Epilog

4.6K 226 23
                                    

"Semuanya baik-baik saja, hanya membutuhkan perawatan sampai-kira-kira minggu depan," ucap seorang dokter,

"Terimakasih dok." lirih bu Fatma,

"Saya permisi terlebih dahulu." ucap dokter tersebut sembari pergi meninggalkan bu Fatma sendirian.

Bu Fatma kemudian mendekati Dimas, ia kemudian duduk di sebelah nya sembari mengelus-elus kepalanya.

"Kamu yang sabar ya, maafin ibu." ucap bu Fatma.

"Hmm... tak apa bu, semua sudah berlalu dan semuanya juga baik-baik saja bukan?" tanya Dimas,

Bu Fatma yang mendengar pertanyaan Dimas, hanya bisa menjawab nya dengan senyum, menandakan bahwa semua baik-baik saja.

Dimas kemudian mencoba bangkit dari posisi nya, menyadari hal itu, bu Fatma kemudian membantu Dimas, dan menempatkannya dalam posisi yang nyaman.

Dimas menatap semua teman-teman nya, Andi, Reza, April, Riri, Sandi, dan Kiki. Yah... itulah yang tersisa, semenjak Bu Andin menyebar teror mengerikan tersebut.

"Ah... bu! Bagaimana dengan kondisi bu Andin?" tanya Dimas,

Bu Fatma yang mendengar namanya dipanggil oleh Dimas, sontak menoleh dan kemudian tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Dimas.

"Polisi sudah datang ke TKP kemarin, dan mereka menemukan 2 mayat yang sudah hangus di sana." ucap bu Fatma,

Dimas menunjukkan ekspresi bingung nya, dan kemudian membenarkan posisi duduknya.

"Jadi, bu Andin dan mbah Darmijo....?" tanya Dimas.

"Yah... mereka sudah mati." jawab bu Fatma,

"Lalu kak Asmara?" tanya Dimas,

"Beruntung dia dapat diselamatkan, dia ada diruangan sebelah." ucap bu Fatma,

Dimas merasa lega, akhirnya mereka bisa terbebas dari jeratan teror mengerikan tersebut.

Rasanya sangat lega, dan bahagia. Mengingat kedepan nya mereka akan hidup dalam balutan kedamaian.

Dimas tersenyum, sambil menatap semua teman-teman nya yang masih terbaring lemah.

***

2 tahun kemudian,

April menyiapkan beberapa piring dibantu Riri yang membawa nasi serta beberapa sendok ditangan nya.

Keduanya meletakkan nya di atas sebuah meja kecil, dan kemudian setelah itu mereka kembali menuju dapur.

Di dapur, terlihat Asmara dan bu Fatma yang tengah memasak, dan wanginya harum sekali.

"Ada yang perlu dibantu bu?" tanya April,

"Hei... sudah, gausah repot-repot, panggil saja teman-teman mu yang lain suruh cepat turun, makan!" perintah bu Fatma,

"Baik bu!" seru April seraya pergi meninggalkan bu Fatma dan Asmara di dapur.

Tokk... tokk... tokk...

April mengetuk pintu beberapa kali, sambil sesekali memanggil nama teman laki-laki nya.

"Dim! Rez! Di!" panggil April,

Kemudian pintu didepan April, terbuka. Terlihat Reza tengah berdiri disana sambil menatap nya.

"Ada apa?" tanya Reza,

"Eee... bu Fatma nyuruh kalian turun, untuk makan siang" ucap April gugup.

Reza memperhatikan gerak-gerik April, sedikit aneh namun lucu.

"K-k-kenapa gugup?" tanya Reza,

April menatap nya, kemudian menggeleng-geleng kan kepalanya beberapa kali dengan cepat.

"Ng-ng-nggakpapa!" seru April.

"Oh yaudah, kalo nggak kenapa-napa, ngapain masih disini?" tanya Reza,

April yang mendengar pertanyaan Reza seketika berubah menjadi ganas, wajahnya berubah menjadi masam dan sedikit sinis.

Kemudian April pergi meninggalkan Reza, berjalan cepat sambil sedikit berceloteh saat pergi.

Kemudian Reza, Dimas, dan Andi, keluar dari kamar nya, dan pergi menuju meja makan.

Kini mereka tinggal di sebuah rumah dipusat kota, mereka berpikir mungkin dipusat kota suasana nya sedikit berbeda, walaupun ramai setidaknya mereka jauh dari hal-hal mistis yang aneh.

"Ahh... ibu kangen banget.... suasana seperti ini" ucap bu Fatma,

"Semuanya juga begitu bu, semuanya rindu suasana seperti ini." ucap Asmara,

"Yah.. ibu harap selamanya, selamanya akan seperti ini, dak tidak ada lagi hal-hal seperti itu" balas bu Fatma,

"Semoga saja, semoga saja bu." balas April,

"Ayo makan! Ayo makan!" seru bu Fatma,

Semuanya kemudian mengambil lauk masing-masing, canda dan tawa kembali diciptakan hari itu.

Rasanya mereka sudah lepas dari bayang-bayang teror mengerikan 2 tahun lalu, mereka mulai bisa tersenyum kembali.

Kehangatan panti asuhan yang pernah hilang, kini kembali.

Mereka akhirnya bisa tertawa, setelah apa yang mereka lewati.

***

"Neraka akan senantiasa, bersemayam dalam diri sang pembunuh seperti kalian!"

***

Halo semuanya, bagaimana kabar nya?

Akhirnya novel Tanah Teluh sudah tamat. Tak terasa 5 bulan sejak novel ini ditulis akhirnya tamat.

Mungkin selama kalian membaca novel ini, kalian menemukan hal yang ganjil, atau kebingungan karena ketikan yang salah atau penyebutan nama yang salah. Saya minta maaf atas ketidak nyamanan tersebut.

Saya harap kalian akan terus menyukai novel-novel karya saya berikut nya.

Dan saya hanya bisa mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyak nya untuk para pembaca novel Tanah Teluh. Karena tanpa kalian, saya dan novel ini bukan apa-apa.

Terimakasih juga kepada semua pembaca yang memberikan semangat dan memberikan komentarnya dan itu saya jadikan supaya saya kedepan nya lebih baik lagi.

Terimakasih atas semua dukungan dan vote yang kalian berikan, saya selaku author hanya bisa mengucapkan Terimakasih yang sebanyak-banyak nya kepada semua pembaca novel ini.

Saya Erick Syhptr, pamit dan sampai jumpa lagi di novel-novel berikutnya.

Terimakasih, dan sampai jumpa.

Tanah TeluhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang