Delapan

5.1K 203 10
                                    

"AAAAA!!!!"

Bu Fatma yang mendengar teriakan tersebut sontak berlari, sambil mendorong kursi roda Riri.

"Ada apa?! Andin?!" Tanya Bu Fatma,

Bu Andin menoleh ke arah bu Fatma, dan kemudian menunjuk sesuatu di bawah meja.

Bu Fatma menghampiri arah yang ditunjuk oleh bu Andin, dan melihat seekor bangkai ular yang sudah membusuk.

Bu Fatma yang melihat nya mundur beberapa langkah sambil menutupi hidung nya.

"Dimana Badri? Panggil dia!" Perintah Bu Fatma,

Bu Andin segera pergi dan memanggil pak Badri, setelah itu datang pak Badri yang membawa sapu dan kantong plastik.

"Ah, Badri coba kau buang ini!" Perintah bu Fatma sambil menutup hidung,

Pak Badri mendekati bangkai ular tersebut, sambil menjauhkan wajahnya supaya tidak mencium bau menyengat bangkai ular tersebut,

Ia kemudian membawa nya keluar dan membuang nya ketempat sampah.

"Sudah, masalah sudah selesai" ucap pak Badri,

"Tunggu dulu, kalian tidak makan?" Tanya Bu Fatma,

"Makan?" Tanya Reza,

Bu Fatma menatap Reza bingung, kemudian ia menatap Riri.

"Kita baru saja ingin makan siang, mendengar bu Andin berteriak kita langsung turun kebawah" jelas Reza,

Bu Fatma mengangguk dan kemudian menoleh ke arah bu Andin,

"Yasudah siapkan makan siang nya Andin!" Perintah bu Fatma,

"Iya bu!" Balas bu Andin,

Anak-anak panti kemudian duduk di bangku masing-masing sambil menunggu makan siang tiba.

Dan setelah itu Asmara datang dengan riang menuju meja makan.

"Selamat siang semuanya!" Seru Asmara,

Semua yang berada disana menatap Asmara dengan tatapan yang mencurigakan.

"Loh? Kenapa?" Tanya Asmara,

***

"Heii Badri apa kabar!" Ucap seorang pria berbadan gemuk dan kumis tebal,

Pak Badri menatap pria tersebut sejenak, sambil sedikit menyipitkan matanya.

"Ahh... Darto?" Tanya pak Badri,

"Hahahaha, kamu ini seperti lupa saja, jadi bagaimana? Kamu kembali lagi ya ke sini?" Tanya Pria bernama Darto tersebut,

"Ah, iya sekarang aku mengurus anak-anak panti" jawab pak Badri,

"Tunggu dulu, jadi sekarang rumahmu adalah panti asuhan?" Tanya pak Darto lagi,

"Iya" ucap pak Badri singkat,

"Ahahaha keren kamu Badri, bangga aku mempunyai sahabat sepertimu, yasudah aku lanjut berkeliling lagi" balas pak Darto,

"Silahkan silahkan" ucap pak Badri mempersilahkan,

Pria tersebut kemudian pergi bersama beberapa warga yang mengikutinya di belakang.

Pak Badri menatap punggung pria tersebut, ia sedikit tak menyukai pria tersebut walaupun dia adalah sahabat pak Badri.

Tanah TeluhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang