu Andin tertawa kecil melihat semua orang di ruangan ini tersiksa oleh nya.

"T.... t... t.... tolong." lirih Riri pelan,

"Ibu mohon lepaskan mereka semua Andin! Lepaskan! Maafkanlah mereka!" rengek bu Fatma,

Bu Andin kemudian menoleh ke arah bu Fatma dan mendekati nya.

"Sudah cukup saya bersabar, sekarang mereka harus merasakan apa yang aku rasakan." ucap bu Andin,

"Tolong lepaskan mereka Andin... hiks... ampuni mereka Andin, mereka masih anak-anak." rengek bu Andin,

"Hhh... kemana kalian saat suamiku mati, menangis saja tidak!" bentak bu Andin sambil menendang kepala bu Fatma.

Bu Fatma menangis, ia semakin takut. Sedangkan bu Andin terus saja tersenyum bahagia melihat semua anak Panti tersiksa dengan neraka yang ia ciptakan.

Makhluk mengerikan tersebut kemudian menghampiri April. April yang masih lemas tidak berdaya hanya bisa menunduk tanpa memperdulikan keberadaan makhluk mengerikan tersebut.

"ANDIN!!!! HENTIKAN!!!!" teriak bu Fatma,

Greeppp....

Makhluk itu segera mencekik leher April, ia mengangkat April hingga tidak tubuhnya tak lagi menapak ke tanah.

Bu Fatma melotot sambil menitikkan air mata, Asmara menangis, anak-anak panti yang lain tertunduk sambil menangis.

Bu Andin tertawa melihat semua penderitaan anak-anak Panti. Dimas menatap wajah bu Andin, emosi didalam tubuhnya begitu berkobar melihat wajah nya yang puas akan neraka ini.

Tanah TeluhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang